Ketika kamu sedang bernyanyi, suara siapa yang kamu dengar? Tentunya suara diri sendiri bukan? Tetapi bagi beberapa orang jawabannya perbeda.
Rasanya sulit untuk dipercaya tetapi hal tersebut dialami oleh mereka yang memiliki gangguan identitas disosiatif.
***
Beberapa orang pelayan berusaha menguping pembicaraan tiga orang yang berada di dalam ruang kerja raja.
Mereka sangat penasaran tentang hal apa yang dibicarakan sang raja dan Ksatria Trish kepada Odette.
"Apa kalian tidak punya kesibukan?" Anwen datang dan mengejutkan mereka semua. "Pergi!"
Sebelum para pelayan itu membuat alasan, Anwen segera meminta mereka untuk pergi dan setelah semua pelayan itu pergi, dia mengintip dan menguping pembicaraan ketiga orang yang ada di dalam.
"Jadi, selain Lucifer, siapa lagi yang sering atau pernah muncul?"
"Seekor anjing dan seorang pria yang sangat suka menari, namanya Jack." Trish memberikan keterangan dan Odette segera menulis jawaban Trish.
Saat ini dia sedang melakukan Amnesis dengan mewawancarai Rion dan Trish.
"Hanya itu?"
"Rine, dia pria yang suka menyakiti diri sendiri dan sangat ingin mengakhiri hidupnya," Trish kembali membuat keterangan dan Rion hanya bisa melepaskan napas lelah saat mendengar betapa kacaunya dirinya.
Odette cukup terkejut saat mendengar tentang kepribadian Rine. Jika Lucifer berbahaya bagi orang-orang yang ada di sekitar Rion maka Rine berbahaya untuk diri Rion sendiri.
"Apakah dia sering muncul?" tanyanya.
"Tidak sesering Lucifer," jawab Rion.
Di catatan Odette, sudah ada empat kepribadian yang teridentifikasi namun tidak menutup kemungkinan bahwa jumlah itu masih akan terus bertambah.
Odette tidak bisa membayangkan bagaimana sulitnya menjadi Rion yang harus menjalani hidup dengan kepribadian yang terpecah-pecah.
"Apa masih ada lagi?" Odette berusaha mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Sebelum masuk ke pertanyaan 'bagaimana' dan 'kapan' Odette akan lebih dulu fokus ke pertanyaan 'siapa'
"Hanya itu," kata Trish.
Odette menautkan kedua alisnya. Dia teringat dengan Bee yang memanggilnya dengan sebutan mama.
"Apa kalian yakin?" tanyanya dan Trish mengangguk.
"Bagaimana dengan Bee?"
Trish berekspresi bingung mendengar pertanyaan Odette sementara Rion nampak terkejut. Ekspresi terkejut itu segera ditangkap oleh kedua mata biru Odette.
"Apa kau mengingat sesuatu, Rion?"
"Bagaimana kau tahu tentang Bee?"
"Bee muncul saat kita bermalam di gua," ucap Odette yang membuat mata Rion terbuka lebar, menandakan bahwa dia sangat terkejut.
Trish yang menyimak pun merasa terkejut namun dia juga bingung di saat yang bersamaan karena dia tidak tahu sama sekali tentang Bee
"Rion, jika kau ingin aku membantumu, kau harus terbuka. Aku akan sulit membantumu jika kau memberiku informasi yang setengah-setengah," jelas Odette.
Rion menumpukan sikunya di atas meja lalu menautkan jari-jari kedua tangannya dan membenamkan separuh wajahnya di balik jari-jari tangan yang saling tertaut itu.
Kedua matanya memandang lurus ke arah Odette namun pikirannya berkelana ke masa lalu
Dia teringat dengan sebuah kejadian di masa lalu. Waktu itu usianya enam tahun, dia tiba-tiba terbangun di dalam kamar ibunya dan di sebelahnya ada neneknya dan juga dua orang suci. Rion tidak paham kenapa dia bisa berada di kamar ibunya dan apa yang dilakukan oleh kedua orang suci itu dan yang paling membuat Rion bingung adalah, neneknya bertanya 'siapa kau?' kepada Rion padahal jelas-jelas Rion adalah cucunya.
Rion baru memahami ketika dia mendengar pembicaraan sang nenek dengan kedua orang suci itu, mereka membahas tentang Bee, roh jahat yang merasuki Rion dan membuat Rion menangis selama tiga hari tiga malam mencari ibunya.
Kedua orang suci itu meminta Yang Mulia Cristela memanggil mereka lagi jika roh jahat yang bernama Bee merasuki Rion kembali namun untungnya Bee tidak pernah kembali. Itu adalah kali pertama dan terakhir Bee muncul.
"Aku tidak tahu kalau dia juga kepribadianku yang terpecah," ucap Rion setelah beberapa saat terdiam. Dia pun memberi tahu Odette tentang Bee yang muncul saat dia berusia enam tahun. "Sudah sangat lama, aku hampir melupakannya, dia hanya muncul satu kali itu saja."
Dari keterangan Rion, Odette menduga bahwa sepertinya Rion telah memiliki DID ketika usianya enam tahun.
"Apa yang dikatakan Bee kepadamu saat di gua? Apa dia melakukan sesuatu yang aneh?" Rion bertanya dengan perasaan penasaran. Dia terheran-heran kenapa Bee tiba-tiba muncul setelah sekian lama.
"Dia memanggiku dengan sebutan mama."
Mendengar ucapan Odette Rion langsung tersedak ludahnya sendiri hingga terbatuk-batuk. Bukan hanya Rion yang batuk-batuk tetapi Trish juga.
Trish ingin tertawa tetapi dia menahannya karena takut dianggap berdosa karena telah menertawakan kesusahan orang lain. Dia pun hanya bisa berdeham dan segera menetralkan ekspresinya.
"Lalu apa yang dia lakukan?" tanya Rion setelah berdeham karena mendadak tenggorokannya terasa lengket. Dia berusaha untuk tetap tenang dan terlihat senormal mungkin walau sebenarnya dia merasa malu dan sekarang dia agak tegang menunggu jawaban Odette.
Dia tidak lupa ketika dia terbangun di pagi hari dan mendapati dirinya sedang memeluk Odette saat mereka berada di dalam gua.
Seperti halnya Rion, Odette pun mengingat ketika Rion memeluknya namun hal yang menjadi fokus Odette adalah Bee yang memanggilnya mama dan kata-kata Bee yang tidak ingin ditinggalkan dan takut sendirian.
"Tidak ada," jawab Odette. Odette tidak akan memberi tahu Rion tentang Bee memeluknya dengan erat. Tidak untuk saat ini.
Dia tidak ingin membuat Rion merasa malu kepadanya karena hal itu akan membuat Rion merasa tidak nyaman saat berbicara kepadanya.
Odette membaca catatannya. Sudah ada lima alter yang berhasil ditemukan. Ada Lucifer, seekor anjing, Jack, Rine dan Bee.
Odette sudah bertemu dengan si anjing, Lucifer dan Bee namun dia belum bertemu dengan Jack dan Rine.
"Apakah masih ada lagi?" Dia bertanya untuk memastikan.
Rion dan Trish terlihat kompak berpikir lalu setelah beberapa saat Trish membuka suara. Ia berkata, "Seingatku hanya itu."
Odette melihat ke arah Rion, menunggu jawaban dari pria itu.
"Tidak ada," ucap Rion dengan nada dan wajah datar.
Odette kembali melihat catatannya, sekarang dia akan mulai bertanya tentang kapan dan bagaimana alter itu muncul.
Sementara itu, di luar ruangan, Anwen yang sedang menguping pembicaraan ketiga orang yang ada di dalam, dibuat terkejut dengan kedatangan seorang prajurit yang ingin bertemu raja karena ada pesan yang harus dia sampaikan.
Anwen menarik prajurit tersebut menjauhi pintu lalu meminta prajurit tersebut mengatakan hal yang ingin dia katakan kepadanya. Anwen bilang dia yang akan menyampaikan pesan dari prajurit itu kepada kakaknya.
Prajurit itu mengangguk setuju dan menyampaikan pesan dari pemimpin pasukan penjaga perbatasan di selatan bahwa saat ini Kaisar Dario bersama tiga ribu pasukannya sedang bergerak menuju Panthera.
"A-apa?!" Kedua mata Anwen terbelalak. Dia sangat terkejut mendengar apa yang baru saja disampaikan oleh prajurit tersebut.
"Kami akan bersiap dan menunggu perintah sang raja," ucap sang prajurit, membungkuk hormat kemudian pergi meninggalkan Anwen yang masih terlihat sangat terkejut.