webnovel

Tak Habis Pikir

Natasya sampai rumah dengan selamat dan yang mengantarkannya Raka, ketika Raka akan menelpon Alfi ia berkata pada Raka untuk membawa motornya saja.

"Raka bawa motorku aja." Ucapnya dengan memberikan kunci motornya pada Raka.

"Nggak usah Sya, aku nelpon Alfi aja." Jawab Raka menolak.

"Kamu yakin Alfi akan datang kalau kamu telpon?" Tanyanya yang dibalas Raka dengan mengangkat bahu tanda Raka juga tidak yakin kalau Alfi akan menjemputnya dirumah Natasya.

"Ya sudah bawa aja motor aku, nanti biar aku bilang ke Ayah kalau kamu pinjam motor aku." Jelas Natasya.

"Gini aja deh aku jumpai Ayah atau nggak Ibu kamu untuk meminjam motornya secara langsung." Pinta Raka.

Natasya langsung mengajak Raka masuk kedalam rumahnya untuk menjumpai sang Ayah. Ayah Natasya yang melihat putrinya sudah pulang ingin memarahinya tetapi tidak jadi karena melihat Raka yang berdiri tidak jauh dariknya.

"Assalamualaikum om." Ucap Raka dengan menyalami kedua tangan orang tua Natasya.

"Wa'alaikumsalam.. dari mana aja kok sampai sore?" Tanya ayah Natasya.

Natasya ingin menjawab pertanyaan dari Ayahnya, tetapi Raka langsung memotong pembicaraan yang akan Natasya mulai.

"Tadi kami pergi ke taman Om," Jawabnya, "ini lama karena si Alfi pulang duluan Om tetapi sepeda motor saya dia yang membawa." Sambung Raka.

"Itu bawa aja motornya Tasya biar kamu nggak nunggu Alfi lagi." Ucap ayah Natasya memberi saran kepada Raka. 

"Raka sebelum pulang makan dulu," Pinta ibu Natasya.

"Raka makan dirumah aja Bu, takut dicariin soalnya tadi Raka izin sama orangtua cuma keluar sebentar eh taunya sampai sore." Tolak Raka dengan halus.

"Kak itu kasih kunci motornya biar dibawa Raka!!" Perintah ayahnya.

Natasya mengantarkan Raka sampai depan rumah, sedangkan ayah dan ibunya tetap melanjutkan kegiatan mereka di belakang.

"Aku pinjam dulu motornya besok aku kembalikan." Ucap Raka.

Raka sudah pergi dengan motor kesayangan Natasya, dan saat ini waktunya Natasya membersihkan rumah. Natasya tidak terlalu banyak untuk tugas kebersihan rumah, ia hanya perlu mencuci piring dan menyapu jika di pagi hari semua yang mengerjakan ibunya semua.

Setelah selesai membersihkan Natasya langsung pergi kekamarnya untuk mengambil baju karena ia akan mandi. Tidak ada lagi mandi dan mengganti baju di kamar karena ia diajarkan untuk mandi dan memakai baju langsung dikamar mandi setelah ia beranjak dewasa.

Semua pekerjaan yang dilakukan Natasya sudah selesai dan saatnya berkumpul dengan keluarga. Hal ini selalu mereka lakukan di sore ataupun malam hari agar bisa bertukar pikiran atau bisa dibilang mendekatkan diri antara orangtua dengan anak-anaknya.

Orangtua Natasya selalu melakukan ini terkadang mereka akan bertanya kegiatan apa saja yang ia lakukan, dan ketika sekolah mereka akan bertanya tentang pelajaran apa dan bagaimana? apakah ia mampu mengerjakan tugas dari guru?. Kalau dilihat-lihat memang hanya pertanyaan yang simpel tetapi makna dari perkumpulan ini lah yang membuatnya bahagia.

Banyak diluar sana yang terkandang tidak peduli dengan anak mereka, bahkan anak mereka sudah makan atau belum orangtuanya tidak tahu. Untuk bertegur dengan anaknya terkadang mereka juga tidak mampu.

Pembicaraan hari ini semua terpusat pada adiknya Natasya dan kegiatan ayah selama bekerja tadi, sepertinya Natasya hari ini aman karena tidak membahas tentang kuliahnya. Natasya hanya mendengarkan saja ketika ayah sedang menasihati adiknya yang belum bisa membaca bahkan ia tidak berbicara dengan orang lain.

Mereka selalu mendapat laporan dari gurunya jika adiknya tidak terlalu aktif tetapi ia bisa mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh gurunya. Guru adiknya juga mengatakan kalau ia irit bicara, adiknya hanya bicara jika ia perlu selebihnya ia hanya akan diam saja.

Sungguh berbeda dengan dirinya yang terlalu banyak bicara dan tidak bisa diam, mau bilang kalau kami memiliki sifat yang berbanding terbalik tapi jarak usia Natasya dan adiknya terlalu jauh. Natasya gadis cantik yang sedikit tomboi dan adiknya cowok yang lemah lembut seperti cewek.

Adiknya lebih rapi dibandingkan dengan Natasya, mungkin karena adiknya masih kecil makanya begitu. Natasya dan adiknya berbeda 10 tahun, Anak Ayah dan Ibu-nya hanya dua. Seharusnya Natasya memiliki seorang Abang tetapi Allah lebih sayang kepada Abangnya sehingga Natasya dan keluarganya harus kehilangan sosok anak pertama mereka karena sakit.

***

Alfi masih tidak habis pikir dengan tujuan Natasya yang lebih memilih kuliah di swasta dari pada di Negeri. Natasya tidak bodoh bahkan Natasya lebih pintar dari diri Alfi hanya saja Natasya sering lalai makanya nilainya kemarin turun.

Alfi merasa usahanya sia-sia karena pada akhirnya ia tidak bisa kuliah bareng dengan Natasya, padahal kemarin ia langsung mencoba SBMPTN agar bisa kuliah di kmpus yang sama dengan Natasya, ia juga mengambil di fakultas yang sama dengan Natasya hanya saja berbeda di jurusan saja. 

Handphone Alfi sejak tadi bergetar, ia merasa terganggu dengan si penelpon dan karena hal itu ia langsung mengabil handphonenya dan melihat siapa yang menelponnya sejak tadi. Ternyata Raka yang sejak tadi menelpon Alfi, Alfi merasa heran kerika Raka menelponnya karena tidak pernah Raka menelpon dia duluan. Daripada penasaran Alfi langsung menjawab telpon dari Raka.

"Woy sehat lu," Teriak Raka dari sebrang telepon.

"Santai dong jangan ngegas kaya mulut tetangga gue," Ujar Alfi menenangkan Raka.

"Lu kalau mau marah nggak ada masalah sama gue yang jadi permasalahannya motor gue kenapa lu bawa Alfi," maki Raka.

Alfi bersyukur karena saat ini dirinya tidak berada didekat Raka jika ia berada didekat Raka sudah dipastiakan dirinya akan menjadi samsaknya Raka.

"Al Lu masih disitu," Panggil Raka.

"Gue minta maaf soal ninggalin Lo sendirian di taman." Mohonnya.

"Gue nggak sendirian, gue sama Tasya dan pada akhirnya motornya Tasya yang gue bawa, bangsat." Jelas Alfi dengan mengumpat

"Ya udah ini malam gue antar motor Lo biar kagak emosi sama gue."

"Nggak perlu, besok gue kerumah Lu kita antar motor nya Tasya sekalian gue ambil motor gue." Terang Raka yang langsung mematikan panggilan.

Raka yang kelhatan kalem ternyata dia adalah cowok bar-bar, ia kalem hanya untuk menjaga imagenya saja berbeda dengan Alfi yang suka blak-blakan kalau bicara dan terlihat seperti anak nakal. Dasar mereka berdua sudah berjodoh untuk menjadi teman jadi tidak heran bukan kalau yang kalem akan berteman dengan yang berantakan.

Alfi bingung jika besok Raka menjemputnya maka besok ia akan bertemu dengan Natasya, ia kan masih marah dengan Natasya masa sudah harus bertemu lagi pula ia juga merasa tidak enak kepada Natasya krena kemarin sudah marah-marah. Kalau sudah begini ia tidak bisa berbuat apa-apa, ia akan pasrah saja.