webnovel

NITYASA : THE SPECIAL GIFT

When death is a blessing. Bagaimana jika lingkup sosial kita di isi oleh orang-orang menakjubkan? Diantaranya adalah orang yang mempunyai anugerah di luar nalar. Salah satunya seorang bernama Jayendra yang berumur lebih dari 700 tahun dan akan selalu bertambah ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Dia memiliki sebuah bakat magis yang disebut Ajian Nityasa. Kemampuan untuk berumur abadi. Mempunyai tingkat kesembuhan kilat ketika kulitnya tergores, tubuh kebal terhadap senjata dan racun, fisik yang tidak dapat merasakan sakit, serta tubuh yang tidak menua. Namun dari balik anugerah umur panjangnya itu, gejolak dari dalam batinnya justru sangat berlawanan dengan kekuatan luarnya. Pengalaman hidup yang dia lewati telah banyak membuatnya menderita. Kehidupan panjang tak bisa menjaminnya untuk bisa menikmati waktunya yang melimpah. Kebahagiaan tak lagi bisa dia rasakan. Dari semua alasan itu, maka baginya kematian adalah hal yang sangat ia damba. Tetapi malaikat pencabut nyawa bahkan tak akan mau mendekatinya yang telah dianugerahi umur abadi. Pusaka yang menjadi kunci satu-satunya untuk menghilangkan Ajian Panjang Umur itu telah lenyap ratusan tahun lalu. Maka jalan tunggal yang harus ditempuh adalah kembali ke masa lalu. Tidak, dia tidak bisa kembali. Orang lain yang akan melakukan itu untuknya. Seorang utusan akan pergi ke masa lalu bukan untuk merubah, tetapi untuk menguji seberapa besar batasan kepuasan manusia. Masa lalu berlatar pada awal abad 13 di Kerajaan Galuh pada masa kepemimpinan Maharaja Prabu Dharmasiksa. Di zaman itulah misi yang semula hanya untuk mengambil sebuah pusaka seolah berubah menjadi misi bunuh diri. Kebutaan manusia akan sejarah membuatnya terjebak pada konflik era kolosal yang rumit. Mampukah mereka melakukannya? Atau akan terjebak selamanya?

Sigit_Irawan · 历史
分數不夠
240 Chs

53. Sebuah Isyarat

Kuda melaju melewati jalan setapak yang becek akibat diguyur hujan semalam. Hentakan langkahnya melahirkan cipratan-cipratan air yang turut membasahi semak menjalar di kanan dan kiri jalan. Separuh kaki kuda terlihat kotor berlumur lumpur, sampah dedaunan kering pun turit menempel pada kulit kakinya. Saga menggenggam erat tali kekang mengendarai kuda dengan penuh kehati-hatian. Kain bajunya dicengkeram kuat oleh jemari Abdul yang membonceng di belakang.

Saga memutuskan untuk memelankan laju kuda ketika menyadari dirinya sudah cukup jauh dari pasukan patroli kerajaan galuh. Bahkan pasukan itu tidak terlihat sedang mengejarnya. Ketika kuda berhenti di sisi pohon asam besar, tubuh abdul langsung ambruk ke tanah. Buru-buru Saga turun dari kuda dan membantunya untuk bangun.

"Kenapa kamu?" tanya Saga heran. Sementara Abdul terlihat sangat lunglai dengan mulut yang tak henti berliur.

"Maafkan saya," ucap Abdul merasa bersalah.

"Maaf untuk apa?"

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者