webnovel

NITYASA : THE SPECIAL GIFT

When death is a blessing. Bagaimana jika lingkup sosial kita di isi oleh orang-orang menakjubkan? Diantaranya adalah orang yang mempunyai anugerah di luar nalar. Salah satunya seorang bernama Jayendra yang berumur lebih dari 700 tahun dan akan selalu bertambah ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Dia memiliki sebuah bakat magis yang disebut Ajian Nityasa. Kemampuan untuk berumur abadi. Mempunyai tingkat kesembuhan kilat ketika kulitnya tergores, tubuh kebal terhadap senjata dan racun, fisik yang tidak dapat merasakan sakit, serta tubuh yang tidak menua. Namun dari balik anugerah umur panjangnya itu, gejolak dari dalam batinnya justru sangat berlawanan dengan kekuatan luarnya. Pengalaman hidup yang dia lewati telah banyak membuatnya menderita. Kehidupan panjang tak bisa menjaminnya untuk bisa menikmati waktunya yang melimpah. Kebahagiaan tak lagi bisa dia rasakan. Dari semua alasan itu, maka baginya kematian adalah hal yang sangat ia damba. Tetapi malaikat pencabut nyawa bahkan tak akan mau mendekatinya yang telah dianugerahi umur abadi. Pusaka yang menjadi kunci satu-satunya untuk menghilangkan Ajian Panjang Umur itu telah lenyap ratusan tahun lalu. Maka jalan tunggal yang harus ditempuh adalah kembali ke masa lalu. Tidak, dia tidak bisa kembali. Orang lain yang akan melakukan itu untuknya. Seorang utusan akan pergi ke masa lalu bukan untuk merubah, tetapi untuk menguji seberapa besar batasan kepuasan manusia. Masa lalu berlatar pada awal abad 13 di Kerajaan Galuh pada masa kepemimpinan Maharaja Prabu Dharmasiksa. Di zaman itulah misi yang semula hanya untuk mengambil sebuah pusaka seolah berubah menjadi misi bunuh diri. Kebutaan manusia akan sejarah membuatnya terjebak pada konflik era kolosal yang rumit. Mampukah mereka melakukannya? Atau akan terjebak selamanya?

Sigit_Irawan · 历史
分數不夠
240 Chs

194. Api Tongkat Maut

Meski bau busuk yang tak tertahankan, senopati tetaplah mendekat untuk memeriksa. Didapatinya tato lambang Telik Sandi di dada kanan mayat tersebut. Semua mayat yang mereka temukan memiliki tato yang sama.

"Mereka mayat telik sandi. Pasti para bajingan itu yang sudah membunuhnya," gumam Senopati Citra.

"Mereka pasti masih belum jauh dari sini, Senopati. Kita harus segera mengejarnya," ujar Jayendra berpendapat.

"Prajurit...! Cepat kubur lagi mayat-mayat itu. Setelah urusan selesai. Kita akan pindahkan jazad mereka ke pemakaman yang layak," perintah Senopati.

Mereka pun mulai melakukan pengejaran dengan segera. Namun Senopati belum bisa menentukan secara pasti ke arah mana gerombolan Saga Winata itu lari. Kemungkinannya ada dua. Melewati sungai atau menaiki bukit.

"Sepertinya kita terpaksa harus berpencar..."

"Jangan, Senopati...! Pasukan kita akan melemah," bantah Jayendra.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者