Mobil Benny telah masuk ke dalam sungai yang sangat dalam. Dewa keluar dari dalam mobil yang telah larut dalam air itu. Namun sayangnya, Dewa melihat Benny dan Amor sama-sama tidak bisa berenang. Mereka berdua sama-sama tenggelam dan tak menunjukkan reaksi apapun.
Dewa pun kembali masuk ke dalam mobil dan membawa dua ban serep yang selalu ada di dalam mobil Benny. Dengan susah payah Dewa mengeluarkan dua ban serep itu dari dalam mobil. Ia meletakkan tubuh Benny yang sangat berat itu ke atas ban itu, Dewa juga melakukan hal yang sama kepada Amor. Setelah berhasil melakukannya, Dewa mendorong ban mobil yang ditempati Benny hingga mencapai dasar. Setelah itu, ia kembali ke sungai untuk menyelamatkan Amor.
Setelah berhasil melakukannya, Dewa pun menyentuh leher Amor dan Benny untuk memeriksa denyut nadi mereka secara bersamaan. Dewa sangat bersyukur, sebab mereka berdua masih selamat. Ia tidak bisa membayangkan, bagaimana kalau ia sampai kehilangan salah satu dari Amor dan juga Benny atau kehilangan keduanya sekaligus? Ia pasti sangat sedih. Tapi, Dewa bisa bernapas lega sekarang.
Dewa melihat ke arah sekitarnya dan berusaha mencari sosok bayangan hitam itu. Namun, ia tidak menemukannya. Mungkinkah sosok itu telah pergi? Entahlah. Yang jelas, setelah ia menjatuhkan mobil itu, ia sudah tak melihat sosok itu lagi.
Dewa kembali menatap Benny dan Amor secara bergantian. Kedua orang itu masih belum sadar juga. Dewa bingung, apa yang harus ia lakukan? Tidak ada jalan lain, ia harus memberikan napas buatan untuk Benny dan juga Amor.
Akhirnya, Dewa memberikan napas buatan terlebih dahulu untuk Benny. Setelah melakukannya, ia mendengar Benny yang terbatuk-batuk. Laki-laki itu pun akhirnya sadar dan membuka matanya.
"Gue di mana? Apa gue udah ada di surga?" kata-kata itulah yang keluar dari mulut Benny. Dewa pun tersenyum jahil.
"Nggak, lo ada di neraka," sahut Dewa. Mendengar ucan Dewa, Benny pun langsung bangun.
"Kampret lo! Ngagetin gue aja," omel Benny. Dewa tak begitu memedulikan apa yang diucapkan Benny, ia justru beralih kepada Amor yang masih belum sadarkan diri.
Sebelum memberikan napas buatan, Dewa memeriksa detak jantungnya yang berdetak begitu kencang. Ia tidak mengerti, kenapa ia jadi sangat gugup? Padahal, saat ia melakukannya dengan Benny tak ada rasa gugup sedikitpun.
"Ayolah, nggak boleh kayak gini," gumam Dewa. Ia pun menarik napas panjang dan memberikan napas buatan untuk Amor. Benny yang menyaksikan itu pun langsung terbelalak. Ia benar-benar tak menyangka bahwa Dewa akan melakukannya. Dalam hati Benny bersorak-sorai. Sebab, ia adalah orang yang sangat bersemangat jika itu berkaitan dengan hubungan keduanya.
Setelah beberapa saat, gadis itu memuntahkan air yang tertelan. Dewa pun menghentikan aktifitasnya dan merasa lega, akhirnya Amor bisa membuka matanya. Gadis itu terlihat kebingungan memandangi Dewa dan Benny.
"Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Dewa dengan raut wajah penuh kekhawatiran. Gadis itu pun menjawab dengan anggukan.
"Syukur deh kalau gitu," gumam Dewa sembari berdiri. Ia pun menarik kedua tangan gadis itu agar gadis itu bisa berdiri.
"Terus, sekarang kita gimana?" tanya Benny.
"Kalian pulang aja dulu, gue mau ngeliat atas. Pasti di sana ada kecelakaan," ujar Dewa. "Oh ya, sekalian deh bawain gue baju ganti,"
Amor dan Benny pun menuruti perkataan Dewa, mereka pun secara bersamaan menuju ke jalan raya. Dan benar saja, kecelakaan telah terjadi. Benny dan Amor benar-benar tercengang melihat keadaan di sana. Sebab, ada dua mobil yang terjungkal. Salah satunya adalah mobil yang tadi nyaris menabrak mereka. Dewa berjalan menuju mobil itu. Ia memberi aba-aba kepada sahabat-sahabatnya agar cepat pergi. Amor menatap laki-laki yang sudah berjalan menjauh dari dirinya. Sejujurnya, ia merasa sangat khawatir kepada laki-laki itu. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena, Dewa itu tidak suka melihat dirinya mengkhawatirkannya. Benny pun menarik tangan gadis itu dan masuk ke dalam taksi.
Dewa memeriksa ke dalam mobil yang terbalik itu, rupanya terdapat dua orang. Yang satu sebagai supir yang sudah tewas, dan yang satu lagi adalah seorang gadis.
"Itu kan cewek yang semalam," gumam Dewa. Ia sangat ingat dengan gadis itu, sebab semalam ia bertemu dengan gadis itu di bioskop. Dewa melihat Darah mengalir deras dari kepala gadis itu. Dewa berpikir, apa mungkin bayangan hitam yang ia lihat adalah bayangan milik gadis itu? Ia pun memeriksa denyut nadi gadis yang tidak ia ketahui namanya itu.
Dia masih hidup!
***** TBC *****