webnovel

My Young Alpha.

[Welcome to My Imagination and My Story] Calethea sudah benar-benar meninggal di usiannya yang ke 20 tahun. Ia di bunuh oleh orang yang begitu ia cintai sedari kecil. Hanya karena kesalah pahaman dan ia meninggal dengan tragis di tangan orang yang begitu ia cintai. Tapi sebuah keajaibah terjadi! Ia kembali ke masalalu di saat usianya 10 tahun. Demi masa depannya, ia pun mengubah kejadian yang akan mengantarnya pada kesialan dan kematian. Dan bahkan ia mencoba tidak jatuh cinta pada orang yang akan membunuhnya. Bahkan ia malah memudahkan pria yang seharusnya ia cintai bertemu dan saling mengenal dengan takdir pria itu. Semuanya berjalan dengan lancar dan sempurna, mungkin!? Dan saat ia berusia 18 tahun, pria yang seharuanya membunuhnya di saat ia berusia 20 tahun, Menikah dan hidup bahagia bersama takdirnya di dunia manusia lalu Calethea pun terhindar dari kematian. Akan tetapi, satu kejadian yang tidak ia ketahui terjadi dan membuat hidupnya berubah 180 derajat!! " A-Apa yang ingin kau lakukan?" " Kau selalu memanggilku bocah dan adik, bukan? Lalu apakah seorang adik akan melakukan ini terhadap kakaknya" " Oh, moon goddes takdir apa yang sudah kau berikan kepadaku?!"

RaraAthava_110703 · 奇幻言情
分數不夠
10 Chs

Seorang Bayi.

Happy Reading ^°^

Empat tahun kemudian...

Terlihat seseorang bermantel tudung merah berjalan pelan di dalam hutan dengan keranjang di tangannya. Di dalam keranjang itu terdapat beberapa tumbuhan dan berbagai bungan berserta buah-buahan.

Orang itu sesekali berhenti saat melihat sebuah bunga berwarna putih yang berbentuk bunga melati dengan ukuran besar.

"Bunga Malv sudah ada, sekarang tinggal bunga tron dan bunga Lily biru malam" Ucapnya setelah memasukan beberapa bunga ke dalam keranjang.

"Nona"

Orang itu menoleh saat mendengar sebuah panggila dari belakangnya. Tak jauh dari tempatnya berjalan seorang wanita cantik berpakaian pelayan khusu berwarna merah hati dan seorang pria muda berwajah tampan dengan pedang yang tergantung indah di bagian samping pinggangnya.

Pria itu mengangkat sebuah bunga berwarna ungu dari keranjang yang ia bawa. "Nona, aku sudah menemukan bunga tronnya" Ucapnya seraya menggoyang-goyanglan bungan di tangannya.

"Dan Kak Lily juga sudah mendapatkan bunga Lily biru malamnya" Sambungnya lagi sambil mengambil bunga dari keranjang yang di bawa oleh wanita di sebelahnya.

Wanita cantik di sampingnya berkerut kening. Melihat itu membuat pria tampan itu bertanya.

"Ada apa Kak Lily?"

Wanita itu menoleh ke arah pria itu. "Entah kenapa, aku menjadi kesal dengan caramu menyebutkan namaku dan bunga itu" Jawab wanita itu.

Pria itu tak mengerti dengan apa yang di maksud oleh wanita itu jadi ia hanya bisa msngangkat bahunya acuh dan melanjutkan langkahnya menghampiri sang majikan.

"Nona" Ucapnya sambil menyodorkan keranjang yang ia bawa pada orang bermantel tudung itu.

Orang itu membuka tudung mantelnya dan nampaklah seorang gadis cantik berambut hitam dengan netra Valkyrie. Netra unik yang hanya di miliki satu orang saja yaitu, Alethea.

Ya!! Gadis itu tak lain adalah Alethea. Calethea Eluna Margaret. Empat tahun sudah berlalu sekarang gadis itu sudah berusia 14 tahun.

Dalam 4 tahun terakhir banyak yang sudah ia lakukan demi mengubah masa depannya. Mulai belajar berpedang, sihir dan yang lainnya yang mempu membuat ia dapat melindungi dirinya sendiri. Ia juga sedikit mengubah sedikit kejadian yang akan menimpah Darkmoon pack. Seperti disaat para Rogue menyerang, Alethea mengatakannya pada sang Ayah. Ya, walaupun sang beta awalnya tak percaya. Tapi setelah sang peramal kerajaan mengatakan kalau YANG Alethea katakan semuanya benar. Jadi di saat mereka di serang, mereka sudah membuat pertahanan dan tak terjadi kerusakan yang berlebihan.

Banyak sudah kejadian yang Alethea ubah. Sekarang ia merasa bahwa kejadian sial lainnya mungkin sebentar lagi berakhir. Mungkin...

"Nona Alethea, bunga apa lagi yang harus kita cari?" Tanya pria muda di samping Alethea.

Ia adalah Revan Kleander. Ia merupakan Pengawal pribadi yang di tugaskan menjaga Alethea.

"Hanya ini. Yang lainnya nanti akan aku cari sendiri" Jawab Alethea mengambil bunga di keranjang yang di bawa Revan ke keranjangnya.

"Kak Lily, nanti kakak pulang aja duluan yah? Aku akan di kastil sebentar bersama  Kak  Revan. Kakak mintakan aku ijin pada Mom dan Dad"

Wanita itu yang tak lain adalah Liliana Novlen mengangguk.

"Baik nona, kalau begitu saya permisih" Setelah berkata begitu Lily menghilang dalam sekejap di hadapan Alethea. Kalian ingatkan kalau Lily itu persetengahan Fairy-Wolf. Ia belajar sihir dari Alethea.

"Wow... " Gumam Revan kagum.

"Kak Revan, sekarang kita ke kastil. Ada yang ingin aku uji dengan bantuan kekuatan kakak"

Kekuatan  yang  di  maksud  oleh  Alethea  adalah  kekuatan yang bisa menghidupkan hewan yang sudah mati.  Revan  memiliki  jekuatan  itu  dan  karena  itu  Alethea  ingin  menguji  penemuannya  dengan  bantuan  kekuatan  Revan. Dan  juga  akhir-akhir ini di hutan yang tak jauh dari kastil milik Alethea di temukan berbagai hewan mati dengan keadaan mengenaskan. Alethea tak mengetahui apa penyebabnya karena itu ia ingin membuat ramuan penghidup. Ia ingin melihat yang mana lebih cepat antara kekuatan Revan dan Ramuan yang ia buat.

Saat mereka tengah asik berbicara sambil berjalan dengan pelan menuju kastil. Tiba-tiba mereka mendengar gemuru dan teriakan seorang wanita. Tak jauh dari tempat mereka terlihat pertarungan seorang Werewolf melawan Rogue.  Warewolf  itu  terlihat  sudah  tak  bisa  bertarung  lagi.  Tubuhnya  hampir  penuh  dengan  luka-luka  terlebih  ia  harus  melindungi  wanita  di  belakangnya.  Ditambah  banyaknya  serigala  liar  yang  ia  hadapi.

Karena  merasa  tak  tega  ia  pun  meminta  Revan  membantu  werewolf  itu.

"Kak Revan cepat bantu ia"

"Tapi nona, werewolf itu akan merasa terhina bila saya membantunya"

"Tidak ada tapi-tapian Kak Revan, ia sedang terluka. Kau bantu sang Pria aku akan melindungi wanita yang sedari tadi ia lindungi. Mungkin wanita  itu adalah Matenya, aku akan membantu kakak dari ke jauhan"

Setelah itu merekapun mendekat. Sang  Werewolf  yang awalnya mengira Revan musuh hampir menyerangnya kalau saja Alethea tidak memindliknya dengan cepat. Dan  juga  dari  kapan  Alethea  bisa  melakukan  itu? Padahal  ia  belum  menemukan  wolf  dalam  dirinya.  Apakah  itu  mungkin...?

'Kami bukan musuh. Kami disini ingin membantu anda. Fokuslah pada Rogue itu dan  saya  yang  akan melindungi Mate anda' Mindlink Alethea.

Serigala coklat itu langsung mengangguk tanpa menjawab mindlink Alethea.

"Nyonya anda tidak apa-apa?" Tanya Alethea sesampai ia di depan wanita itu.

Wanita berambut silver itu mendongak. Wajah wanita itu menjadi pucat.  Sepertinya  wanita  itu  terkena racun yang mematikan.

Oh, tidak!

Alethea langsung menggunakan seluruh kekuatannya untuk menyembuhkan wanita itu.

"Nak, apa yang kau lakukan?" Tanyanya dengan lirih. Saat tubuhnya di selimuti oleh cahaya kehijauan.

"A-aku adalah half-witch... Aku akan menyembuhkanmu Nyonya... " Lirih Alethea dengan terbata.

Tak lama kemudian Revan dan sang Alpha yang tak di ketahui Alpha dari pack apa menghampiri mereka setelah membunuh para Rogue itu.

"Apa yang kau lakukan?!!" Tanya Sang Alpha setelah mengubah wujudnya menjadi manusia. Ia menghampiri Alethea dengan wajah kwhatir dan marah.

"Tenang tuan, nona saya hanya ingin menyembuhkan Nyonya itu. Ia merupakan half-witch" Ucap Revan menghalangi saat pria itu berniat menghentikan Alethea.

Pria itu menghela nafas. " Tidak ada gunanya nona"

Mendengar ucapan pria itu membuat Alethea berhenti. "Maksud anda?"

"Aku tau niatmu baik. Tapi... Racun itu adalah racun Lotus hitam. Racun mematikan yang tidak ada penangkalnya"

Alethea terdiam dengan pandangan kosong. Ti-tidak ada penawarnya? Batin Alethea.

"T-tapi, setidaknya biarkan aku mencobanya tuan, pasti itu bisa"

Alethea kembali mengarahkan kembali  tangannya  ke  arah  atas  wanita  itu  tapi  pria  itu  menghentikannya.

"Tidak  perlu,  nona.  Istri  saya  sudah  tidak  bisa  di  selamatkan  lagi.  Tapi  setidaknya  kami  bisa  pergi  bersama" Ucap pria  itu  sambil  berjalan  ke  belakang  wanita  itu.

Alethea  terkejut  melihat  seluruh  tubuh  pria  itu. Tubuh  pria  itu  berubah  seperti  warna  tubuh  wanita  itu.

"Tu-Tubuh  anda  Tuan?! Anda  juga  terkena  racun?  Tapi  bagaimana  bisa?"

Pria  itu  hanya  mengangguk  kemudian  duduk  di  belakang  wanita  itu.  Ia  menyandarkan  wanita  itu  ke  tubuhnya.

"Ka-Kal.  Kurasa  ini  sudah  waktuku  untuk  pergi" Gumam  wanita  itu.

"Aku  juga  Ana. Nona" Panggil  pria  itu.  Alethea  mendekat.

"Bisakah  kau  menjaganya" Ucap  pria  itu  sambil  memegang  tangan  istrinya  dan  mengangkat  pelan  lengan  istrinya. Betapa  terkejutnya  Alethea  dengan  apa  yang  ia  lihat.

"B-Bayi?!  Ini  bayi  kalian?  Apakah  ia  juga  terkena  racun?"

Pria  itu  hanya  diam  dan  menunduk  menatap  istrinya. Wanita  berambut  silver  itu  mengangkat  Bayinya  dan  memberikannya  pada  Alethea.  Alethea  menyambutnya  dengan  pelan  ia  gendong  bayi  itu dengan  lembut.

"A... Awalnya  iya.  Ia  juga  terkena  racun  sama  sepertiku  tapi,  sepertinya  karena  sihir  mu  yang  kau  arahkan  padaku  juga  terkena  padanya.  Karena  itu  racun  itu  hilang" Jelas  wanita  itu.

"Ta-Tapi  bagaimana  bisa? Sedangkan  anda  saya  tidak  terpengaruh  lalu  kenapa  bayi  anda  terpengaruh"

"Karena  bayi  tidak  membutuhkan  terlalu  banyak  energi  dalam  tubuh  mereka"

Setelah  mengatakan  itu,  wanita  itu  tiba-tiba  memuntahkan  darah  berwarna  hitam  dengan  banyak  dari  mulutnya.

"NYONYA!!!" Teriak  Alethea.

Wanita  itu  mengangkat  tangannya  kemudian  menggeleng. "Tak  apa-apa. Nona,  kalau  aku  boleh  tau  siapa  namamu?" Tanya  wanita  itu  sedikit  dengan  wajahnya  yang  mulai  berubah  warna  seperti  suaminya.

"Alethea.  Calethea  Eluna  Margaret" Jawab  Alethea  dengan  air  mata.

"Jangan  menangis,  Alethea.  Ini  mungkin  sudah  takdir  kami  yang  di  berikan  oleh  moongoddess" Ucap  suami  wanita  itu.

Wanita  itu  mengangguk. "Thea,  bolehkan  aku  memanggipmu  begitu" Alethea  mengangguk  sebagai  jawaban.

"Maukan  kau  merawat  Putra  kami.  Sebagaimana  yang  kau  inginkan.  Jika  kau  ingin  menganggapnya  anak  ataupun  adik,  itu  tidak  masalah.  Tapi  maukah  kau merawatnya  untuk  kami?" Ucap  wanita  itu.

Alethea  menatap  bayi  yang  ada  di  gendongannya  itu. "Bolehkan?" Tanya  Alethea  sambil  mengusap  pelan  pipi  gembul  bayi  berambut  silver  itu.

Wanita  itu  kembali  mengangguk. "Tentu, kenapa  tidak. Aku  juga  ingin  kau  saja  yang  memberikannya  nama  karena  kami  belum  memberikannya  nama"

"Sudah  berapa  hari  setelah  kelahirannya?" Tanya  Alethea.

"Seminggu"

"Seminggu?!  Lalu  selama  seminggu  itu  kalian  memanggilnya  dengan  panggilan  apa?" Tanya  Alethea  sambil  memandang  sendu  bayi  laki-laki  di  gendongannya  itu.

Wanita  itu  tersenyum  melihat  cara  Alethea  menggendong  bayinya. "Al"

"Al?"

"Ya,  Al" Ucap  wanita  itu  menyakinkan  Alethea.

Dengan  senyum  Alethea  berucap. "Sama  sepertiku.  Aku  juga  sering  di  panggil  Al  oleh  orang-orang"

"Kalian  memang  sama" Ucap  suami  wanita  itu. Mendengar  ucapan  pria  itu  membuat  Alethea  mendongak  dengan  pandangan  bingung.

"Em,  apanya  yang  sama?" Tanya  Alethea.

Wanita  itu  membawa  telunjuknya  ke  bawah  matanya. "Warna  mata  kalian"

"Benarkah?" Ucap  Alethea  sambil  mengusap  pelan  hidung  bayi  itu  agar  ia  bangun.  Dan  benar  saja  bayi  itu  mengeliak  pelan  kemudian  mulai  membuka  pelan  matanya.

Melihat  warna  netra  mata  bayi  itu membuat  Alethea  terkejut.  Bahkan  tanpa  sadar  air  matanya   menetes  kembali  menetes.  Revan  yang  melihat  Alethea  menangis  pun  bertanya.

"Ada  apa  nona?  Kenapa  anda  menangis?"

Alethea  menoleh  menatap  Revan. "Kurasa  ini  memang  takdir.  Kak  Revan  liat  warna  mata  bayi  ini"

Revan  mendekati  Alethea.  Setelah  melihat  warna  mata  bayi  itu,  sama  seperti  Alethea  ia  terkejut.

"Ini?! Ini  adalah  warna  yang  tidak  pernah  ada  di  manapun. Warna  Valkyrie"

Wanita  itu  mengangguk. "Sepertinya  kalian  memang  bertakdir. Terima  kasih  Alethea  karena  sudah  mau  membesarkan  Putra  kami.  Sekali  lagi  terima  kasih" Ucap  wanita  itu.

"Sepertinya  sudah  waktunya" Sambung  pria  itu.

"Tunggu.  Setidaknya  katakan  siapa  nama  kalian. Agar  putra  kalian  bisa  mengingat  kalian  meskipun  hanya  nama  dan  wajah  kalian"

"Aku  adalah  Kalvin,  seorang  Alpha  dari  Whitemoon  Pack"

"Dan  aku  adalah  Matenya,  Anabella.  Luna  dari  Whitemoon  Pack"

"K-Kalian  adalah... "

Anabella  mengangguk. "Iya.  Ada  alasan  kenapa  kami  jadi  begini.  Kalian  akan  tau  bila  putra  kami  sudah  besar.  Dan  Alethea"

"Ya,  ada  apa  Luna?"

Anabella  merai  tangan  Alethea  kemudian  ia  genggam. "Bolehkah  kami  mengetahui  nama  yang  akan  kau  berikan  kepada  putra  kami?"

Alethea  mengangguk. "Ya,  tentu.  Aku  memberikannya  nama....  Alardo  Kalvibel  Margaret.  Aku  akan  memberikan  nama  keluargaku  dan  menjadikannya  putraku" Ucap  Alethea  dengan  air  mata.

Anabella  tersenyum. "Kalvibel. Kalvin-Bella. Terima  kasih  karena  sudah  memberikan  nama  putra  kami  dengan  nama  kami  dan  nama  keluargamu  padanya. Terima  kasih" Lirih  Anabella.

Alethea  mengangguk. "Em, Iya.   Semoga  kalian  tenang  disana"

~~