webnovel

My Young Alpha.

[Welcome to My Imagination and My Story] Calethea sudah benar-benar meninggal di usiannya yang ke 20 tahun. Ia di bunuh oleh orang yang begitu ia cintai sedari kecil. Hanya karena kesalah pahaman dan ia meninggal dengan tragis di tangan orang yang begitu ia cintai. Tapi sebuah keajaibah terjadi! Ia kembali ke masalalu di saat usianya 10 tahun. Demi masa depannya, ia pun mengubah kejadian yang akan mengantarnya pada kesialan dan kematian. Dan bahkan ia mencoba tidak jatuh cinta pada orang yang akan membunuhnya. Bahkan ia malah memudahkan pria yang seharusnya ia cintai bertemu dan saling mengenal dengan takdir pria itu. Semuanya berjalan dengan lancar dan sempurna, mungkin!? Dan saat ia berusia 18 tahun, pria yang seharuanya membunuhnya di saat ia berusia 20 tahun, Menikah dan hidup bahagia bersama takdirnya di dunia manusia lalu Calethea pun terhindar dari kematian. Akan tetapi, satu kejadian yang tidak ia ketahui terjadi dan membuat hidupnya berubah 180 derajat!! " A-Apa yang ingin kau lakukan?" " Kau selalu memanggilku bocah dan adik, bukan? Lalu apakah seorang adik akan melakukan ini terhadap kakaknya" " Oh, moon goddes takdir apa yang sudah kau berikan kepadaku?!"

RaraAthava_110703 · 奇幻言情
分數不夠
10 Chs

Karena DIRI mu!

Happy Reading ^°^

Karena terlalu banyak makan kue membuat Alethea mual dan sakit perut. Untung saja ia sangat kenal dengan para penghuni Istana Darkmoon pack jadi ia bisa pergi ke kamar mandi tanpa harus mencari seseorang untuk menuntunnya.

"Huh... Leganya" Gumamnya sambil mengusap pelan perutnya.

Alethea menelusuri lorong Istana dengan pelan, padahal sebentar lagi acara mengangkatan Luna dan pertunangan Alex dan Keyra sebentar lagi di mulai tapi Alethea malah berlama-lama. Bisa di pastikan kakaknya dan adiknya akan pergi mencarinya. Fyuhh.. Biarlah ia sudah lelah dan mengantuk.

Dan saat ia melanjutkan langkahnya, tepat di depan kamar Alex. Alethea melihat seseorang bersandar di pintu kamar itu.

"Beruntung sekali kau ada disini, ALETHEA" Ucapnya menoleh pada Alethea.

"Alex?" Gumam Alethea pelan.

Di tempat lain

Di Aula istana terlihat Axel menghampiri kakak dan adik Alethea.

"Kak Andre, Ries, dimana Alethea? Tadi kurasa dia bersama kalian lalu sekarang ia dimana?" Tanya Axel sambil menatap ke kesekeliling dan tanpa sengaja pandangannya bertemu dengan Keyra, Mate kakaknya. Keyra berjalan menghampiri Axel.

"Entahlah, sudah dari tadi ia pergi. Katanya ia ingin ke toilet, ia merasa mual karena kebanyakan makan. Memangnya ada apa?" Tanya balik Andreas.

Saat Axel ingin menjawab tiba-tiba Keyra bertanya setelah sampai di samping Axel.

"Kalian melihat Alex? Sedari tadi aku mencarinya, acara sebentar lagi di mulai dan Luna Andrianne sedari tadi mencarinya" Ucap Keyra.

Ries menggeleng. "Tidak ada Luna, sedari tadi kami tidak melihat Alpha" Jawabnya.

"Astagah dimana ia?" Gumamnya pelan sarat akan kekwhatiran.

Axel diam. Ia merasa ada sesuatu yang aneh disini, kenapa kakaknya menghilang di saat mereka juga mencari keberadaan Alethea. Semoga saja yang ia pikirkan tidak benar.

"Sebenarnya kami disini juga sedang mencari seseorang. Apakah Luna melihat Adik saya, Alethea. Sedari tadi ia belum kelihatan, katanya ia ingin ke toilet. Tapi sekarang ia sudah terlalu lama pergi" Ucap Andreas.

"Apa? Alethea!" Seru Keyra. Setelah mengatakan itu Keyra langsung pergi dengan wajah gelisah.

"Tidak" Gumam Axel merasa tau akan kekwhatiran Keyra.

Melihat wajah pucat Axel membuat Margaret bersaudara itu bingung. "Ada apa Axel? Kenapa kau terlihat pucat begitu?" Tanya Andreas.

Axel segera memdongak. "Tidak apa-apa" Jawabnya.

"Kalau begitu aku pamit Kak, Ries. Selamat menikmati pestanya" Setelah mendapat jawaban dari Margaret bersaudara, Axel pun pergi.

Di tempat lain

Di dalam kamar Alex.

"Akh!" Ringis Alethea saat pisau yang di bawa Alex di tusukkan ke perutnya.

Alethea langsung mendorong Alex dan dengan cepat menjauh. Ia menekan perutnya kemudian menatap ngeri pada tangannya yang penuh dengan darah.

Alethea mendongak menatap Alex. "Kenapa? Kenapa kau melakukan ini? Apa salahku, Alex? " Tanya Alethea dengan tatapan sendu.

Alex menatap Alethea datar. " Semuanya Karena 'Dirimu'. Andai saja kau tak ada, mungki ia sudah menjadi milikku seutuhnya. SEMUA KARENA DIRIMU!!!" Teriak Alex sampai wajahnya memerah.

"Lebih baik kau menghilang saja" Sambungnya dengan tatapan tajam.

Melihat itu Alethea tiba-tiba mundur sampai mencapai dinding. Sekarang ia benar-benar merasa takut. Alex yang sekarang ada di depannya bukanlah Alex sahabat masa kecilnya. Ini adalah Alex yang tidak pernah dan tak ingin ia lihat.

Gaun merahnya menjadi semakin merah karena luka tusukan yang ia terima di perutnya. Dengan air mata Alethea menekan lukanya agar pendarahannya berhenti. Sungguh ia benar-benar takut, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan untuk bisa pergi dari sini. Oh, moon goddes!!! Lirihnya dalam hati.

Tap... Tap... Tap

Alethea segera mendongak mendengar langkah kaki itu mendekat. Ia melihat Alex melepas jasnya dan menyisahkan kemeja putihnya.

Klingg!!

Ia melempar pisau yang di pegangnya ke sembarang tempat dan melangkah pelan mendekati Alethea yang tengah gemetas ketakutan.

"A-Alex... Alex, kumohon hentikan ini. Apa salahku hingga kau memperlakukanku begini dan melukaiku" Lirih Alethea dengan pilu. Tapi seakan tuli, Alex hanya melanjutkan langkahnya hingga ia berdiri tepat di depan Alethea.

"Al... Alex, kumohon. Kumoh-Ugh!!!" Alex langsung mencengkram kedua pipi Alethea sampai Alethea meringis kesakita.

"Diam, diam, diam!!!" Tekan Alex sambil mengangkat Alethea sampai ia tidak memijak di lantai.

"Ugh!! A... Alex... Alexx" Alethea meronta-ronta kesakitan saat Alex beralih mencekiknya dengan sangat kuat hingga ia kesulitan bernafas.

Bukk

"Akh!! " Alex tiba-tiba melempar tubuh Alethea kedinding tanpa rasa kasian. Alethea meringis kesakitan dengan air mata yang bercucuran.

"Apa salahku Alex? Padahal aku sudah berhenti menganggu kalian, lalu kenapa kau melakukan ini? " Isak Alethea dengan pilu. Ia benar-benar tidak tau apa yang sudah ia lakukan sampai pria yang ia cintai ini sampai berniat membubuhnya. Padahal ia sudah mencoba sabar dan pasrah membiarkan yang ia cintai pergi mengejar cintanya. Lalu sekarang apa salahnya?

Alex itu menggeram. "Kau ingin tau apa salahmu? Salahmu adalah karena KAU MENCINTAIKU!!! Kau membuatnya bimbang memilih antara cintanya atau cinta sahabatnya!!" Teriak Alex sambil menendang perut Alethea.

"Akh!!" Darah keluar dengan banyak dari mulut Alethea. Dan saat Alex akan kembali menendang Alethea tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dan nampaklah seorang gadis berambut pirang dari balik pintu. Gadis itu adalah Keyra.

"THEA!!" Teriak Keyra menghampiri keduanya.

"Apa yang sudah kau lakukan, Alex? Kenapa kau melukainya?" Tanya Keyra dengan marah.

"Dia pantas mendapatkannya" Jawab Alex dengan dingin.

"Key... Ra" Lirih Alethea sambi memuntahkan darah.

Keyra, gadis pirang itu mulai menangis. "Apa yang kau lakukan, Alex? Kenapa kau ingin membunuh, Thea? Kenapa?" Teriaknya sambil membawa kepala Alethea bersandar padanya.

"Karena dia, makanya kau meninggalkanku. Karena dia mencintaiku kau berniat meninggalkanku. Karena itu aku harus membunuhnya agar kau tidak pergi dariku" Ucap Alex lalu ia berusaha merebut Alethea dari Keyra. Keyra memandang Alex dengan tatapan tak percaya. Apa yang ia pikirkan? Membunuh? Astagah...

"TIDAK!!!" teriak Keyra.

"Ini bukan salah Alethea, Alex. Althea sama sekali-"

"Keyra?!" Teriak Alethea saat Keyra tiba-tiba pingsa karena Alex baru saja memukul pelan belakang lehernya.

"Maafkan aku" Gumamnya pelan.

Alex menidurkan Keyra di samping lemari jauh dari tempatnya. "Sebegitu inginnyakah kau membunuhku?"

"Ya!! Hatiku belum tenang sebelum aku membunuhmu" Yakin Alex. Alethea tersenyum kecut mendengar ucapan Alex yang begitu yakin itu.

"Benarkah alasanmu membunuhku karena aku sudah menghalagi jalan cinta kalian? Bukan yang lain?" Tanya Alethea dengan lirih dengan tatapan sendu.

"... "

Alex tidak menjawab ucapan Alethae. Ia hanya membuat seluruh benda tajam dan runcing di ruangan itu melayang dengan kekuatannya.

"Maafkan aku" Lirih Alex.

Dan saat ia ingin mengarahkan senjata itu pada Alethea, pintu ruangan itu kembali terbuka dan dari balik pintu keluar Axel dengan wajah cemasnya. Axel mengedarkan pandangannya dan berhenti tepat di arah Alex dan Alethea.

"ALETHEA!!!" Teriak Axel dengan histeri. Ia berlari dengan kencang ke arah Alethea dan Alex. Tapi tiba-tiba di pertengahan jalan ia terhalangi dengan tembok transpara.

"Kakak kumohon lepaskan, Thea" Teriak Axel dengan ginangan air mata. Sungguh ia tidak bisa melihat semua itu. Ia merasa terluka melihat tatapan sendu Alethea yang menatapnya seakan berkata 'tidak apa-apa'. Apanya yang tidak apa-apa? Sekarang ini ia sudah di ambang kematian tapi bisanya gadis itu mengatakan tidak apa-apa? Oh, moon goddes!!

Alex hanya diam tanpa menghiraukan teriakan adiknya ia kembali memfokuskan senjatanya.

"Jangan mendendam padaku, Alethea. Kaulah yang berbuat jadi kaulah yang bertanggung jawab" Lirih Alex dengan ginangan air mata. Sungguh ia tidak tega membunuh sahabat masa kecilnya, tapi demi masa depannya ia harus melakukannya.

"Maafkan aku, Thea" Lirih Alex pelan. Kemudian ia mengarahkan tanganya kedepan dan seluruh benda itu dengan cepat menerjang tubuh Alethea.

"TIDAKKK!!ALETHEAAA!!!" Teriak Axel dengan pilu.

MOON GODDES INIKAH TAKDIR YANG KAU BERIKAN PADAKU???KAU MENGAMBILNYA DARIKUUUU!!!

~~

Okeh, guys. Part kehidupan dulu Alethea selesaii

Menguras tenaga banget. Asli gue gak tau apa yang harus gue ketik sangking capenya

Okeh, sekarang kalian penasaran gak sama orang yang nyebut Alethea 'mate' gitu? Kalo kalian udah tau, jawab di komentar yah, dan juga... Kalo ada typo di part ini kasih tau yah biar nanti gue perbaikin.

So see you next time and part... Good by ^°^