webnovel

My Young Alpha.

[Welcome to My Imagination and My Story] Calethea sudah benar-benar meninggal di usiannya yang ke 20 tahun. Ia di bunuh oleh orang yang begitu ia cintai sedari kecil. Hanya karena kesalah pahaman dan ia meninggal dengan tragis di tangan orang yang begitu ia cintai. Tapi sebuah keajaibah terjadi! Ia kembali ke masalalu di saat usianya 10 tahun. Demi masa depannya, ia pun mengubah kejadian yang akan mengantarnya pada kesialan dan kematian. Dan bahkan ia mencoba tidak jatuh cinta pada orang yang akan membunuhnya. Bahkan ia malah memudahkan pria yang seharusnya ia cintai bertemu dan saling mengenal dengan takdir pria itu. Semuanya berjalan dengan lancar dan sempurna, mungkin!? Dan saat ia berusia 18 tahun, pria yang seharuanya membunuhnya di saat ia berusia 20 tahun, Menikah dan hidup bahagia bersama takdirnya di dunia manusia lalu Calethea pun terhindar dari kematian. Akan tetapi, satu kejadian yang tidak ia ketahui terjadi dan membuat hidupnya berubah 180 derajat!! " A-Apa yang ingin kau lakukan?" " Kau selalu memanggilku bocah dan adik, bukan? Lalu apakah seorang adik akan melakukan ini terhadap kakaknya" " Oh, moon goddes takdir apa yang sudah kau berikan kepadaku?!"

RaraAthava_110703 · 奇幻言情
分數不夠
10 Chs

Hidup kembali.

Happy Reading ^°^

Didalam  sebuah  ruangan  bernuasan  putih  biru  itu  terlihat  seorang  gadis  cantik  berambut  hitam  terbaring  lemah  dengan  banyak  orang  di  sekitarnya.

Ada  yang  menatapnya  dengan  sendu,  tatapan  sedih  dan  tatapan  yang  sulit  di  artikan. Semua  tatapan  orang  yang  ada  di  dalam  ruangan  itu  hanya  tertera  pada  gadis  itu  saja.

Sepasang suami istri yang berdiri tak jauh dari kasur gadis itu menatap gadis itu dengan sendu. Mereka  adalah  Abraham  Margaret  dan  Kiona  Margaret,  sang  Beta  Darkmoon  pack  dan  istrinya.

"Kapan ia bangun, Dokter?" Tanya wanita paruh baya yang masih menawan di usianya yang berusia sekitar 40 tahun  itu. Ia  menatap  sendu  pada  putrinya.

Abraham yang berdiri di samping Kiona, menenangkan istrinya saat ia melihat istrinya ingin kembali menangis.

Sungguh mereka tak bisa melihat Anak perempuan satu-satu mereka  tertidur dalam  jangka waktu yang lama atau mungkin bisa di katakan koma dalam kurun waktu 12 bulan 29 hari. Satu  hari  lagi  Putrinya  akan  genap  setahun  koma.

Mereka  sudah  melalukan  segalanya.  Dari  berbagai  macam  obat  telah  mereka berikan, tapi  tak  ada  yang  dapat  menyembuhkannya  atau  bisa  di  bilang  tidak  ada  yang  bisa  membuatnya  TERBANGUN  dari  tidur  panjangnya. Bahkan  mereka  membawa  Witch  dan  berbagai  mahluk  Immortal  lainnya  yang  memiliki  sihir  penyembuh.

Pria  muda  berjas  putih  yang  baru  saja  memeriksa  gadis  itu  hanya  dapat  menghela  nafas. "Seperti  kabar  yang  biasa  saya  sampaikan  Nyonya, Entah  baik  dan  tidak.  Tidak  ada  tanda-tanda nona  akan  bangun" Jawabnya  dengan  tatapan  sendu.

Sepasang  suami-istri  itu  menatap  kecewa. Mereka  sebenarnya  tidak  lelah  menunggu  hanya  saja  mereka  tak  tega  melihat  putrinya  itu.  Bagaimanakah  masa  depannya  nanti  bila  ia  masih  belum  bangun? Yang  mereka  lakukan  selain  menyembuhkan  putri  mereka  dengan  berbagai  macam  perobatan  mereka  hanya  bisa  berdoa,  berdoa  pada  moon  goddes  agar  apapun  yang  moon  goddes  takdirkan  pada  putri  mereka  adalah  kebaikan  untuk  putri  mereka.

~~

Di  saat  sudah  menjelang  malam  pasangan  suami-istri  itu  pun  kembali  ke  ruangan  putri  mereka  untuk  melihat  ke  adaannya  walaupun  mereka  tau  kalau  keadaan  putrinya  itu  tetap  akan  sama.  Tapi  mereka  tetap  ingin  mengunjunginya  meskipun  hanya  sekedar  menatap  putrinya  saja.

Dan  saat  mereka  membuka  pintu  ruangan  itu,  yang  pertama  menyambut  mereka  adalah  suara  yang  sudah  lama  mereka  ingin  dengar  selama  12  bulan  29  hari.

"Mom,  Dad,  gimana  kabar  kalian?"

Sepasang  suami-istri  itu  langsung  memasuki  ruangan  itu  dengan  cepat. Sepasang  suami-istri  itu  tanpa  sadar  sudah  menangis  melihat  putri  mereka, Calethea  Eluna  Margaret  bangun  dari  komanya  yang  hampir  memcapai  satu  tahun.

Kiona  langsung  menghampiri  putrinya  dan  memeluknya. "Alethe... Alethea... Kenapa  kamu  lama  sekali  bangunnya,  sayang? Kau  tau  Mom  sangat  merindukanmu" Seru  wanita itu  dengan  tangis.  Hari  yang  mereka  nanti-nanti  tercapai  sudah,  tak  sia-sia  penantian  mereka  selama  ini.

Abraham  ikut  memeluk  Alethea  dengan  erat  sarat  akan  kerinduan. "Selamat  datang  kembali  sayang"lirihnya.

" Aku  pulang  Dad!! Maaf  membuat  kalian  lama  menunggu" Jawab  Alethea  dengan  senyum.

Sepasang  suami-istri  itu  menggrleng  bersamaan. "Tidak  sayang, seberapa  lama  pun  kau  pergi  kami  akan  menantimu  disini,  dan  kau  tau  akan  hal  itu"  Alethea  mengangguk.

"Ya" Lirihnya  dengan  air  mata  yang  bercucuran.

Setelah  itu  Abraham  dan  Kiona  mengabarkan  ke  seluruh  penghuni  kastilnya  bahwa  putrinya  sudah  bangun  dari  komanya.  Dan  kabar  itu  di  sambut  meriah  oleh  mereka  dengan  rasa  syukur,  bahagia  dan  lainnya  lagi.

Bahkan  kedua  putra  mereka  langsung  pulang  dari  kegiatan  mereka  saat  mendengar  saudara  yang  mereka  nantikan  kebangunanya  sudah  sadar.

Tak  hanya  di  Kediaman  Margaret  bahkan  seluruh  penghuni  Darkmoon  pack  senang  akan  kabar  itu.

"Gimana  kabar  kalian?" Tanya  Alethea  pada  kedua  saudaranya  yang  masih  terlihat  ingin  menangis  sangking  senangnya  dan  melihat  ekspresi  kedua  saudaranya  tak  urung  membuatnya  tertawa.

"Kenapa  tertawa?! Kau  tau  bagaimana  sepinya  kami  tanpamu,  kenapa  sangat  lama  bangun?" Ucap  Andreas,  kakak  dari  Alethea.

Alethea  tersenyum. "Kau  ini  bagaimana  sih  kak? Bagaimana  aku  bisa  tau  kalau  aku  akan  tertidur  begitu  lama" Balas  Alethea  pada  Andreas  kemudian  Alethea  beralih  pada  adik  kecilnya  yang  2  tahun  lebih  muda  darinya  yang  sedaru  tadi  menatapnya  dengan  tatapan  berkaca-kaca.

"Kalo  kau  mau  menangis,  menangislah.  Jangan  di  tahan  Ries" Ucap  Alethea  sambil  mengusap  pelan  puncak  kepala  adiknya  itu.

Setelah  mendengar  ucapan  Alethea,  Andries  pun  langsung  menangis  dalam  pelukan  Alethea. "Kau  tau  kak, hiks,  karena  aku  kau  sampai  mengalami  ini... Hiks. Aku... Aku  minta  maaf... Telah  membuat  kakak  begini... Maafkan  aku  kak... Maafkan  akuuuu"

Alethea  mengusap-usap  pelan  punggung  Andries,  agar  bocah  itu  tenang. "Itu  bukan  salahmu, Ries. Jadi  jangan  memyalahkan  dirimu,  okeh"

"Tapi  kak-"

"Tak  ada  tapi-tapian,  Ries. Kau  tau  kakak  benci  di  bantah" Ucap  Alethea  dengan  senyum.

Andries  mengangguk. "Baiklah,  kak" Jawabnya.

Alethea  kembali  tersenyum  kemudian  membantu  Ries  menghapus  air  matanya. "Menurutku  kau  memang  cengeng  dari  kecil, yah.  Bahkan  di  saat  kau  sudah  dewasa  pun  kau  masih  cengeng,  apakah  hanya  itu  sifatmu  yang  tidak  berubah  sampai  dewasa?" Gumam  Alethea  pelan.

"Ada  apa  kak? Kakak  mengatakan  sesuatu?" Tanya  Ries  saat  melihat  Alethea  bergumam.

Alethea  menggelang. "Tidak" Jawabnya.