"Pria semua?" ulang Erlina lagi. Dia lagi-lagi menelan ludahnya dengan susah payah. Dirinya seakan masih tidak percaya kalau di dunia ini ada perusahaan yang seperti itu. Romi kembali mengangguk, mengiyakan pertanyaan Erlina.
"Kamu satu-satunya yang wanita disini, selamat" balas Romi lagi setengah bercanda. Erlina akhirnya hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan pelan. Entah dia harus bangga karena ini merupakan suatu prestasi untuk dirinya yang baru bekerja selama 2 bulan, atau ini sebuah cobaan karena harus menjadi wanita satu-satunya selama 6 bulan kedepan.
"Pak Yudha tidak suka pekerja perempuan, terlalu merepotkan bagi beliau, dia merasa pekerja wanita biasanya manja, lalu terlalu banyak cuti, ada cuti hamil lah, cuti saat anak sakit, belum lagi kalau sudah menikah biasanya minta resign semua, jadi beliau pikir lebih baik semuanya laki-laki." sambung Romi lagi. Dia menceritakan semua alasan mengapa Yudha hanya memilih pekerja pria.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者