webnovel

Rumah Tua

Malam yang sunyi membuatku tidak bisa terlelap tidur, dintambah dengan area perkemahan yang melelahkan. "huhh... untung besok pagi kita udah pulang" ucapku mengeluh. "ehh iya ini hari terakhir kita disini" sambung wulan. "udah malem nih tidur yuk besok udah pulang jangan rewel haha" ajak atrika. Aku, wulan, dan atrika selalu melakukan apapun bertiga entah di sekolah, diluar bahkan main. Malam itu kita ber3 sangat tidak lelap tertidur, banyak suara suara gemrisik di luar tenda kami. "ehh apaan sih tu, brisik ihh" ucapku sambil terbangun. "mau di cek apa lanjut tidur?" tawar atrika. "kita cek aja yuk!!!" ajakku yang tidak punya rasa takut. "enggak deh aku di tenda aja, takut malem malem keluar tenda. Udah yuk kita lanjut tidur aja paling juga anak tenda sebelah iseng" jawab wulan mengeluh sambil mengangkat selimut ke wajahnya. Aku tetap penasaran dengan suara itu, aku dan atrika bertatapan sejenak dan aku mengajaknnya untuk melihat sesuatu yang amat brisik itu.

Aku dan atrika keluar tenda dan meninggalkan wulan yang tengah teridur. Sebelum kami keluar kami melihat ada sesorang yang berjalan dengan kaki pincang di depan tenda kami sepertinya itu wanita. "ehh siapa tuh yang lewat? kakak pembina? kok jam segini belum tidur?" tanyaku kaget. "mana mungkin kakak pembina nyampek sini? kan tendanya di ujung jauh sana?" ucap atrika heran. Aku dan atrika langsung keluar tenda dan membuntuti wanita itu, aku ingin memanggilnya tapi aku takut mengganggu peserta kemah yang lainnya. Jadi aku dan atrika hanya membuntuti wanita berkaki pincang itu sampai dia masuk disebuah rumah tua didekat lapangan tempat aku berkemah itu. "dia masuk kerumah tua itu, waktu kita kegiatan disini rumah itu kukira sudah tidak berpenghuni lagi" kataku heran. Tidak seberapa lama kakak pembinaku menghampiri "mirdaa, atrika? kenapa masih belum tidur jam segini? ayo tidur ngapain kalian malam malam masih kluyuran besok kan harus beres beres untuk pulang" tegur kakak pembina kami. "tadi saya melihat seseorang masuk kedalam rumah itu dari arah tenda kami dan dia berjalan pincang kak, apa mungkin dia butuh bantuan kita?" ucapku sembari menunjuk kerumah itu. "ssttt, akan ku ceritakan di tendamu" ucap kakak pembinaku sembari menarik tanganku dan atrika.

Sesampainya di dalam tenda, kakak pembinaku berkata "kalian jangan kemana kemana! kakak akan bermalam ditenda kalian untuk memastikan kalian tidak keluar". Aku dan atrika bingung kenapa kakak pembinaku jadi dingin? entah karna cemas atau marah. "kakak tadi mau cerita apa?" tanyaku. "sudah kamu tidur saja ini sudah malam, besok kita harus pulang. Intinya jangan keluar tenda malam ini!" tegas kakak pembinaku. Aku dan atrika bertatapan kembali sejenak setelah itu kami langsung tidur. Dan keesokan harinya kami bersiap untuk pulang, yaa meskipun tanpa kemenangan. "semalem kalian dimarahin kak anggun ya?" tanya wulan sambil melipat pakaian. "iya gara" kita keluar tenda jam satu malam" jawabku. "aku sebenarnya tau dan dengar kalian dimarahi tapi aku tidak bangun karna aku takut dimarahi juga haha" ejek wulan. Setelah semuanya selesai, kami pun berjalan kearah mobil untuk meletakkan barang" kami.

Kita bertiga berjalan kearah mobil dan nampaknya mobil itu ada didekat rumah tua itu. Diantara kita bertiga hanya aku yang tidak takut bahkan percaya hantu. Aku biasa saja melihat rumah tua itu tapi entah kenapa aku selalu memandanginya dan ingin masuk. "mir? kamu kenapa? kok natap rumah tua itu? ada apa?" tanya wulan. "ehh nggak kok, nggak ada apa apa cuma pengen aja masuk kayaknya rumahnya enak buat ditempatin yakan? bagus, besar, halamannya luas, dan cukup layak. Cuma nggak terawat aja kan?" jawabku sambil menutup kaca mobil. "iya ya kayaknya enak deh buat ngeflog serem" gitu yakan?" ucap atrika yang memang dia adalah flogger. "ayo balik ketenda lanjut beres beres" ajak wulan. "nggk deh aku agak pusing aku tunggu di mobil aja yaa kalian aja yang kesana" ucapku sambil menarik resleting jaket. Mereka berdua beranjak pergi dan aku melihat mereka. tidak lama aku merasa ada yang lewat di depan mobil, aku ingin keluar tapi aku tidak enak badan kepalaku pusing dan perutku mual yaa mungkin karna kelelahan. Aku melihat kearah rumah itu lagi kurasa rumah itu benar benar kosong tidak berpenghuni, lantas siapa wanita pincag itu?. Ahh sudahlah lebih baik aku berjalan ke tenda daripada aku terus menerus melamun didepan rumah yang tidak berpenghuni bisa kesurupan aku lama lama haha.

Aku berjalan ke arah tenda tapi seperti ada yang mengikutiku dengan seperti menahan tawa, kukira itu orang orang iseng dari SMP lain karna dari awal aku berkemah banyak sekali yang menjailiku. Saat aku menoleh kebelakang dengan tanganku yang ingin menabok pipinya tapi aku tidak melihat apa apa, namun anehnya pintu rumah tua itu terbuka. Rasa heran campur rasa penasaran membuatku sangat ingin melihat isi rumah itu. Tanpa pikir panjang aku langsung masuk kerumah itu, baru aku masuk pintu rumah itu sudah tertutup dengan sendirinya. Yasudah mungkin angin, aku melanjutkan perjalanan masuk kedalam rumah itu. Ruangan demi ruangan ku masuki dan aku menemukan satu ruangan yang seperti kramat sekali. Di pintu ruangan itu ada gambar seperti tangan berkuku panjang yang menyeramkan. "haa? telapak tangan? kuku panjang? jadii ini tangan kuntilanak? atau rumah penyihir haha, kalau wulan yang masuk sini pasti dia udah nangis nangis ketakutan" ucapku yang berbicara sendiri. Aku memasuki ruangan itu dan aku melihat banyak sekali cermin rias, mungkin pemilik rumah ini adalah penjual cermin. Saat kuhitung semua cermin itu ada 7 buah cermin dan aku menemukan satu yang sangat besar dan sangat elok. Aku berkaca di cermin itu tapi cermin itu berdebu sehingga wajahku tidak terlalu kelihatan dan wajahku jadi menyeramkan haha aku tertawa sendiri di ruangan itu. Tapi aku mendengan suara yang tertawa di belakangku, aku menengok kebelakang dan tidak ada apa apa yaa mungkin itu pantulan suaraku. Ohh ternyata di dalam ruangan ini kamar, ada ranjang seperti ranjang seorang ratu bagus rapi dan bersih seperti masih sering digunakan tidur. Entah apa dalam pikiranku aku langsung merebahkan badanku di ranjang itu ahh ini lebih baik.

Tanpa kusadari aku telah tertidur diranjang itu, aku bermimpi ada seorang wanita yang meminta tolong kepadaku untuk menghancurkan semua cermin itu dia berkata "nak, tolong pecahkan ketujuh cermin itu menggunakan senjatanya masing masing yang sudah terdapat didalam lacinya. Untuk cermin yang paling berbahaya, aku sudah memindahkannya ke lantai atas. Tolonglah hancurkan semua cermin cermin ini mereka menyiksaku, mengurungku, menycabik cabik tubuhku". Aku sekaligus langsung terbangun dari tidurku, aku melihat cermin yang amat besar dan elok itu tidak ada. Kini hanya ada 6 cermin diruangan itu, setelah itu aku mendengar ada suara wulan yang memanggilku. Aku langsung lari beranjak keluar dari rumah itu. "ehh gilaa kamu, kamu masuk rumah itu sendirian?" kata wulan keheranan. "ehh iya dasar kamu nggk punya takut, udah berkali kali ketemu hantu masih aja nggk percaya hantu. Dasar manusia aneh" sindir atrika. Aku hanya diam memikirkan mimpiku tadi dan segera memasuki mobil. Saat mobil berjalan aku kembali tertidur ya mungkin karna aku sakit dan lelah. Lagi lagi aku bermimpi wanita itu, dia berkata "aku mohon tolonglah aku nak, hanya kamu yang mampu aku mohon". Aku histeris terkejut dan bangun di mimpiku sembari berteriak. Seisi mobil terkejut dan semua menanyaiku, aku hanya diam heran. "mir? kamu dari tadi aneh deh semenjak keluar dari rumah tua itu. kamu nggk papa? kamu nggk mau cerita apa apa?" tawar wulan. "nanti aja ku ceritain" ucapku singkat.

Setelah sampai di sekolah aku langsung turun dari mobil dan mengambil barangku. "kak aku mau tidur di rumah mama yaa, aku kayaknya nggk kuat deh buat pulang kerumahku pake motor lagi" ucapku memohon. "yauda ayo tapi kita tidurnya sekamar ya" jawab atrika yang sebenarnya dia kakakku. "lan, kita kerumah kakakku bentar ya ada yang mau aku omongin bertiga" kataku serius. "bertiga? penting ya?" tanya wulan. Aku diam dan tetap mengambil tasku sembari menguap. Wulan yang merasa aku sangat aneh dari tadi hanya mengangkat bahunya sambil memandangi atrika. Tak lama kita bertiga sampai dirumah atrika, kita bertiga mendapat sambutan yang ramah "atrika, mirda, wulan... mau nginep disini nih?" tanya mama. "iya ma mirda lagi sakit nggk kuat pulang kerumahnya, kalau wulan kayaknya dia nggk nginep deh cuma tadi mirda nyuruh wulan mampir kesini mau ada yang diomongin katanya" jawab atrika yang melihatku berjalan menuju kamar. Aku berbaring dan mereka menghampiriku "hehh ada apaan sii? mau ngomongin apa? penting nggak? aku udah capek banget nih pengen tidur pengen pulang" ucap wulan mengeluh. Tanpa menunda nunda aku menceritakan semuanya yang kualami di rumah itu beserta isi mimpiku. "mungkin itu memang cermin kramat mirr, jaman dulu kan banyak orang orang yang nyari pesugihan dengan cermin rias kramat yang isinya kuntilanak. Tapi itu menurutku, nggk tau deh kalau menurutmu kan kamu gak percaya gitu gituan. Kamu mah gilaa mirr haha bisa bisanya masuk rumah kosong yang serem kek gitu sendirian" ucap wulan. "tapi wanita itu selalu muncul di mimpiku lann, didalam mimpiku aku ketakutan. Sendangkan kalian nggk pernah liat aku ketakutan secara nyata kan?" ucapku heran dan bingung. "yaiyalah aku yang kakakmu aja nggk pernah liat kamu takut, dan ini pertama kalinya kamu nanggepin hal mistis sampek bingun kek gini" ucap atrika sambil menyisir rambutnya.

Keesokan harinya sekolahku libur ya mungkin karna guruku terlalu peka kaliyaa muridnya pada capek capek haha. Jam dinding menunjukkan pukul 08.15 tapi aku dan atrika baru bangun tidur karna kelelahan. "udah bangu dek?" tanya atrika. sembari merayap melangkahiku mengabil hpnya yang ada di meja dekatku. "iyanihh" jawabku sembari mengaktifkan hp. "sama lahh" sambung atrika. "ehh ada WhatsApp dari mama nihh" ucapku kaget. "gimana isinya?" tanya atrika. "dek, mama harus pergi keluar kota untuk pagi ini. tadi subuh mama di kabari ada urusan mendadak di luar kota. Mama sudah meletakkan uang di laci meja kamar yaa.... Mungkin besok sore mama baru otw pulang. Kamu tidur sini ya nemenin kakakmu, udah tak ijinin kok. Jangan nakal ya dirumah sama kakak" kataku membaca pesan dari mama. Wajah atrika langsung loyo karna harus bersih bersih rumah sendirian tanpa bantuan siapapun yaa karna aku sakit hehe untunglahh.

Keeseokan harinya, sepulang sekolah kami bertiga berencana untuk kerumah tua itu. Niat kita hanya membuat flog untuk akun YouTube nya atrika. Sesampainya dirumah tua itu aku, wulan, dan atrika segera masuk tanpa izin kepada siapapun. Aku membuka pintunya tapi pintunya terkunci "lohh? bagaimana bisa? baru lusa pintunya nggk dikunci kok sekarang nggk bisa dibuka ya? apa rumah ini sudah ada penghuninya?" ucapku. Aku dan wulan mengetuk pintu dan mengucap salam tapi tidak ada yang keluar dari rumah itu. Atrika yang sibuk menyiapkan kamera untuk flog nya berkata "gimana kalau kita lewat belakang?". "anjirr gila apa lewat belakang? nanti kalau ada penghuninya kita di sangkain maling lagi" ucapku ngakak. "udahlah ayo jangan kelamaan keburu sore nanti wulan takut lagi haha" ucap atrika sembari menuju belakang rumah itu. Kita masuk kedalam rumah itu melewati pintu belakang, tidak ada apa apa hanya deritan pintu yang memantulkan suaranya dari sekeliling ruangan itu. "permisi? apa ada orang?" ucap atrika sembari merekam sekelilingnya. "ohh astagaaaa" jerit wulan ketakutan mendengan sesuatu yang jatuh di sampingnya "ayo pulang, ayo keluar, aku takutt aku nggk mau disini!!! baru ngucap salam aja udah ada barang jatuh pasti penunggu rumah ini tidak mengizinkan!!! ayo pulang" ucap wulan sambil memegangi tanganku. "astagaa laannn apaan sihh, penakut amatt gak ada apa apa disini" ucapku meremehkan.

Kita berjalan menyusuri ruangan demi ruangan dan akhirnya kita sampai di ruangan yang lusa ku masuki. "disini ruangan yang aku ceritain" ucapku dengan wajah aneh. "wihh serem amat ukiran pintunya gambar tangan kuntilanak ya ini" kata atrika. "haha so creepy wulan looks scared haha" kataku terbahak melihat wajah wulan ketakutan. Wulan hanya terdiam ketakutan dan menggandeng tanganku seperti ingin menangis tapi menutupi haha very poor. Aku mengelilingi kembali ruangan itu, wulan hanya duduk terdiam di ranjang dan atrika sibuk merekam cermin cermin dan sekitar kamar itu demi video flognya. Didalam mimpiku wanita itu mengatakan hancurkan cermin menggunakan sesuatu didalam lacinya, aku segera membuka semua lacinya dan aku benar benar nyata melihat barang itu. Aku menemukan buku didalam salah satu laci itu yang bertuliskan "JANGAN BUKA BUKU INI" lantas apa salahnya kucoba. Aku membuka buku itu dan dihalaman pertama aku membaca "SING KUAT SING MELIHARA" setelah kubuka dan baru ku baca halaman pertama tiba" angin bertiup kencang didalam ruangan itu. Wulan langsung berdiri dan memegang tanganku, aku nampak kaget bagaimana bisa didalam ruangan bisa ada angin?. Atrika menuju kearahku ketakutan. Dengan secepat cepatnya kita keluar dari ruangan itu dan meninggalkan rumah tua itu.

Sesampainya dirumah aku berfikir keras ingin menghancurkan cermin cermin itu, agar wanita itu tidak menggangguku setiap malam meskipun hanya dalam mimpiku tapi tangisannya seperti nyata. Keesokan harinya saat sore hari atrika dan wulan pergi dengan pacarnya masing masing yaa untuk aku yang tidak punya pacar hanya diam dirumah sendirian karna mama keluar kota dan jadwal pulangnya ditunda. Aku tidak sengaja tertidur di sofa ruang tamu dan lagi lagi aku bermimpi hal yang sama, setelah aku terbangun dari mimpiku aku bertekat untuk pergi kerumah tua itu meskipun sendirian. Baiklah aku sudah ada didepan rumah itu dengan pelan pintu rumah itu tetbuka dengan sendirinya. Aku masuk dengan santai dan perlahan menuju kamar kuntilanak itu, ohh tidak aku melihat wanita pincang itu berjalan kearah tangga sepertinya dia ingin naik kelantai atas. Apaa? jadi wanita pincang itu bukan manusia? aku melihat dia berwujud manusia tapi setengah dari otaknya tanpa tengkorak kepala ouhh so creepy. Aku tidak merasa takut dengan apapun, entah apa yang membuatku dari dulu hingga sekarang tidak pernah merasa takut dengan hal apapun. Aku sembunyi dibalik lemari agar wanita pincang itu tidak melihatku. Setelah wanita itu pergi kelantai atas aku segera memasuki ruangan kuntilanak itu dan menghancurkan cermin cermin itu satu demi satu. Satu cermin sudah ku pecahkan tapi tiba tiba banyak sekali bermacam macam kuntilanak yang berbeda wujud keluar dari cermin yang lain. Ohh tidak apa yang harus aku lakukan? Aku memejamkan mata dan mengucap dalam batin meminta pertolongan wanita yang ada didalam mimpiku itu. Setelah itu aku mendengar wanita itu berkata "jangan takut, tetap tenang. Anggap disekelilingmu tidak ada apa apa! ayo nak kamu bisa". Aku mulai membuka mata entah apapun yang dilakukan wanita itu sama sekali aku tidak melihat ada satupun kuntilanak didepanku. Akhirnya satu persatu aku memecahkan cermin itu dan setelah semua hancur aku menuju kelantai atas untuk menghancurkan cermin yang kata wanita itu sangat berbahaya. baru aku memasuki ruangan aku melihat wanita pincang duduk menyisir rambutnya sembari mengelus ngelus otaknya yang menjijikkan itu. Iyuhh serasa aku mau muntah melihat otak itu bergerak seperti otak manusia normal. Ohh tidak wanita itu melihatku dari cermin, dia menghampiriku, dan aku tidak bisa bergerak ada apa ini? kenapa aku tidak bisa bergerak?. Aku hanya duduk di bawah pintu ruangan itu. Wanita pincang itu kuat menyeret tubuhku, dia membawa tubuhku ke bawah cermin itu. Aku memejamkan mata dan aku mendengar wanita dalam mimpiku berkata "kamu harus melawannya nak, jika tidak kamu akan dimasukkan kedalam cermin itu sama halnya dengan aku". Mendengar ucapan itu aku serentak berdiri dan mendorong wanita pincang itu hingga badannya memental ke arah tembok. Tapi saat aku membuka laci aku tidak menemukan apa apa disana. Wanita itu menyeret kakiku dan aku tidak bisa apa apa bahkan untuk berbicara saja suaraku berat. Wanita itu menyeretku keruangan yang lain yang sangat gelap, dan disitulah aku merasa takut untuk pertamakali di hidupku emm creepy. Dia mengelus pipiku dengan kuku kukunya yang tajam tapi aku ingat dengan kata kata itu. Akhirnya aku mencoba mengucapnya "SING KUAT SING MELIHARA" aku membaca kalimat itu 3kali dan wanita itu akhirnya menjerit keskitan seperti kepanasan. Aku terus melanjutkan ucapanku dan wanita itu lenyap, aku segera kembali keruangan yang tadi dan aku melihat cermin rias itu sudah pecah dengan sendirinya. Dengan lega aku berdiri terdiam menghela nafas dan berfikir apa ini sebuah mimpi? ini pertama kalinya aku mengalami hal mistis yang tidak masuk akal. Bagaimana aku tidak menyebutnya masuk akal, aku saja tidak percaya dengan hantu.

Hari sudah semakin gelap dan malam sudah menyambutku. Dengan tenang aku melangkahkan kaki untuk keluar dari rumah itu, aku masih merasa ketakutan dan aku segera menaiki motorku untuk segera pulang. Sesampainya aku dirumah atrika, wulan dan pacar mereka ternganga kaget melihatku yang datang dengan tubuh berlumuran darah karena terkena darah yang keluar dari otak kuntilanak pincang tadi. Mereka langsung bertanya apa yang terjadi padaku? aku hanya berdiri lemas terdiam namun merasa lega. Aku hanya dapat mengatakan "Rumah tua itu" dan setelah itu aku sudah tidak sadar. Aku membuka mata dan ternyata aku sudah berada di kamar rumah sakit dengan tangan terbius. "aku dimana?" tanyaku sembari memegangi kepalaku yang sangat pusing. "pagi mirda, kamu sedang dirawat dirumah sakit. Kakak dan mamamu sedang keluar melapor ke kantor polisi katanya untuk menyelidiki rumah tua yang kamu masuki itu" ucap suster sembari menata obat obatan di meja ruang rawatku. "bagaimana mereka tau kalau aku telah masuk dalam rumah itu?" tanyaku kepada suster. "saat kamu dibawa kerumah sakit ini, kamu sudah berlumuran darah tapi asal kamu tau kamu tidak ada luka yang parah yang sampai menimbulkan darah yang seperti ini ditubuhmu. Lantas itu darah apa? Kakakmu berpamitan ingin melihat rumah tua yang kamu kunjungi kemarin sore sembari menelepon mamamu. Dan kakakmu menitipkan kamu disini bersamaku jadi mereka bercerita kejadian kejadian yang kalian alami. Sekarang mama, kakak dan teman temanmu sedang melapor ke kantor polisi untuk menyelidiki rumah itu" jawab suster menerangkan. "sus, apa aku boleh pulang hari ini? aku ingin ikut menyeledikinya" ucapku memohon. "mungkin besok kamu baru bisa pulang karna hasil pemeriksaan kamu kurang cairan" jawab suster sambil mengelus dahiku.

Satu hari penuh aku di rumah sakit, tapi tidak ada kabar apapun dari mama dan atrika. Jam sudah menunjukkan pukul 13.00 "siang mirda" sapa suster bersama dokter. "siang sus, dok. Apa saya sudah boleh pulang? atau ada kabar dari mama dan kakak saya?" tanyaku sedikit menekan. "kita priksa dulu ya apa kamu benar sembuh atau belum, kalau belum kamu bermalam disini lagi ya" kata dokter dengan senyuman. Dokter memeriksaku dan alhasil jam 15.00 aku sudah boleh pulang, tapi aku harus pulang bagaiama? dengan siapa? ahh sudahlah aku istirahat saja dulu biar cepat membaik. Setelah puas tetidur aku melihat disamping kananku ada mama dan atrika yang siap menjemputku. "haii udah baikan?" sapa atrika sambil mengelus dahiku. Aku melihat sekelilingku tapi aku juga melihat wanita yang ada dalam mimpiku itu di sebelah kiriku. Entah ini nyata atau aku masih dalam mimpi, aku memandangi wanita itu. "haii cantik... Terimakasih banyak ya kamu sudah menolong tante, kamu menyelamatkan tante dari kutukan kuntilanak itu" ucap wanita itu sembari menyentuh lenganku. Aku hanya diam masih terheran, "aku mimpi ya?" tanyaku menghadap atrika. "haha enggk lah ini nyata dek... Tente ini namanya tante liana, dia terkutuk dan terkurung didalam cermin itu karna dia melakukan pesugihan cermian pengantin dan tidak bisa memberikan tumbal" ucap atrika menjelaskan. "haha yeah, so creepy" ucapku tertawa. Akhirnya kita pulang kerumah mama dan bercerita semuanya pengalaman mistis yang aku, tante liana, atrika, dan mama yang pernah kita alami. Bercerita layaknya keluarga meskipun kita bukan satu anggota keluarga.