webnovel

My Slave, My Servant, My Daughter

kisah tentang Pak Sumi, seorang intel kepolisian yang berhasil membuka kedok rumah Bordil dan menemukan hal yang lebih buruk daripada PSK (Pekerja Seks Komersial) yaitu menemukan seseorang yang akan merubah hidupnya untuk selamanya. kisah tentang keluarga, masa lalu, dan ambisi seorang anak. Kisah tentang suatu keluarga kecil yang berperan besar dalam beberapa kasus skala nasional, masa lalu yang penuh dengan intrik, persahabatan, juga kengerian dan kekejian, serta ambisi seorang anak untuk mendapatkan kepercayaan, cinta dan kasih sayang... ah dan juga tubuh. Cerita akan berkutat pada Marie dan Pak Sumi, lalu orang-orang yang terdekat seperti Bu Rati (Istri Pak Sumi), Tiga anggota daun Semanggi (Clover), dan tokoh antagonis. Apakah Marie bisa mendapatkan apa yang diinginkannya? berakhir bahagia atau tidak, itu semua pilihan anda, pembaca. *Penulis sangat tidak menyarankan untuk dibaca oleh anak-anak tanpa pengawasan Orang tua. Isi konten dan konflik cerita sangat mungkin TIDAK SESUAI untuk anak-anak (atau mungkin sebagian remaja baru). dimohon kedewasaan pembaca. **pict source: https://www.trekearth.com/gallery/Africa/photo1403560.htm

Cloud_Rain_0396 · 灵异恐怖
分數不夠
102 Chs

Bisnis yang Runtuh

Dua orang anak sedang makan nasi sisa yang dilemparkan Sunandar ke tempat ini. Seperti biasa Miya yang menyuapi Marie. Lalu Dia memakan makanan itu untuknya sendiri. Kini Marie hanya berdua dengan Miya. Stok makanan menjadi lebih banyak disini. Mereka berdua merasa senang.

Beberapa hari yang lalu, Sunandar terkena mentalnya ketika melihat aksi pemerintah yang baru.

Minggu lalu baru terlaksana pemilihan presiden. Seperti yang diduga, presiden periode lalu kembali terpilih pada pemilihan kali ini. Sunandar tertawa saat melihat itu di televisinya. Tertawanya bukan tanpa alasan. Dia menertawakan Masyarakat karena memilih orang yang sama lagi seperti yang sudah-sudah. Sunandar dapat menebak jika bisnisnya akan berjalan lancar seperti sebelumnya.

Namun itu tidak terjadi.

Setelah The Smiley witch itu terpilih kembali, Dia tiba-tiba mengundurkan dirinya dan kepemimpinan berganti ke wakil presiden. Heboh, banyak kontroversi yang terjadi setelah ini. Desas-desus informasi bergentayangan di seantero Indonesia. Walau begitu Sunandar tak menghiraukan hal tersebut. Namun, tidak. Sunandar segera menyadari kenapa penyihir yang suka tertawa itu melengserkan dirinya sendiri.

Pemimpin dibalik layar.

Orang itu menjadi orang yang menggerakkan pemerintahan dari atas sampai bawah. Tujuannya hanya satu. Dia berusaha menyelesaikan persoalan yang tak kunjung selesai dari 2 periode presiden tahun lalu. Hal itu adalah ketidaksesuaian data penduduk.

Aneh. Di masa ini teknologi telah mencapai taraf sampai dapat menghitung jumlah penduduk secara tepat. Bahkan jika pemerintah mau, penduduk yang telah memiliki KTP dapat dipantau gerak-geriknya melalui satelit karena Kartu penduduk di seluruh dunia saat ini telah dilengkapi dengan alat pelacak di GPS. Namun, data menunjukkan masih ada selisih sepersekian orang yang seharusnya tak ada selisih, mengingat pencatatan akta kelahiran sekarang langsung masuk ke sistem dalam jaringan sebagai data awal untuk membuat KTP.

Hanya masa The Witch, pemerintah mulai melakukan investigasi. Hasilnya nihil. Ketidaksesuaian yang terjadi beragam alasannya, namun ada dua hal yang menjadi kesimpulan The Witch, yaitu mati tapi belum mengurus surat kematian, dan sejumlah anak-anak yang hilang di panti asuhan. Oleh Karena itu, Pemerintah mulai saat ini segera mengatur regulasi untuk mendirikan panti asuhan dan panti jompo. Hal ini merupakan langkah awal dari pemerintah untuk menghilangkan masalah ketidaksesuaian data kependudukan.

"Pemerintah makin hari makin tidak benar saja hasil kerjanya." Kata Pria bertubuh gendut yang baru saja keluar dari bilik prostitusi.

"Semua orang bebas punya pendapatnya masing-masing. Kenapa Sampean (1) berkata seperti itu?" Kata Sunandar yang sedang berada di meja penerima tamu.

"Ya, apa maksudnya presiden jempolan itu melengserkan dirinya sendiri!?" Tanya orang itu.

"Menurut kabar burung, Dia mau bekerja dibalik layar sekarang. Yah lagi pula ini kali keduanya kan, mungkin Dia mau ganti suasana?" Tanggapan Sunandar.

Pria gendut itu menggaruk-garuk kepalanya.

"Yah apa pun itu lah. Cih! Sialan Mino!" Kata Orang Gendut kesal

"Ah Aku tahu. Sampean kecewa karena keluar cepat lagi? sampai itu merembes ke pemerintah ya." Kata Sunandar.

"Pokoknya semua salah pemerintah!" Katanya.

"Hm, Ejakulasi dini memang tidak bagus lo, coba sampean olahraga dulu sebelum kesini."

"Ah! Tidak gitu juga Sun (bukan karena aku keluar cepat lalu aku kesal sendiri) , ini uangnya. Lihat ini! Dua Jutaku hanya untuk 5 menit." Kata Pria Gendut itu.

Sunandar tertawa kecil dan menerima uangnya. Lalu Pria itu pergi keluar. Baru sampai pintu keluar toko, Dia menghentikan langkahnya.

"Ah Aku lupa, bolehkah untuk minggu depan antar satu (pelacur) ke rumah ku?" Tanya Pria Gendut itu.

"Hm, Bisa, Tapi bukan Mino. Dia primadona disini. Sebentar Aku cek jadwal dulu" Kata Sunandar.

"Ya, asal masih 'rapat'." Kata Pria Gendut itu.

"Hei, bukankah Pegawai Pemerintah sepertimu tak pernah sibuk? Kenapa tidak datang kesini saja?" Tanya Sunandar sambil mengecek buku jadwalnya.

"Aku diundang rapat dengan DPR. Sialan, akhir-akhir ini selalu ada rapat." Kata Pria Gendut itu.

"Hm, ah omong-omong Mino mungkin bisa kesana..." Kata Sunandar

"Eh yang benar! booking Dia untuk satu malamlah kalau begitu." Kata Pria Gendut itu.

"... dengan aturan main yang sama dengan disini." Sambung Sunandar.

"Aduh!" Kata Pria itu.

Lalu Pria Gendut itu kembali lagi ke dalam toko dan mendekat ke Sunandar.

"Kau mau apa lagi selain uang sekarang?" Tanya Pria Gendut itu.

Sunandar tersenyum menyeringai mendengarnya.

"Cepat sekali pikiranmu kalau menyangkut burung kecilmu itu." Kata Sunandar.

"Sudahlah cepat katakan." Kata Pria Gendut itu.

"Seperti biasa." Kata Sunandar.

"Hasil rapat besuk?" Tanya Pria Gendut itu.

"Memangnya apalagi kalau tidak itu." Jawab Sunandar.

"Aku kadang bingung denganmu, kenapa kau selalu ingin hasil rapatku dan informasi picisan(2) pemerintah?" Jawab Pria Gendut itu.

"Tidak ada. Aku hanya ingin tahu sebelum orang lain tahu, itu saja. Terlebih bukannya ini bagus, kamu bisa kumpul kebo gratis?" Jawab Sunandar.

"Ya. Aku ingatkan padamu, jangan sampai info itu kamu bocor." Kata Pria Gendut itu takut.

"Yang jelas tidak akan bocor. Menyalahgunakan informasi itu hanya bergantung pada persepsi yang kamu gunakan, bukannya begitu ya mulia Wakil Ketua DPR RI."

"Jangan menggodaku, Aku bukan Wakil Ketua DPR. Terlebih juga aku tidak melakukan apa pun yang salah, data itu juga untuk rakyat. Anda, kita semua kan juga Rakyat." Kata Pria Gendut itu sedikit kesal.

Lalu Dia berlalu dengan mobil berpelat merah milik negara.

Beberapa hari kemudian hasil rapat itu terkirim ke surel Sunandar. Dari hal itu Sunandar yakin untuk menghentikan hubungannya dengan Awan. Di Siang hari yang mendung, Awan yang sedang menghitung rencana keuangan dengan Ratu di ruang tamu kaget ketika HPnya berdering.

"Sunandar? Tumben telepon." Kata Awan.

"Kita akhiri saja bisnis kita sampai disini." Kata Sunandar langsung ke intinya.

Awan terhenyak dan segera beranjak keluar rumah.

"Apa maksudmu!?" Kata Awan.

"Kita tidak bisa melakukan bisnis ini lagi mulai saat ini, pemerintah memutuskan untuk mempercepat implementasi 'Data Pintar' (2) kepada seluruh penduduk." Kata Sunandar.

"Iya aku tahu itu, tapi apakah tidak terlalu berlebihan sampai kita tidak bisa terus jualan bayi?" Kata Awan merasa takut.

Dari persepsi Awan, Mereka hanya jualan bayi.

"Ada yang kamu tidak tahu, 'seluruh penduduk' itu benar-benar seluruh penduduk." Kata Sunandar.

"Apa maksudmu?" Tanya Awan.

"Satu tahun persiapan, dalam setahun kedepan kita masih bisa melakukan hal ini. Satu tahun setelahnya implementasi yang akan dilakukan dalam waktu satu tahun." Jawab Sunandar.

"Nanda, Kau belum menjawab pertanyaanku." Kata Awan.

"Orang Indonesia yang punya kartu keluarga akan mempunyai KTP. Kartu Keluarga akan otomatis diperbarui sejak orang Melahirkan." Kata Sunandar.

"Tapi, saat ini kami bisa melahirkan di sini." Kata Awan.

Maksud Awan adalah mereka melahirkan di Rumah.

"Jangan lupa jika klien kita ingin anak yang 'bersertifikat'. Jadi data kependudukannya harus ada." Kata Sunandar.

"Tapi.." Kata Awan terhenti.

"Awan, permasalahan KTP ini semakin runyam karena pada kartu itu ada pelacak satelit. Sampai sekarang kita masih bisa bernapas lega karena hanya KK yang dibekali kepada para bayi itu. Tapi sekarang? Lagi pula ada masalah lain lagi yang terjadi disini." Kata Sunandar.

Masalah yang dimaksud adalah Vigor yang keluar dari bisnis ini.

Di masa lalu, Sunandar membuat berpuluh-puluh Panti asuhannya, dengan memberikan bantuan uang ke pihak ketiga dan dari pihak ketiga itu akan diberikan ke orang lain lagi untuk dibuat Panti asuhan (hal ini berakibat pada nama donatur yang tertera dan terlihat di muka umum adalah bukan Sunandar.

Awan akan selalu menyerahkan bayi itu ke panti asuhan secara diam-diam di depan pintu. Kemudian Petugas panti akan menemukan bayi itu, lalu dibuatkan Kartu Keluarga. Satu minggu berselang, Vigor akan datang ke panti dan menculik Bayi tersebut.

(1) Sampean: Kata ganti dalam bahasa jawa yang merujuk pada kata Anda; tuan. (penulis)

(2) Picisan: bermutu rendah. (KBBI)

(3) Data Pintar: Sebuah Program pemerintah untuk merombak sistem pencatatan kependudukan saat ini.

Cloud_Rain_0396creators' thoughts