Dreg! Dreg!
Ponselku terus saja bergetar. Terpampang nama sunshine dari layar yang terus berkedip.
Aku mendengus halus, sebelum aku menekan tombol hijau pada layar ponsel. Kupersiapkan diriku untuk menerima segala kemungkinan dari omelan Reza pastinya.
"Halo!" sahutku setelah menekan tombol hijau.
"Mas, Mas ngak jadi balik ke Bojonegoro ya?" suara Reza terdengar meninggi. Pasti ia sedang merah sekarang.
"Iya Dek, paling minggu depan Mas baru bisa balik," jelasku terbata.
"Apa?" pekik Reza dengan suara lantang. Aku sedikit menjauhkan ponsel dari telingaku.
"Ngapain aja sih Mas di sana sampai seminggu itu!" sahut Reza dengan suara kesal.
Aku diam sejenak dan berfikir, alasan apa yang cocok untukku sampaikan kepada Reza.
"Itu Dek, ibu katanya kangen banget sama Mas, jadi minta ditemani sampai minggu depan," sahutku asal.
"Manja banget sih ibu, Mas!" celetuk Reza dengan nada ketus.
Tut! Tut! Tut!
Bunyi suara telepon telah di tutup. Kutatap layar ponselku.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者