webnovel

My Husband is Gay 21+

Prilly Anatasha Putri Jaya adalah gadis remaja menuju dunia dewasa. Sifat kenakalannya ketika dunianya telah merusak diri sendiri setelah bertemu dengan seorang pria di tempat penerbangan menuju New York. Insiden tanpa sengaja kekesalan pada gadis remaja ini buat pria itu harus menerima konsenkuesi hukuman telah melanggar peraturan. Namun semua terjadi begitu cepat setelah apa yang diketahui sebuah rahasia tentang pria ini tinggal satu atap perhotelan Jakarta dengan gadis remaja itu. Prilly mulai jatuh cinta dengan pria itu tak lain adalah seorang kapten pilot. Prilly kecewa ketika orang yang dia cintai adalah pria gay. Dia berhubungan dengan salah satu rekan kerjanya sesama Pilot. Lalu bagaimana kisah gadis remaja ini. Apa dia bisa menyembuhkan pria itu dari penyakit gay-nya?

Lsaywong · 历史言情
分數不夠
20 Chs

PART 18

Sebuah tangan melingkar di pinggang Prilly. Prilly tersentak mundur.

"Kyaaa..." Posisi terbalik sekarang, Prilly di bawah lagi Aliando di atas. kedua mata Aliando terpenjam sangat aneh.

"Mas! bangun Mas! Hei! mas!" Prilly terus memukul dada Aliando. Masih belum ada respon.

Aliando sudah di pelukan Prilly, Prilly menyerah dan mengusap kepala rambut suaminya yang ada di atas perutnya sambil tidur mendengur.

Setelah beberapa tertidur, akhirnya Aliando kembali ke posisi tidurnya. Prilly bisa bebas dari serangan suami tingkah anehnya. Dia masuk ke bathroom membersihkan diri. Kemudian dia keluar, melihat Aliando masih tertidur belum bangun. Pasti gara semalam dia begadang.

Prilly mendekati nya dan berjongkok menganggu nya lagi.

"Mas, ayo bangun." ucap Prilly membangunkannya.

"Engg" keluh Aliando.

Ciuman pagi untuk suaminya, Prilly pernah nonton film drama Korea kalau setiap suami sulit banget, pasti harus ada morning kiss. Sebenarnya Aliando sudah bangun, cuma dia ingin lagi ciuman pagi dari istri tercinta nya.

"Kok gak bangun ya. Apa harus lebih lama ya," batin Prilly.

Prilly mulai mencium bibir Aliando sedikit lebih lama. Serangan kedua kembali lagi untuknya. Aliando melumatkan langsung bibir Prilly, dan tangan kekar mengangkat tubuh mungil ke atas ranjangnya. Prilly melotot tidak siap untuk menghindar.

"Kena kamu!" sorak Aliando.

"Ih.. mas! dasar!" kesal Prilly akan pergi.

"Main yuk!" ajak Aliando.

"Gak! Mas bau belum mandi." seru Prilly menolak.

"Dosa loh tolak suami." Ancam Aliando.

"Gak mau, mas bau belum mandi. Mandi dulu sana." ujar Prilly lalu turun dari ranjang, Aliando senyum geli langsung di gendong Prilly masuk ke dalam bathroom.

"Aaahh... mas!"

Blam!!!

Pintu tertutup begitu keras, automatis terkunci. Di duduki ke atas wastafel. Prilly masih bengong, suaminya kenapa sih.

"Mas, mandi dulu." omel Prilly.

"Iya ini mau mandi, tapi di mandiin sama kamu." goda nya terlalu mesum dah.

"Dasar mesum."

Prilly akhirnya turutin permintaan aneh suaminya. Di mandiin, di gosokin. Entah kenapa itu tangan Aliando gatal ya. Menyebutkan air ke tubuh Prilly.

"Mas!" bentak Prilly.

"Apa sayang." sahut Aliando lembut.

"Basah mas." ucap Prilly, memang bajunya tembus karena air di semprot oleh Aliando.

"Mandi lagi kalau gitu. Mandi bersama." ucapnya. menatap serius tajam pada Prilly.

Dicium bibirnya, Prilly tentu balas dong. Masa gak balas sih. Suami yang minta. Bigsex banget sih Suaminya. Cumbu makin memanas, Mereka melakukan intiman dengan posisi berdiri. Prilly mendesah belum lagi air shower mengenai kepalanya. Hubungan suami istri kembali berlanjut sampai mereka mencapai puncak masing-masing.

****

Tiga Minggu kemudian...

Sudah tiga Minggu mereka berada di New York, hari tidak terasa bagi Prilly dan Aliando. Selama honeymoon yang panjang adalah sejarah bagi Prilly. Permintaan menjadi seorang hobi traveling adalah tujuannya.

Prilly bangun tidur, merasa sedikit tidak enak dengan perutnya. Dengan cepat dia turun dari ranjangnya, Aliando yang tertidur memeluk tubuh Prilly tersadar olehnya. Dia mengangkat sedikit kepala mengkerut kening. Terdengar suara muntahan di bathroom. Aliando langsung turun menyusul untuk melihat istrinya.

"uweekk... ukhuk... uwwoekkk ..." semua makanan yang di makan semalam keluar semua hingga berair di dalamnya. Aliando memijit lehernya agar lebih enak kan.

"Kamu sakit?" tanya Aliando.

"Tidak tahu, mas. Tiba saja perut merasa mual." jawabnya, kepala sedikit pusing Apalagi besok sudah pulang indonesia.

"Ya sudah, sini aku gendong. Berbaring saja dulu." ucap Aliando mengangkat tubuh nya kembali ke atas tempat ranjang tidurnya.

****

Dalam perjalanan ke bandara, Prilly masih dengan kondisi kepala pusing. Namun tetap dia tahan kan hingga sampai di Indonesia nanti. Butuh waktu enam jam sampai di bandara Soekarno hatta.

Beberapa jam, akhirnya sampai. Supir pribadi Aliando telah datang menjemput. Prilly sudah tidak tahan dengan kepalanya berputar-putar. Dia masuk ke dalam mobil tidur menyandarkan bahu Aliando. Aliando senyum betapa manjanya istri tercinta nya. Setelah sampai di rumah keluarga mereka. Aliando tidak tega membangunkan istrinya dalam keadaan tertidur. Di bawa dalam gendongannya. Orang tua Prilly dan ibunda Aliando menyambut mereka. Tapi, Aliando malah meminta mereka untuk tidak berisik. Mereka mengerti dan memilih untuk aktifitas masing-masing.

Hari menjelang petang, Prilly terbangun dengan tubuh pegal semua, belum lagi kepala sakit terus. Dia bangkit untuk menjadi posisi duduk. Di lihat sekeliling ruangan, dia sudah di rumah. Karena Aliando yang bawanya. Dia menggeserkan selimut tebal ke samping, dia mulai turun untuk ke kamar mandi. Baru saja akan berdiri, pandangannya seperti berputar-putar. Aliando membuka pintu kamar melihat kondisi istrinya. Terlihat kondisi wajah Prilly semakin pucat. Prilly melihat bayangan suaminya menjadi dua bagian. Tidak lama kemudian, dia terhuyung jatuh.

"Hei, sayang. Bangun. Ya Tuhan, tubuhnya panas lagi." Aliando menangkap tubuh istrinya saat akan jatuh membentur nakas itu.

Setelah membaringkan tubuh Prilly di atas ranjang tidur. Aliando mencoba telepon isabella sahabatnya.

"Prilly tidak apa-apa 'kan, nak?" tanya Ibunda nya. Aliando mencoba menenangkan Ibu nya.

"Dia pasti baik-baik saja. Sedang di tangani dokter." jawab Aliando.

"Semoga dia tidak apa-apa. Ibu takut." Sambung mertuanya.

"Dia pasti akan baik-baik saja, ma." ucap Aliando lembut.

Isabella keluar dari kamar, kondisi Prilly sudah lebih baik. Ibunya masuk melihat kondisi Prilly yang lemah itu. Sedangkan ibunda Aliando memasak bubur untuk nya. Isabella memberikan resep obat dan beberapa vitamin pada Aliando. Aliando masih tidak mengerti dengan obat di berikan pada Isabella.

"Selamat ya, sudah menjadi calon papa." ucap Isabella menggodanya.

"Maksudnya?" Aliando malah tidak mengerti.

"Istrimu kembali lagi hamil untuk ke dua kali. Kondisinya sekarang sedikit lemah. Saya harap jangan membuatnya lelah dan pekerjaan berat. Mungkin kehamilan lebih sensitif dari pertama kehamilan nya." jelas Isabella pada Aliando. Aliando mengatup bibirnya diam tidak percaya bahwa istrinya kembali hamil lagi.

"Kalau begitu saya kembali dulu ya. Ingat, jadi papa yang baik." usil Isabella tawa kecil.

Prilly kembali bangun, di buka matanya, di lihat di sana ada ibunya sedang merapikan kamarnya.

"Bu," panggilnya lemah.

"Kamu sudah bangun. Jangan bergerak dulu. Istirahat saja. Nanti Sinta bawa bubur untuk kamu." ucap Ibunya ( nama Erika)

Sinta adalah ibunya Aliando, sedangkan Erika adalah ibunya Prilly.

Sukro adalah ayahnya Prilly.

"Sayang, mama bawa bubur kesukaanmu. Dimakan ya. Biar mama suapi." ucap Sinta meniup asap di sendok pada bubur itu.

"Aaaaa." seru Sinta. Prilly tidak mau makan. Dia menutup rapat - rapat mulutnya.

"Kenapa, gak suka bubur?" tanya Sinta sedih.

"Gak selera, ma." jawab Prilly lemah

Aliando masuk setelah kembali dari apotik tidak lupa membeli testpack kehamilan jika nanti istrinya tidak percaya padanya. Sinta melirih Aliando, Aliando mendekati ibunya.

"Ada apa, ma?" tanya Aliando pada Sinta.

"Coba kamu suapi istrimu. Seperti dia lebih mau sama kamu. Mama tinggal dulu ya. Mau buat susu untuk menantu ku." ucap Sinta berlalu keluar.

"Itu apa, mas?" tanya Prilly melihat bungkusan plastik putih di tangannya.

"Ini obat untuk kamu. Sekarang aaaa," Aliando mulai menyuapi Prilly.

Prilly membuka mulutnya dan memakan pelan-pelan. Tidak butuh waktu lama bubur hampir habis. Prilly menggeleng kepala nya berulang kali.

"Sedikit lagi, ya. Kasihan dedek bayinya gak ada asupan." ceplos Aliando terbongkar.

Prilly menatapnya mengernyit, Aliando meletakkan bubur di samping ranjang. Kemudian dia memberikan testpack pada Prilly untuk mencoba test sendiri.

"Jika tidak percaya. Bisa test sendiri. Setelah hasil nya benar positif, baru kasih tahu ke aku." ucap Aliando pelan.

Prilly mengingat lagi, menstruasi setelah berhenti melakukan hubungan suami istri. Dia turun dan berlari masuk ke kamar mandi. Aliando takut dia akan jatuh nanti. Aliando senyum geli lihat tingkahnya.

Prilly mencoba test kembali, tidak perlu tunggu lama, hasilnya benar positif. Dia hamil kembali. Di pegang perut nya sendiri rata itu. di elus, dia menangis terisak. Dia tidak percaya akan kembali hamil lagi.

Terima kasih sudah berikan aku kesempatan untuk melihatmu. Mama akan jaga kamu. batin Prilly dalam hati.

Suara pintu di luar terdengar oleh Prilly. Itu suara Aliando menanyakan keadaanya, dia khawatir pada istrinya di dalam.

"Sayang, kamu gak apa-apa kan!" teriak Aliando dari luar.

Prilly menghapus air matanya kemudian mencuci muka. Dia sangat bahagia. Aliando di depan pintu memperhatikan tubuh istrinya. Di angkat wajahnya.

"Gimana hasilnya? sudah yakin?" tanya Aliando. Prilly mengangguk.

"Ya sudah, kembali di tempat tidur. Jangan terlalu lelah kata dokter isabella." nasehat Aliando. Prilly menurut

****

Lima bulan kemudian....

Aliando kewalahan akan sikap Prilly kekanak-kanakan. Menyuruh Aliando menjadi kuda. Prilly duduk di punggung nya untuk jalan depan utama sampai dapur bolak balik sampai dua putaran. Bayangan bagaimana kondisi berbadan dua saat duduk di punggung suaminya merangka sampai depan hingga ujung dapur.

"Ayo, mas! cepat jalannya." seru Prilly memukul pantat Aliando. Aliando sudah tidak kuat untuk merangka lagi. Pada akhirnya dia ambruk di tengah tamu. Orang tuanya hanya bisa mengiba.

"Mas! kok berhenti! bangun, mas! huaaaa... hiks... mas... bangun... huaaaa...!" Prilly menangis histeris dalam rumah. Aliando benar tidak kuat untuk bangun. Tulangnya benar mau patah.

"Sayang, jangan nangis. Ayo naik lagi." bujuk Aliando sudah posisi siap di duduki lagi. Prilly terdiam langsung dia cengiran dan mulai untuk naik. Tapi, tidak jadi. Dia malah mendengar di luar rumah ada rujak. Prilly berlari kecil membuat isi rumah mengejar nya.

"Bang! bang! Rujak! Rujak!" teriak Prilly sampai di depan rumah. Si penjual rujak nya keburu pergi jauh. Prilly mencibir bibir mata berkaca - kaca menatap Aliando. Aliando yang sudah amsiong. Apa lagi cobaannya.

"Mas, panjat pohon mangga, pengen mangga muda. Ya! ya mas!" rengek Prilly manja. Aliando sudah tidak kuat lagi. Sekarang saja punggung bagian tulang sedikit tergeser.

"Gak!" bentak Aliando, membuat Prilly terdiam sesaat. Sekarang Prilly menatapnya semakin kesal.

Prilly langsung berlari masuk naik ke atas menutup pintu di kunci langsung. Aliando, menghela nafas panjang bukan maksud untuk membentak nya. ibunya dan mertuanya mencoba membujuk Prilly. Prilly gak mau keluar kalau tidak di bawa mangga muda.