"Tatapan mata menjadi sebuah jawaban bahwa kau menyimpan perasaan yang tak ingin di ungkapkan."
Mengapa kita sangat suka memendam apa yang sebenarnya lebih baik di utarakan. Bukankah memendam perasaan apalagi perasaan cinta adalah sesuatu yang menyakitkan. Soal sebuah jawaban kenapa tidak serahkan saja kepada Tuhan.
Kadang kita terlalu takut kepada kenyataan yang seharusnya tidak menjadi sesuatu yang harus kita takutkan. Seperti air yang mengalir mengapa tidak ungkapkan saja segalanya dan soal apa yang kita hadapi di depan nanti mari hadapi bersama, mencarinya luka dan menyembuhkannya bersama.
************************************
Devano menarik tubuhnya dari Alena yang saat itu tersepit di antara kedua tangannya yang mendarat di penyangga sofa. Devano langsung berdiri dan menatap Alena.
"Ehrm... kalau begitu aku akan menemanimu. Aku akan menunggu!"
"B... ba ik kak...!" jawab Alena yang saat itu masih berusaha menyetabilkan degup jantungnya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者