Malam penantian.
Di atas ranjang Shella duduk dengan lingerie berwarna merah merona, riasannya biasa saja dengan rambut bergelombang yang tergerai indah. Hatinya sangat gugup saat ini dan beberapa kali ia terlihat mengigit bibir bagian bawahnya. Tentu saja pikirannya membayangkan apa yang akan dilakukan Jonathan setelah keluar dari kamar mandi.
Tak lama pintu kamar mandi terbuka, tanpa perintah dengan refleks Shella mengambil buku yang ada di atas meja. Dan menutupi wajahnya dengan buku tersebut, berharap agar matanya tidak bertemu pandang degan Jonathan.
Jantungnya berdegup di luar kapasitas, bahkan pipinya merah memanas walau belum melihat Jonathan secara langsung.
Ck...Hahah.... Jonathan tertawa. Tawanya membuat Shella menurunkan majalah tersebut. Matanya dapat menangkap tubuh berotot Jonathan, dengan roti sobek yang cukup menggiurkan di bagian perut.
Shella menelan ludah dan berkata, "Kenapa ka-u tertawa?"
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者