Rumah Sakit*
Saat ini Vero , Irene dan Krystal telah sampai di gedung putih itu dan langsung meminta pihak medis membantu mereka membawa Jennie untuk segera di tangani.
Setelah Dokter dan dua Suster datang membawa brankar , mereka langsung membawa Jennie ke ruang IGD.. sepuluh menit kemudian Dokter yg menangani Jennie keluar lagi untuk memberitahu tentang kondisi Jennie kepada Irene dan yg lain nya
"Bagaimana kondisi teman saya Dok , dia tidak apa-apa kan? " tanya Irene dengan begitu cemas memikirkan kesehatan teman nya itu di balas berupa senyum kecil dari Dokter muda ini
"Pasien sudah tidak apa-apa , setelah di periksa juga beliau tidak ada luka yg serius. mungkin tadi dia pingsan karena terlalu Shock dan memiliki banyak pikiran , terlebih lagi seperti nya tadi pasien sempat hujan-hujanan ya ? mungkin itu juga penyebab dia pingsan karena menahan terlalu lama hawa dingin dan berakhir tak sadar kan diri sekarang"jelas sang Dokter membuat perasaan mereka sedikit lega
"Apa kami bisa melihat nya sekarang Dok? "
"Bisa , tapi tunggu Suster membawa nya ke ruang inap ya, dan silahkan urus administrasi lebih dulu , permisi " jawab Dokter itu lalu pamit pergi dengan sedikit tergesa-gesa , seperti nya beliau mendapatkan panggilan lain yg baru saja datang sudah menunggu dirinya di meja ruang operasi.
"Lebih baik kalian berdua di sini saja ya sambil menunggu Suster yg akan memindahkan Jennie nanti , untuk masalah administrasi biar aku yg urus "
"Ah.. tidak usah repot-repot Mas , biar nanti saya saja yg akan datang resepsionis untuk membayangkan semua perawatan teman saya itu " tolak Irene dengan halus , karena ia tidak enak selalu merepotkan sepasang kekasih itu.
"Sudah lah tidak perlu menolak bantuan dari suami ku , toh.. aku jamin kalian pasti tidak akan mampu membayar semua biaya perawatan di Rumah Sakit ini , secara kalian itu kan miskin " Krystal mengucapkan kalimat itu sambil merotasikan mata nya ke arah lain dengan kedua tangan melipat di atas perut
Dia bahkan tidak pernah berfikir bahwa perkataan nya itu bisa saja menyakiti hati orang lain
"Krystal , aku mohon sama kamu. tolong jaga sikap kamu kepada orang lain. hargai mereka , sebagaimana mereka menghargai mu"nasehat Vero semakin membuat Krystal kesal dan mengulurkan telapak tangan nya ke arah Irene
" Maafkan aku Mba "ucap Krystal dengan senyum yg di paksakan itu terlihat sangat jelas di wajah nya , Irene tau Krystal terpaksa meminta maaf pada nya. tapi ia tak mungkin menolak uluran tangan dari seseorang yg berniat ingin meminta maaf kepada nya
" Saya juga minta maaf , jika sifat ataupun perkataan saya ada yg menyinggung perasaan Mba nya "kata Irene dengan tak enak hati menerima uluran tangan Krystal , membuat Vero tersenyum melihat kedua wanita di hadapan nya saling memaafkan seperti ini.
" Nah.. , kalau berbaikan seperti ini kan enak di lihat. kalau begitu aku pamit pergi dulu ya , mau membayar administrasi teman Mba nya tadi "ucap Vero membuat Irene menganguk mengerti , tapi saat Vero hendak ingin pergi tangan nya di cekal oleh Krystal lebih dulu.
"Kenapa? " tanya Vero bingung melihat sikap istri nya kali ini
"Aku ikut saja ya dengan mu , aku tidak nyaman jika di tinggal dengan orang asing" rengek Krystal membuat Vero mengangguk mengerti dan menatap ke arah Irene lagi
"Mari Mba " Irene mengangguk sambil tersenyum membalas sapaan Vero tadi , dan setelah kepergian pasangan baru itu. ia terduduk di bangku tunggu dengan perasaan sedikit lega.
"Jen , cepat lah sadar. orang yg kita cari sudah berada di sini sekarang " gumam Irene seorang diri sambil tersenyum sangat lebar , membayangkan betapa bahagianya Jennie saat ia tau bahwa Krystal ada di dekat mereka.
***********
Sementara itu di Rumah Sakit lain , Lisa tengah terduduk di kursi taman bersama dengan Chacha menikmati angin pagi yg begitu menyejukkan hati.
Hela'an nafas itu terdengar sangat jelas keluar dari mulut kedua gadis cantik ini , cuma bedanya yg satu menghembuskan nafas nya dengan kasar karena bosan. dan yg satu nya lagi menghembuskan nafas nya karena senang , sebentar lagi ia akan di izinkan pulang sore nanti.
"Lis , kabur yuuk beli cilok di luar " celetuk Chacha membuat Lisa langsung menatap sahabat nya horor
"Kau pikir kita sedang bolos pelajaran apa , bisa pergi se'enak nya gitu aja tanpa beban sedikit pun. aku ini masih berstatus sebagai pasien Rumah Sakit ini Chacha "
"Tapi kan Rumah Sakit ini milik Papa mu kan Lis , yg nantinya akan di waris kan juga kepada mu . jadi pihak Rumah Sakit pasti bisa mentoleransi akan hal itu dan memberikan mu izin untuk keluar masuk Rumah Sakit semau mu "
"Tidak begitu juga Chacha Prysilla , meski aku adalah anak pemilik Rumah Sakit ini. tapi aku tidak bisa bersikap semau ku seperti itu , aku harus mengikuti kebijakan prosedur Rumah Sakit ini. sudah cukup waktu itu aku kabur dan di ceramahi habis-habisan oleh Papa. aku tidak mau merasakan hal itu lagi"
"Dasar payah kau Lis , baru segitu saja nyalimu sudah ciut seperti ini. apalagi jika kamu sudah memiliki pacar dan bertemu dengan calon mertua , aku sampai tak bisa membayangkan jika hari itu tiba. pasti kau sudah mati kutu duluan sebelum bertemu dengan calon mertua mu itu , hahahaha"ejek Chacha di balas tatapan sinis dari Lisa
"Kau itu sebenarnya teman atau lawan sih!! bisa nya cuma mengkritik saja sejak tadi , dari pada kau membuang waktu dengan ucapan yg tidak berfaedah. lebih baik kita pergi ke kantin Rumah Sakit yuk , aku lapar. dan ingin makan bakso super pedas di sana , katanya bakso di kantin Rumah Sakit ini sangat enak"Chat langsung bangun dengan begitu semangat mendengar kata 'makanan' di dalam nya
"Hayuk lah kita makan bakso Lis , aku juga lapar nih belum sarapan sejak tadi " Lisa langsung memutar bola mata nya malas
"Please ya Chacha , tadi sebelum kita ke sini kamu sudah memakan sandwich dua potong dan bubur milik ku . apa itu masih kurang untuk mu?"
"Bubur semangkok dan dua potong sandwich itu bukan di namakan sarapan bagiku Lis , tapi cuma cemilan kecil. dan perut ku sudah meronta nih minta di isi. hayuk dah berangkat sebelum antrian nya panjang nanti " ucap Chacha langsung menarik tangan Lisa setelah mengakhiri ucapan nya
"Pelan-pelan Chacha , aku bawa infus tau " protes Lisa saat Chacha menarik tangan nya terlalu cepat
"Iya bawel , maaf dah"sahut Chacha mulai memelankan laju langkah nya agar tidak di protes lagi oleh sahabat tercinta nya
Tapi , saat mereka berdua tiba di kantin. ternyata antrian penjual bakso nya itu sudah sangat panjang sekali seperti rel kereta api.
" Yaaah.. Lis , udah jadi kereta api tuh. gimana dong!! kita tidak jadi makan bakso nih"eluh Chacha membuat Lisa menghembuskan nafas nya dengan kasar , lalu melihat ke sekeliling. hingga ia menemukan seseorang yg dapat membantu dirinya
"Pak Somat , tolong ke sini" teriak Lisa memanggil salah satu security yg baru saja mengambil jatah kopi nya di kantin , memang Jarwo menyuruh ibu kantin untuk memberikan toleransi buat seluruh pekerja di Rumah Sakit ini mendapat kan jatah susu , teh atau kopi jika pagi hari.
"Iya neng , ada yg saya bisa bantu? " tanya Pak Somat dengan sopan
"Pak , tolong antriin kita bakso ya Pak. 10 porsi kalo bisa , nanti bapak kalo mau bakso tinggal bilang aja sama mamang nya. nanti akan saya bayarin kok " bukan Lisa yg menjawab melainkan Chacha dengan semangat empat lima , dan Lisa hanya bisa tersenyum canggung tak enak hati karna telah menyuruh yg lebih tua untuk membantu nya padahal ia bisa melakukan nya sendiri.
"Asiap neng , bakso 10 porsi untuk eneng-eneng cantik ini . dan dua bakso tambahan buat saya , boleh kan ya saya pesan dua mangkok neng hehe"
"Iya Pak , tenang aja. bapak bisa pesen sepuasnya , nanti Lisa yg akan membayar nya"
"Kalau begitu kami tunggu di sana ya Pak " ucap Lisa sambil menunjuk bangku kosong paling pojok di balas anggukan kecil dari Pak Somat
"Beres neng , kalau begitu saya akan mengantri dulu"ucap Pak Somat lalu langsung berlari kecil ke arah antrian bakso yg sudah semakin panjang itu sebelum antrian nya semakin panjang lagi nanti
" Pak Somat ganteng ya Lis , apalagi dengan kumis nya yg panjang kayak rumput di lapangan sepak bola. hahaha itu lucu "ucap Chacha dengan guyonan nya membuat Lisa lagi-lagi memutar bola matanya malas
" Please ya Cha , itu tidak sopan tau. sebagaimana pun bentuk wajah dan tubuh seseorang , kita tidak boleh menghina nya"
"Ya maaf , kan cuma becanda doang ealah "