Tak berapa lama Bi datang dengan sebotol wine di tangan nya dan dua gelas kosong.
"Nihh..untuk hari penuh kebebasan ini" teriak Bi sambil menuangkan wine di gelas kosong itu
"Hahaa...bebas dari make up" teriak Lea sambil mengambil gelas yang sudah di isi oleh Bi lalu meneguk nya sampai habis.
Malam yang panjang, sudah pukul sebelas Lea tampak mabuk, bagaimana tidak sudah dua botol wine yang hampir kosong di meja itu. Sedangkan Bi masih sadar dan memandang lekat ke arah gadis itu.
Party di akhiri dengan lagu perpisahan dari DJ dan beberapa tamu sudah mulai keluar gedung, begitu juga dengan Lea dan Bi yang menuju parkiran mobil.
Bi tampak memapah Lea yang sudah hampir tak sadar karna wine yang terlalu banyak.
"Leaa..aduhh kamu minum banyak banget sihh" gerutu Bi sambil memasukkan Lea ke dalam mobil dengan hati-hati.
"Bi ...kepala ku sakitt" sungut Lea sambil memegang kepala nya.
"Jelas sakit lah..kamu minum gak kira-kira" terang Bi sambil melihat gadis itu sibuk dengan tangan di kepala.
"Inii Bi...sakit bangett" Lea memukul kepala nya pelan seolah rasa sakit itu akan hilang.
"Sini aku lihat.." Bi mendekatkan wajahnya ke arah Lea dan mulai memijit kepala Lea, sampai beberapa saat Lea tak bersuara lagi Bi tetap memijit.
Bi yang memijit dengan penuh perhatian tiba-tiba berhenti ketika di lihat nya Lea tertidur begitu manis dengan bibir merah yang begitu menggoda nya, tampa sadar Bi menarik badan nya mendekati wajah Lea dan mengecup bibir teman kecil nya itu beberapa saat. Berapa saat kemudian Bi tersadar lalu buru-buru menyakan mobil dan beranjak dari tempat itu.
Ting tongg..ting tong.
Terdengar langkah kaki dari dalam rumah membuka pintu.
"Aduhh biikk ..Lea makin berat" gerutu Bi sambil menggendong gadiss itu.
"Aduhh den Bi, ini si non kenapa kok sampe di gendong segala" tanya bibik kawatir.
"Gak apa-apa kok bik..dia cuma ketiduran aja"
"Yaudah ayok ke atas den..kasihan si non"
Melangkah perlahan di tangga dengan bobot Lea di punggung nya membuat Bi sedikit lambat bergerak, lalu beberapa saat meletakkan gadis itu di tempat tidur.
"Udah bik gak apa apa kok.." jelas Bi agar tidak kawatir.
"Ia den..yaudah saya tinggal ya..."
Bi tidak langsung pergi dia masih menatap wajah Leaa yang tertidur, sesekali mengelus pipi nya kemudian tersenyum.
"Andai kamu ngerti perasaan ku.." Bi berkata lirih kemudian mulai beranjak dari tempat tidur Lea.
Setelah berpamitan Bi berjalan ke halaman rumah lalu menyalakan mobil kemudian melaju meninggalkan rumah keluarga Sujipto, malam yang indah sejuk dan mimpi yang indah.
Pagi yang mendung, germis datang membasahi tanah dan dedaunan, sedangkan Lea masih asik dengan mimpi indah nya sampai tidak menyadari Bu rena sudah di sebelahnya mencoba membangunkan.
"Sayannngg...bangun dong" ucap Bu rena sambil memukul pelan pipi Lea yang masih tetap tidur.
"Leaaa...leaa...ini udah jam sembilan loh, kamu gak kerja??
"Leaaa udah di pecat mi" jawab nya tampa membuka mata.
"Lohh..kenapa? Lea salah apa sayang ??" tanya Bu rena penasaran.
"Mereka jahat mi!! Lea udah dapat hukuman dari mami juga papi, Lea mengalah minta maaf berlutut di depan mereka, tapi tetap aja mereka mau lebih" jelas Lea menahan sakit di kepala nya.
"Siapa sayang? hukuman apa??"
"Mami lupa kalau mami dan papi udah menghukum Lea selama 3 tahun dan melarang Lea untuk tidak ikut otomotif dan harus fokus ke make up??" Lea mulai menangis.
"Sayang itu bukan hukuman,,kenapa kamu berlutut? Siapa yang kamu maksud ?" Bu rena mulai penasaran, gadis nya menangis di pagi hari yang Bu rena tau gadis nya adalah yang paling tangguh kedua kali nya dia melihat gadis itu menangis setelah sepuluh tahun terakhir ketika Bu rena dan pak Yogi pergi keluar negeri.
"Mami ingat waktu Lea di sekolah menengah pertama? Lea gak sengaja menggores wajah seorang murid, kemarin dia memaksa Lea berlutut dan mengejek Lea di depan semua orang, tanpa dia tau hanya karna goresan kecil itu masa muda Lea hilang dan hobby Lea di renggut" Lea mulai sesunggukan sedih.
"Maafin mami sama papi sayang, mami gak tau kamu sehancur ini" Bu rena menangis sedih sambil memeluk gadis nya itu.
"Lea udah berusaha mi membayar kesalahan lea" Lea menjelaskan.
"Mami tau..mami paham sayang..mami akan bantu kamu yahh".
"Mami bantu Lea?"
"Ia..mami akan bayar harga masa lalu kamu yang hilang itu, mami akan dukung kamu"
"Makasih mi..." Lea memeluk kuat Bu rena.
"Kamu mau lanjut dengan otomotif? Atau kamu mau lanjut make up?" Bu rena bertanya pada gadis nya.
"Lea mau belajar make up mi, Lea akan buktikan kalau omongan mereka salah dan usaba Lea selama sepuluh tahun gak sia-sia." jelas Lea sambil terus menangis.
"Sudahh ..sudah nanti mami bantu kamu, berjanjilah kamu tidak akan menyerah yahh..."
"Lea janji mi...Lea akan lakuin yang terbaik"
"Kalau gitu, Lea harus bangun dan mandi, Lea harus mulai hari ini".
"Mulai apa mi?"
"Mulai bergerak buktiin ke mereka kalau gadis mami lebih dari yang mereka kira".
"Ia mi Lea beranjak dan mulai mengambil handuk untuk mandi".
"Tapi kenapa anak gadis mami bau alkhol?" Bu rena tiba tiba berbicara.
"Hehehe kerjaan si Bi..mi dia ngajak Lea ke party geng motor dan di paksa minum wine" jelas Lea menyalahkan Bi.
"Emmm mami tauu pasti Bi jadi kambing hitam" sambil menggeleng kepala dan melangkah dari kamar gadis itu.
Hari yang panjang untuk Lea..seharian dia hanya beraktivitas di rumah, sesekali keluar melihat motor merah maroon nya yang terparkir di halaman.
"Bik mami dimana?"
"Tadi jam sebelas ibuk pergi non kayak nya ada urusan penting,s etelah bicara dengan bapak di telepon ibuk bawa mobil sendiri" jelas bibik ke Lea.
"Mmm gitu ya bik yaudah deh"
"Non mau makan cemilan?" tanya bibik ke Lea yang masih berdiri di dekatnya.
"Gak usah bik Lea mau ke rumah Bi aja kangen sama tante".
"Ohhh ide bagus non" bibik tersenyum ke arah Lea yang mulai melangkah ke arah pintu utama.
"Non " teriak bibik memghentikan langkah Lea seketika.
"Ia bikk ada apa?"
"Celana nya non apa gak mau di ganti dulu?" sambil menunjuk celana kolor Lea yang sudah usang.
"Hehee bibik terbaik dahh" Lea berlari kemudian mencium bibik, kemudian menaiki tangga menuju kamar.
"Hati-hati non nanti jatuh" bibik berteriak ke arah Lea yang berlari lari.
"Ia bikkk " kemudian Lea memperlambat langkahnya.
Lea sangat menyanyangi dua pembantu di rumah itu, ketika orangtua nya jauh merekalah yang menjadi ibu dan ayah Lea.
Lea melangkah di jalanan perumahan mewah itu, sudah lama dia tidak berjalan-jalan melihat deretan perumahan mewah itu.
Tingg tongg..tingg tong
"Mang karsooo" teriak Lea sambil membunyikan bel.
"Ehhh non Lea udah lama gak kelihatan" sapa mang karso dari lubang kecil melihat keluar dari dalam pekarangan rumah bi sambil membuka pagar besar penghalang .
"Ia mang kangen sama tante sm om" Lea tersenyum melihat ke arah mang karso yang juga tersenyum.
"Sama tante atau sama den Bi ??" mang karso meledek Lea seraya tersenyum penuh intimidasi.
"Ihhh si mamang apaan" Lea bergegas melangkah ngeri melihat si mamang yang masih meledek nya.
Lea mengetuk pintu rumah keluarga Setio itu.
"Ehhh Lea lama gak kelihatan sayang" sapa tante septi dari dalam rumah seraya membuka pintu.
"Ia tante Lea kangen masakan tante" ucap nya sambil merangkul tangan Bu septi penuh harap akan di masakan sesuatu.
"Ia mau di masakin apa??" Bu septi bertanya lembut sambil memegang tangan Lea.
"Leaa mauu roti bakar sosis buatan tante" jawab Lea manja.
"Tante masakin yakk tapi bantu tante bangunin Bi dari pagi gak bangun belum makan juga tuh anak" gerutu tante septi.
"Siapp tante" Lea beranjak menuju ke lantai atas dimana kamar Bi berada.
Lea membuka pintu mengendap endap masuk, agar Bi tidak terbangun.
"Biiii bangunnn" Lea melompat ke arah Bi yang masih pulass menindih laki-laki itu dengan punggung nya tidak lupa berteriak seperti anak kecil.
"Aaaa ngapain di sini" teriak Bi sambil mendorong tubuh Lea yang membuat nya susah bernafas.
"Bangun bangun tante dah buat roti tuhh temenin aku gak kasihan apa sama teman yang baru di pecat ini" Lea berkata sedikit sedih agar dapat perhatian dari Bi.
"Yaudah awass aku susah nafas karna badan mu" ucap Bi terengah karna tindihan badan Lea.
"Gitu donk bangun bangun" Lea menarik tubuh nya dari tempat tidur dan berdiri menatap Bi yang mulai bergerak.
" ganggu aja ahkk !! lagian kenapa mang karso buka gerbang" gerutu nya mulai berdiri lalu menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Ehhh ehhh,,kalau tidurrr bisa gakk pake celana gituu" ucap Lea ke arah Bi yang hanya mengenakan kolor berwarna kuning.
"Aaaa ngintip lagi " teriak Bi sambil menarik bantal menutup bagian kolor nya yang sudah terlihat Lea sejak tadi.
"Aku udah lihat gak usah di tutu buruan mandi sana dasar jorok" Lea melempar baju yang berserak di atas tempat tidur ke arah Bi yang masih menutup kolor kuning nya, sambil senyum kecut.
"Udah tante Bi udah bangun dan dalam proses membersihakan badan nya yang bau" jelas Lea sambil duduk di meja makan memandangi tante nya membuat roti kesukaan nya.
"Haaa untung ada kamu, kalau gak bisa besok subuh Bi bangun, gak ada yang bisa bangunin anak nakal itu".
"Mmm sama sih tante, Lea juga susah banget kalau soal bangun" Lea tertawa kecil.
"Hahaha daasar anak-anak nakal, tau nya buat orang tua repot aja" Bu septi tersenyum melihat gadis itu.
"Om dimana tan?"
"Biasa sibuk sama usaha kulinernya, sekarang lagi di kalimantan buka cabang di sana"
"Wahh sukses banget resto nya si om"
"Begitulah.."
"Pagii maa" Bi datang lalu memeluk tante septi lalu mencium pipi nya.
"Pagi apaan ini Bi..ini udah jam tiga sore sayang" tante septi menjelaskan pada anak sematawayang nya itu.
"Hahaha dasar bangke, cowok apa yang bangun jam tiga tapi bilang nya pagi" Lea tertawa kencang melihat Bi yang melihat ke arah jam dinding.
"Dasar!! dari pagi mama udah bangunin tapi gak di dengar"
"Hehehe maklum ma semalaman Bi capek banget, harus gendong ni anak ke kamar nya mana badan nya berat banget" ucap Bi sambil melirik Lea yang mendengarkan.
"Lahh emang kenapa?" tanya tante septi penasaran
"Biasa ma anak nakal "
"Ahhh bohong banget" sangkal Lea ke Bi yang masih melihat ke arah nya sinis.
"Tanya aja si bibi siapa yang gak bisa jalan sampe harus di gendong ke kamar".
"Hahah kalian kalau ga ketemu kecarian kalau ketemu ribut mulu" tante septi menengahi perkelahian.
"Hahha dia ni ma udah mabuk, berat, bukannya bilang makasih"
"Makasih dehh awass kalau ga betul ya aku pastiin muka mu bonyok"
"Tanya aja si bibik
"Udahh udah!!! Nih makan dulu" tante septi menyodorkan dua piring berisi roti sosis yang creami dan juga teh yang harum.
"Makasih tante!! Roti ter enak planet ini" sahut Lea senang.
"Makasih ma" Bi ikut mengucap trimakasih seraya mengambil sepotong roti sosis yang masih panas itu.
"Anak-anak tante udah pada dewasa, tapi sayang kelakuan kalian masih seperti waktu kecil kapan kalian dewasa dan bawa pasangan masing-masing tante septi melihat reaksi kedua sejoli itu.
"Aaaa mama untuk urusan itu biar Tuhan yang atur" Bi sedikit tertunduk.
"Ia tante, sekarang pasangan tidak mudah di dapat," Lea ikut memberi pendapat.
"Ia tante tau tapi kalau kalian hanya sibuk menutup diri maka pasangan itu tidak akan ada yang datang"
"Ma umur dua puluh lima tahun itu masih muda" jelas Bi pada mama nya.
"Bii kamu udah dua puluh lima tahun dan mama ga pernah lihat kamu dekat dengan gadis lain selain Lea, atau kenapa kalian tidak coba untuk lebih dekat satu sama lain".
"Aduhh tante, Lea udah anggap Bi seperti saudara sendiri" jelas Lea sedikit tersenyum pahit.
"Apaan sih mama!! Lea ini cowok ma, mama mau Bi punya pasanagan cowok?" Bi tertawa sambil melihat Lea yang sedikit malu.
"Hussss!! kamu ini jelas-jelas Lea gadis yang manis kamu ini ada-ada aja"
"Tau nihh Bi" ucap Lea kesal.
"Hahaha lagian lihat deh, baju longgar, celana sobek,ccewek mana yang lebih suka motor dari pada dandan?" sahut Bi sambil menunjukkan baju Lea yang longgar sambil mengejek.
"Bi kamu udah kenal Lea dari kecil kenapa baru sekarang kamu berkomentar tentang itu"
"Yah biar mama gak mikir kalau Bi bakalan suka cewek tomboy ini"
"Mama rasa Lea manis sopan kenapa tidak?" tante septi membela.
"Lea juga gak mau punya pasangan yang tidur dari malam ke sore" jelas Lea singkat.
"Hahahh.ia bener tu Lea kamu bisa dapat yang lebih dari pada anak tante ini"
"Bi baik kok ganteng, keren, pandai" menunjukkan kualitas diri nya.
"Hahaha yaudah berarti kamu cocok dengan Lea" tante septi tertawa.
"Mamaa.
"Tante" teriak kedua sejoli itu serentak tanda kurang setuju.
"Ia ia" tante septi meninggalkan dua orang itu yang masih sibuk dengan roti sosis masing masing.
***