webnovel

My Destiny

Lea gadis yang manis dan sedikit tomboy, memulai karirnya di bidang fashion walaupun hati nya sangat ingin bidang otomotif, itulah awal dimana dia bertemu Fio yang akhirnya jatuh hati pada lea. Sedangkan lea mencintai Bimo sahabat masa kecilnya. Bagaimana kisah cinta yang rumit itu berakhir apakah bahagia atau duka??

Santi_Kristia_s · 青春言情
分數不夠
56 Chs

Bab 48

Koridor itu terlihat ramai, beberapa orang lalu lalang dan di sana ada Ibu dan ayah Fio yang sesekali bertanya kepada Lea.

Seperti tidak ingin Mereka kawatir Lea mengajak mereka duduk di kursi dimana Criss dan yang lain duduk menunggu Fio sadar.

"Apa yang terjadi kenapa Fio bisa sampai ke Rumah sakit Lea?" Tanya ibu Fio yang sedikit bergetar takut akan hal buruk terjadi pada Fio.

"Saya juga kurang tau tante, saya kebetulan tidak di kantor hari ini" Lea bigung harus menceritakan apa pada Ibu Fio.

"Tante jangan kawatir, Fio gak salah kok perempuan gila itu terlalu suka sama Fio, padahal Fio gak suka sama dia, yahhh..begitulah tante" Criss sedikit kesal mengingat kejadian tadi.

"Jadi bagaimana perempuan itu?"

"Udah tante gak usah kawatir, Lea udah urus soal dia" Lea memegang tangan ibu Fio yang masih terlihat bigung hal apa yang menimpa putranya itu.

"Makasih ya Lea" senyum kecut wanita paruh baya itu pada Lea.

Setelah menunggu lama, mereka akhirnya lega saat seorang suster memanggil mereka.

Mereka boleh masuk, tapi hanya sebentar karna Fio harus kembali istirahat.

Mereka masuk bergantian mengikuti aturan Rumah Sakit.

Orangtua Fio masuk terlebih dahulu di ikuti Criss dan Sea yang kemudian langsung pulang karna baju mereka sudah sangat kotor dari siang hari.

"Bagaimana Fio?" Bu rena yang berdiri di sebelah Lea bertanya.

"Sakit tante" senyum nya menahan perih di perut.

"Kasihan..kamu cepat sembuh ya" Bu rena mengelus pipi Fio yang sudah di anggapnya anak sendiri.

"Yaudah kamu istirahat lagi yah, tante harus pulang udah malam" Bu rena tersenyum kembali dan melihat ke arah Lea seolah mengajaknya pulang.

"Lea..boleh kita bicara sebentar?" Fio berkata pelan menghentikan Lea yang mengikuti langkah Bu rena.

"Ada apa ?" Lea duduk di sebalah Fio sambil melihat Bu rena yang sudah keluar dari kamar Fio.

"Aku hanya rindu" Fio tersenyum.

"Gak usah bercanda Fio, kamu lagi sakit lebih baik istirahat" Lea berkata dengan wajah serius.

"Aku bermimpi bertemu dengan Bi"

"Apa?"

"Yahh..dia menyuruh ku pulang, katanya aku harus menjaga mu lebih lama lagi, walaupun aku sudah bilang kalau kau tak mau ku jaga" senyum Fio ke Lea yang memandangnya serius.

"Aahhh..itu hanya mimpi ngawur karna kamu pingsan" Lea seolah tak percaya apa yang di katakan Fio.

"Aku terlalu sakit untuk berbohong Lea"

"Lalu apa lagi yang di katakan Bi?"

"Katanya, aku harus bersabar karna suatu saat kau akan luluh dan tau perasaan ku"

"Haaaa..perasaan apa lagi ini" Lea kesal dengan ucapan Fio.

"Apa kau masih belum tau perasaan ku?" Fio memandang Lea penuh rasa ingin tau.

"Fio..kamu sakit gak usah bicara perasaan, kamu istirahat aja Ok!!" Lea bangkit dari duduknya.

"Lea.." tangan Lea di tarik Fio pelan.

"Apa lagi Fio..kamu istirahat ya" senyum Lea terpaksa.

"Makasih udah repot-repot ke sini dan udah ngasih kabar ke mama papa"

"Sama-sama, istirahatlah" Lea melepas tangan Fio dan merapikan selimut Fio.

Lea melangkah meninggalkan Fio yang memandang Lea yang menjauh dan hilang.

Hati Fio sakit juga bahagia, perasaannya tidak pernah terbalas namun perhatian Lea membuatnya bahagia.

"Tante  om...Lea pulang dulu ya" Lea berpamitan pada kedua orangtua Fio yang duduk di kursi dengan Bu rena.

"Oh..hati-hati di jalan ya Lea"

"Ia tante, besok pagi Lea ke sini lagi, tante sama Om bisa istirahat di dalam" senyum nya pada kedua orangtua itu.

"Ia ia...Bu rena trimakasih sudah repot-repot"

"Ahhh..Fio udah kayak anak sendiri gak mungkin repot" Bu rena tertawa.

Lorong itu kembali sepi, Lea dan Bu rena sudah terlihat di parkiran mobil hendak kembali ke rumah mereka.

Mobil itu melaju perlahan di jalanan ya g sudah mulai sepi.

"Mama nya Fio baik ya"

"Mami baru ketemu sekali udah bilang baik"

"Lah..tadi mami cerita banyak sayang, papanya juga ramah" Bu rena tersenyum terlihat bahagia.

"Kenapa perempuan itu jahat banget ya mi"

"Mami juga heran kenapa ada gadis begitu, bisa sampe buat orang lain celaka"

"Ia mi, Lea heran apa lagi dia ngelakuin hal itu di kantor Lea mi" Lea menggelengkan kepalanya.

"Jadi gimana hukumannya sayang?"

"Lea belum tau mi, Lea bakalan ke sana besok siang"

"Dia harus di hukum berat sayang, sama kayak perempuan yang waktu itu..siapa namanya?"

"Lea lupa mi..hahaha"

"Ia bagus kamu gak ingat itu" Bu rena tertawa walaupun dia tau Lea berbohong.

Malam itu Lea tidak bisa tidur, dalam pikirannya apakah benar Fio bermimpi tentang Bi, dan apakah benar Bi mengatakan hal itu pada Fio.

Pikirannya berkecamuk, mengapa Fio masih menceritakan tentang perasaannya yang jelas-jelas sulit untuk di terima Lea.

"Haa...kenapa dia tidak mencari orang yang lebih baik"

Lea terus berusaha membuat Fio menjauh darinya. Tapi tetap saja Fio seolah tak mau pergi dan terus menunggu.

**

"Fio, mama nya Lea asik ya orang nya"

"Mama cerita apa sama tante itu?"

"Yah..cerita banyak lah, mamanya Lea juga cerita katanya kamu sering main ke sana"

"Ia ma, Fio ke sana ketemu tante itu"

"Ketemu tante atau mau lihat Lea?" Ledek mamanya.

"Aduhh..perut Fio sakit ma.."

"Yang mana?? Aduhh pa..panggil dokter paa" wanita itu panik ketika mendengar rintihan Fio.

"Haha..Fio bercanda ma"

"Ahhh kamu, jangan gitu dong"

"Maaf ma" senyum Fio pada wanita paruh baya itu.

Pukul 22.40 wib, suasana kamar itu sudah sepi, Fio terlihat tidur dengan mama ya di sampingnya yang masih terjaga.

Sedangkan papanya sudah tidur di sofa kamar itu.

"Sayang, mama tau kamu masih sayang sama Lea, kamu harus sabar ya kalau dia jodoh mu pasti akan menjadi milik mu" wanita itu mengelus lembut pipi putranya itu sambil tersenyum.

Masih jauh, walaupun kau tau perasaan ku, tapi kau memilih diam dan pura-pura tidak tau.

Berapa lama lagi kau pura-pura??

Semoga aku belum lelah.