Hari minggu itu Lea memilih di rumah menikmati liburnya.
Setelah bangun dari tidurnya dia merapikan kamarnya dan beberapa peralatan kerja.
Pagi itu terasa sejuk matahari tidak terlalu terik
Lea bersantai di taman kecil samping rumahnya, dengan kopi panas yang masih terlihat kepulan asap di sana.
"Sayang udah bangun" Bu rena menghampiri Lea dengan sepotong Roti di piring yang di letakkan di meja.
"Udah mi, udaranya sejuk enak duduk di sini" senyum gadis itu.
"Gimana kerjaan di kantor sayang?"
"Mm..seperti biasa mi, lancar-lancar aja"
"Bagus lah".
"Gimana soal dokter terapi yang di kenalkan teman mami itu?"
"Ohh..minggu lalu papa Bi udah ke sana, terapinya 3 kali seminggu".
"Oh baguslah, Lea selalu lupa untuk tanya kabar mereka mi".
"Gak apa-apa mami udah telepon dan tanya gimana perkembangan terapinya".
"Makasih ya mi" Lea tersenyum.
Lea masih duduk di taman itu, dengan kopi dan roti yang sudah di sediakan Bu rena.
Bitsss bissttt
Getar handphone Lea membuyarkan lamunannya.
" hai Lea, kamu libur kan?"
"Hai"
"Aku bosan di rumah ni, gimana kalau kita nonton film" yah..gadis itu Jovanka.
"Aaaa bagaimana ya" Lea seolah malas untuk ikut.
"Ayolah Lea, aku udah ajak Criss dan dia setuju, sekarang giliran mu ajak Fio, please mau ya" Bujukan jovanka ini sangat sulit untuk di tolak.
"Baiklah akan ku coba, nanti aku kasih kabar" Lea tidak girang seolah menghargai gadis itu saja.
Lea tidak langsung mengganggu Fio dengan dering Handphone di pagi hari, Lea masih melanjutkan angan-angannya yang terputus karna ulah Jovanka.
Setelah terik matahari mulai terasa panas, Lea melangkah ke rumah meninggalkan meja yang sedaritadi menemaninya.
"Mami aku malas banget sama anak pemilik Vincent Fashion itu" Lea memeluk Bu rena yang sedang memetik sayuran di meja.
"Kenapa sayang"
"Dia suka banget sama Fio"
"Kamu cemburu??"
"Ahh mami, bukan itu. Lea gak suka setiap dia pengen dekat sama Fio dia selalu bujuk Lea untuk ajak Fio, kenapa dia gak ajak sendiri" rengek Lea pada Bu rena.
"Mm...karana dia tau kalau dia yang bicara sama Fio dia bakalan di tolak" Bu ren tersenyum.
"Ahhhh, malas banget harus nonton sama dia" Lea menghembuskan nafas panjang.
"Gak apa-apa kamu ikut aja dulu, kan bosan di rumah aja sesekali kamu harus keluar rumah"
"Gitu ya mi, tapi suasanan di sana pasti canggung"
"Gak apa-apa, sana-sana mandi dulu mami tinggal masak sayur kita makan siang dulu" Bu rena mendorong Lea agar pergi membersihkan badannya.
"Tapi Lea belum telepon Fio mi, gimana dong?" Lea membalikkan tubuhnya melihat Bu rena lagi.
"Yaudah kamu telepon Fio, jelasin yang sesungguhnya"
"Ok mi" Lea melangkah ke lantai atas kamarnya.
Gadis itu tidak langsung menelepon Fio, dia mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.
Setelah keluar kamar mandi baru dia mengambil handhponenya dan mencari kontak Fio.
"Hai Fio"
"Hai, ada apa kamu nelepon di waktu libur?"
"Bukan apa-apa, aku hanya mau mengajak kamu nonton siang ini" Lea kemudian diam.
"Nonton?" Fio bertanga seolah tak percaya ucapan Lea barusan.
"Jadi tadi pagi Jovanka menghubungi ku, dia mengajak ku nonton tapi kalau kamu mau ikut lebih bagus " Jelas Lea.
"Haaa dia lagi" Fio seolah tau niat Jovanka.
"Kalau kamu keberatan gak apa-apa aku tinggal telepon dia dan bilang kamu sibuk, ada Criss yang sudah menemaninya nanti" Lea seolah paham bagaimana persaan Fio.
"Gak apa-apa asal kamu ikut aku pasti ikut" Suara Fio terdengar tegas di seberang.
"Oh baiklah kalau gitu" Lea terkejut akan ucapan Fio barusan, hatinya tidak enak kepada pria tampan itu.
Setelah menyampaikan bahwa Fio ikut dan membuat janji ketemuan di Bioskop pukul 1 wib. Lea terlihat bersiap dengan gaya busana Denim skirt Lea menggunakan atasan kaos putih dan rok jeans yang membelah di bagian depan, juga sepatu kets putih menambah manis gaya Lea siang itu.
"Lea" suara Bu rena terdengar memanggilnya dari bawah.
" ada apa mi?" Lea mendongakkan kepalanya melihat dari atas ke arah bawah.
"Itu Fio datang menjemput" Jelas suara itu.
Lea mengerutkan keningnya, bigung dengan apa yang baru di dengarnya barusan. Dia tidak merasa menyuruh Fio menjemputnya.
Dengan langkah cepat Lea menuju lantai bawah rumah itu, terlihat Fio dengan Kaos raglan berwarna abu-abu di kombinasikan dengan celana pendek berwarna putih, terlihat menarik Jovanka akan jatuh cinta kedua kalinya.
Lea seolah bergumam dalam hati.
"Aku bisa menyetir sendiri" jelas Lea saat melihat Fio yang tengah duduk bercerita dengan Bu rena.
"Gak apa-apa, udah sana nanti kalian terlambat" Bu rena seolah tidak mau Fio sakit hati atas ucapan putrinya itu.
"Kami pamit dulu tante" Fio menyalam Bu rena.
"Hati-hati ya" senyum Bu rena menghantar dua orang itu ke halaman rumah.
Lea masih dengan wajah juteknya, dia tidak menyangka Fio akan datang menjemputnya.
Bagaimana kalau Jovanka tau, dia akan merasa tidak enak pada gadis itu.
"Kamu gak suka aku jemput?" Fio seolah mengerti maksud ucapan Lea tadi.
"Harusnya aku pergi sendiri saja." Jawab Lea singkat.
"Tidak usah kawatir, kita bertemu di dalam gedung bukan parkiran, aku hanya bosan di mobil sendirian makanya aku menjemput" Fio menjelaskan maksud kedatangannya.
"Kalau kita ketemu di parkiran bagaiman?"
"Mm pasti mereka sudah di sana, kamu santai aja" Fio seolah tau.
"Baiklah" Lea diam dan melihat ke jalanan yang lumayan ramai pengendara.
Parkiran mobil di sana terlihat ramai, setiap weekend pasti tempat hiburan selalu ramai pengunjung mereka mau mendapatkan hiburan dan melepas stress karna pekerjaan sepanjang minggu.
"Sudah sampai, ayok turun" Fio mengajak Lea keluar dari mobil.
Lea keluar dan menutup pintu mobil itu.
Belum beberap langkah suara seseorang membuatnya terkejut.
"Lea Fio"
"Aduh bagaimana ini?" Lea seolah ingin menghilang dari situ.
"Kenapa kalian datang sama-sama?" Jovanka bertanya pada kedua orang itu.
"Ahhh..jadi mobil ku Bannya sedikit bermasalah, jadi aku minta tolong ke Fio untuk jemput aku" Lea beralasan pada Jovanka yang terlihat kurang percaya.
"Mmm..kebetulan rumah kami satu arah juga" Fio ikut menambah alasan agar kedengaran masuk akal.
"Ohh baiklah, ayok kita masuk" Jovanka terlihat jalan di depan menuntun jalan.
Lea sedikit menyenggol tangan Fio pertanda mereka ketahuan, raut wajah Fio yang melihat Lea komat-kamit menjadi tersenyum dan menyenggol balik tangan Lea.
Sesampainya di tempat yang di tuju, terlihat Criss duduk sambil memainkan Handphone nya.
"Udah lama ya?" Tanya Lea.
"Loh kenapa kalian barengan?" Tanya Criss.
"Ia ketemu di parkiran" Fio menjawab sambil memainkan mata agar Criss tidak bertanya lagi.
" ayo kita pilih filmnya" ucap Jovanka.
"Aku suka semua film kalian pilih untuk ku saja" Lea seolah malah bergerak dari tempat duduknya.
"Ayok Fio" Jovanka memegang legan Fio dan menariknya.
Kedua orang itu pergi, Criss yang melihat sedikit patah hati.
Sedangkan Fio tidak ingin Jovanka memegang lengannya.
"Udah lama di sini?"
"Sudah 20 menitlah" Criss menjawab singkat sambil terus memperhatikan kedua orang yang pergi membeli tiket.
"Mm..kamu cemburu melihat mereka?" Lea menusuk pipi Criss dengan telunjuknya.
"Begitulah, aku tidak pernah di anggap ada" ucap Criss sedih.
"Hahaa..sudahlah perasaan tidak bisa di paksa" Lea ikut memandangi dua orang itu.
Setelah membeli tiket mereka kembali berkumpul sambil menunggu film akan tayang.
Beberapa cemilan dan minuman terlihat berkumpul di meja untuk di santap ketika menonton nanti.
Setelah pengumuman mereka memasuki ruang Bioskop tersebut, Jovanka menarik Fio agar duduk di sebelahnya sedangkan Lea duduk di sebelah kanan Fio dan di ikuti Criss.
Genre film yang dipilih malam itu adalah Horor.
Saat-saat menegangkan di film itu Jovanka terlihat menyembunyikan wajahnya di balik lengan Fio.
Gadis itu terlihat takut dan kadang terkejut.
Sedangkan Lea fokus duduk menikmati film tersebut. Sesekali di comotnya popcorn manis yang di buat di antaranya dan Fio.
Semakin lama semakin film itu terasa mengerikan, sampai-sampai Lea tidak sadar sudah menggenggam tangan Fio sedari tadi karna terkejut.
Fio dengan senanghati menggenggam tangan Lea kembali.
Setelah sadar Lea melihat tangannya yang sudah berada di dalam tangan Fio yang besar, terkejut dengan itu, Lea menarik tangannya dengan kasar.
"Kamu udah gak takut lagi?" Bisik Fio dengan senyumnya yang tidak begitu jelas.
"Aku gak takut" Lea seolah keberatan dengan ucapan Fio.
Sesekali Lea dan Criss berbisik satu sama lain, terlihat tertawa dan saling mencubut.
"Wahh filmnya seru" Jovanka seolah puas dengan Film itu.
"Bukannya kamu cuma sembunyi di legan ku, film apa yang seru" Fio tertawa melihat Jovanka yang malu.
"Haha, ayok kita cari makanan dulu" Lea melangkah menjauh.
"Ehhh hati-hati dong" Fio menarik tangan Lea yang hampir terjatuh.
"Wahh ..hampir" Lea terkejut.
"Lea lea, kalau jalan jangan ngelamun dong" Criss mengejek dari belakang.
Tidak terasa sudah pukup 6 wib, suasana gelap mulai terlihat.
"Baik lah, sudah waktunya kita pulang" ucap Lea.
"Haa ia..aku sudah lelah" Ucap Criss.
"Sayang ya, Fio pulang sama Lea padahal aku pengen di antar pulang oleh Fio" Jovanka merengek seperti bayi.
"Bukannya kamu bawa mobil sendiri"
"Ia sih, tapi kan gak salah aku mau di antar sama kamu"
"Aku yang antar mau?" Criss menawarkan.
"Aku maunya sama Fio" gadis itu memegang tangan Fio.
"Aku udah janji sama tante bakalan antar Lea pulang, ayok Lea!!" Fio melepas tangan Jovanka.
"Haa" Lea bigung dengan situasi itu rasanya dia ingin naik Taxi saja.
"Ayok" Fio menarik tangan Lea.
"Kamu duluan yak" Lea berkata sambil menarik tangan Fio yang memeganginya.
Wajah Jovanka terlihat marah, Criss yang melihat hal itu hanya terssenyum.
Setelah pamitan Criss meninggalkan Jovanka yang masih berdiri seolah tak percaya apa yang di lakukan Fio barusan.
Jelas-jelas Fio lebih memilih Lea dari pada dirinya.
Malam itu, Fio tidak langsung pulang Bu rena menyuruhnya untuk makan malam bersama dulu.
Bu rena dan Fio bercerita beberapa hal sedangkan Lea sudah berpamitan untuk naik ke kamarnya terlebih dahuhu karna lelah.
Lea tidak mendengar suara apapun lagi. Dia sudah lelap dalam tidurnya.
Aku akan datang walaupun kau tidak membutuhkan ku, dan aku akan selalu ada sampai kau membutuhkan ku, entah itu hari ini, esok ,ataupun lusa.