webnovel

My Destiny

Lea gadis yang manis dan sedikit tomboy, memulai karirnya di bidang fashion walaupun hati nya sangat ingin bidang otomotif, itulah awal dimana dia bertemu Fio yang akhirnya jatuh hati pada lea. Sedangkan lea mencintai Bimo sahabat masa kecilnya. Bagaimana kisah cinta yang rumit itu berakhir apakah bahagia atau duka??

Santi_Kristia_s · 青春言情
分數不夠
56 Chs

Bab 29

Saat terbangun di pagi harinya Lea terkejut saat terkhir kali mengingat dia tertidur di kursi di sebelah tepat tidur Bi dan saat ini dia sudah terbangun di tempat tidur  yang ada di kamar itu.

Melihat ke kiri dan kanan tidak ada Fio di sana, jam sudah menunjukkan pukul 8, Lea terlelap lama sekali.

"Udah bangun sayang?" Bi mengejutkan Lea yang masih berpikir siapa yang memindahkan dia ke tempat tidur.

"Ahhh udah, kamu udah sarapan?" Lea bertanya untuk menghilangkan rasa bigungnya.

"Sudah, jam 7 aku sudah sarapan, aku gak mau kamu kebangun makanya aku minta tolong Fio" Bi tersenyum pada Lea.

"Oh baguslah" Lea tetap melirik ke kiri dan kanan ruangan mencari keberadaan Fio di sana.

"Aku minta tolong ke Fio membawa mu ke tempat tidur, kamu udah gak istirahat berapa hari ini. Sekarang dia pergi membeli sarapan untuk kalian" Bi menjelaskan dengan suara yang sedikit pelan.

"Kamu gak apa apa Fio di sini?" Lea melangkah ke arah Bi sambil bertanya.

"Kenapa? Dia teman mu dan juga teman ku dia membantu kita kenapa aku harus tidak nyaman?" Bi tersenyum.

     Pagi itu Lea dan Fio sarapan bersama sesekali mereka bercerita mencairkan suasana canggung di sana. Sampai dokter dan beberapa perawat datang untuk membawa Bi ke ruang pengobatan.

"Sayang aku takut" Bi menggenggam tangan Lea erat.

"Aku bakalan temani kamu, kamu ga boleh takut" Lea memberi semangat padi Bi.

"Sayang kalau aku sudah tidak kuat lagi, kamu harus bisa bahagia ya" Bi tersenyum pada Lea.

"Bi kamu akan baik baik saja, aku akan tunggu sampai kamu sembuh" Lea menahan air matanya.

   Kata kata Bi seolah menandakan ketidak kuatannya akan sakit yang sudah menggerogoti tiap jengkat tubuhnya.

Lea merasa kalau Bi akan pergi meninggalkannya, tapi Lea berusaha kuat dan tetap percaya akan ada keajaiban datang untuk cinta mereka.

"Lea minum dulu" Fio menyodorkan sebotol air ke pada Lea yang tampak tidak tenang di luar ruangan Bi.

"Trimakasih" Lea mengambil botol itu dan meminum airnya.

"Sama sama"

"Apa menurut mu Bi akan sembuh atau akan pergi Fio?" Lea bertanya sambil menundukkan kepalanya.

"Bi akan sembuh kamu gak boleh patah semangat" Fio memberi motivasi kepada Lea kala itu.

"Entahlah, rasa ya keajaiban itu jauh sekali, kenapa harus Bi?? kenapa setelah menikah?? aku selalu saja sakit hati hanya untuk bersama nya" Lea tetap menunduk sambil menghapus air matanya.

"Kita tidak tau apa maksud semua ini, kita hanya bisa pasrah dan berdoa" Fio menepuk pundak Lea dangan lembut.

"Apa aku bisa kehilangan dia, apa aku bisa tampa dia" Lea mulai sesunggukan dengan pikiran buruk yang terus menghantuinya.

"Sudah Lea, kamu harus kuat untuk Bi"

"Benar aku harus kuat .." Lea berkata tegas dan meluruskan kepalanya yang tertunduk. Seolah kekuatan baru datang padanya.

     Masih dengan Bi yang berusaha kuat dengan pengobatan yang membuatnya meronta kesakitan, efek pengobatan itu sangat menyakitkan untuknya.

Setelah selesai dengan pengobatan itu, Bi di bawa masuk kembali ke dalam ruangan yang biasa di tempati nya.

Hari ini bi tampak sangat kesakitan, Bi tampak selalu muntah di temani Lea yang selalu duduk di sampingnya untuk membantu walaupun Lea tidak tahan melihat penderitaan Bi tersebut.

"Sayang bagaimana kalau kita ke desa, aku merindukan orangtua ku" Bi berkata lirih dengan senyum menahan sakit.

"Bi tapi pengobatan mu belum selesai, bagaimana kalau kita ke sana hanya membuat mama dan papa mu kwatir"

"Aku tidak bisa terus diam sayang, kita harus jujur dan aku juga sangat merindukan mereka"

"Sayang Tapi pengobatan mu tidak bisa di tinggalkan"

"Pengobatan ini bisa di lakukan bulan depan bukan, jadi minggu depan kita bisa pergi ke sana, aku rindu masakan mama" Bi menghapus air matanya, matanya menunjukkan harapan besar pada Lea.

"Baiklah, tapi minggu ini kita akan lakukan pengobatan total, aku ga mau kamu semakin parah" Lea menjelaskan maksud nya tersebut.

"Ia aku paham" Bi tersenyum dan memeluk pinggang Lea.

"Aku sayang kamu Bi, aku ga mau kamu kenapa kenapa"

"Aku tau," Bi mempererat pelukannya.

      Begitulah, minggu itu pengobatan di lakukan terus menerus, harapan agar sel-sel kanker itu bisa terbunuh dan tidak menjalar ke organ tubuh lainnya.

LNstyle tetap beropeparasi di bantu Fio dan Criss. Mereka bekerja extra mengembangkan usaha fashion itu. Lea yang bekerja dari rumah sakit sesekali memberi meeting online agar mereka tidak bigung apa yang harus di lakukan.

Hari l-hari Lea begitu menyakitkan, sibuk dengan urusan pekerjaan juga sibuk dengan Bi yang tak menunjukkan tanda tanda membaik dari sakitnya. Keadaannya tetap buruk dengan segala macam pengobatan yang di lakukan.