Kenzo menarik Niken Dan mengangkatnya ke atas tempat tidur.
"Jadi lah anak baik, Jika kamu tidak ingin aku sakiti!" Ucap Kenzo sambilengecup kening Niken
Di dalam hati Niken
"Iya tuhan, Kenapa nasibku harus seperti ini? Ayahku meninggal di mana aku sedang berusaha menyelamatkannya, Dan kini aku harus terjerat Dengan hubungan yang sangat rumit," Niken meremas rambutnya sendiri
"Hey kenapa melamun?" Kenzo mengangkat wajah Niken.
"Aku tak apa-apa," ucap Niken lemah.
"Jangan cemberut seperti itu, Kamu harus tersenyum, Apakah kamu tak bahagia tinggal denganku, Asal kamu tau sayang, Di luar sana banyak wanita yang ingin tinggal denganku, Bahkan di luar sana banyak wanita yang rela merangkak ke atas tempat tidurku hanya untuk aku sentuh," ucap Kenzo sambil memegang tangan Niken.
"Tapi, aku bukan wanita itu Tuan," ucap Niken dengan berani.
"Kamu memang bukan wanita yang di luar sana, Tapi, kamu juga sama kan, merangkak ke atas tempat tidurku hanya untuk uang," ucap kenzo sambil mengecup pipi Niken.
"Tuan, Apakah anda tidak memiliki pekerjaan lain selain menggangguku?" Niken jadi marah sendiri karena Kenzo tak ingin pergi dari sana.
"Hehe pekerjaan lain ya? Sayangnya pekerjaan ku sudah kacau karena mendengar ada seekor tikus yang ingin melarikan diri dari kandangnya," ucap kenzo.
"Tapi, aku kan bukan tikus," ucap Niken sambil memonyongkan bibirnya.
"Bibirnya jangan di maju-majuin, Takut aku santap nanti kamu kewalahan," ucap Kenzo yang sedang membuka leptopnya.
"Tuan lagi kerja ya, Kenapa gak ke kantor aja sih, Kenapa harus di sini?"
"Memangnya kenapa, Mau di mana pun aku bekerja itu hakku sayang," Kenzo mengelus pucuk kepala Niken.
"Aih, Susah banget sih buat ngusir ini orang," dumel Niken.
"Aku dengar iya sayang," ucap kenzo yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
Niken beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah jendela
"Boleh kah aku bertanya?" ucap Niken sambil memandang ke arah depan.
"Tanya lah, Apa yang mau kamu tanyakan sayang?" ucap Kenzo sambil sibuk dengan pekerjaannya
"Kenapa kamu membangun rumah yang besar ini di tengah tengah hutan?"
"Karena aku suka kedamaian," ucap Kenzo singkat.
"Hah, Tapi kan gak harus di sini juga kan, Mana di sini jauh kemana mana lagi, Bahkan gak ada warung buat jajan," Niken bisa-bisanya malah memikirkan tempat jajan.
"Di bawah sudah tersedia semuanya sayang, Di bawah ada mall peribadi dan pasar pribadi, Dan ada kebun binatang pribadi dan juga ada bioskop pribadi,"
"Hah, Serius?" Ucap Niken sambil menghampiri Kenzo.
"Iya serius, Di bawah ada taman binatang pribadi, Jika ada orangku yang berkhianat atau ada musuh yang masuk ke sini, Iya tinggal di kasih saja ke hewan yang ada di bawah," ucap kenzo sambil tersenyum.
"Hah, Emangnya di bawah ada hewan apa?" ujar Niken dengan wajah yang penasaran.
"Ada harimau, Ada buaya, Ular, ada badak, Ada macan," ucap kenzo sambil memandang ke arah Niken.
"Kamu gila ya, Itu sih namanya kebun maut, Bukan kebun binatang," ucap Niken sambil mengelus ngelus dadanya.
"Jika kamu mau kamu bisa berkunjung ke sana?" ucap kenzo sambil meletakan leptopnya di atas meja dan menghampiri Niken
"Ikut aku yu?" Kenzo menarik tangan Niken, agar Niken bisa lebih dekat dengannya
"Kemana?" Ucap Niken sambil melihat ke arah Kenzo yang ada di hadapannya itu
"Ke sebuah pesta malam ini dan kamu harus ikut denganku!" ucap Kenzo sambil memeluk Niken dengan erat.
"Pesta, Aku tak biasa pergi ke hal seperti itu, Dan aku pun tak memiliki persiapan apapun," Niken mencoba menolak ajakan dari Kenzo
"Kamu tenang saja sayang, Di sini sudah aku siapkan segalanya untukmu, Kamu hanya perlu memakainya saja," Kenzo membalik tubuh Niken agar bisa menghadapnya.
Kenzo memegang terlengkuk Niken dan menci*mnya, Bahkan ciu*an itu yang awalnya lembut malah berubah menjadi lebih panas.
Niken pun yang awalnya tak ingin membalas ciu*an itu, Menjadi membalasnya, Karena terbawa oleh suasana.
"Ternyata kamu sedikit ahli sayang," Kenzo mengelap bibir Niken dengan ibu jarinya.
Wajah Niken berubah menjadi merah karena malu.
"Kamu lucu jika malu seperti itu," ucap Kenzo sambil memeluk Niken.
Di tempat lain
"Dion, Bibi tidak tenang dengan keadaan Kaka kamu, Nak," bibi terus saja mengecek ponselnya karena Bibi terus saja mengecek apakah Niken memberikannya pesan atau tidak.
"Bi, Kita tunggu saja sampai Ka Niken ngasih kabar buat kita ya, Sementara ini Bibi harus tenang, Kalo Bibi sakit, nanti Ka Niken yang akan repot," Dion mengusap telapak tangan ibu tirinya itu.
"Tapi nak, Bibi sangat kawatir sama Kaka kamu, bibi takut jika sudah terjadi sesuatu dengan Kaka kamu!" Bibi terus saja merasa sangat resah.
"Iya Dion tau Bi, Tapi udah ya, lebih baik Bibi sekarang tidur biar Bibi tidak stres," Dion mencoba menenangkan bibinya itu.
Di rumah utama.
"Pakai apa yang kamu mau pakai sayang, Yang jelas gaunnya harus sama dengan jas yang aku pakai!" ucap Kenzo Sambil memilih jas.
"Tapi aku gak tau harus pilih yang mana, emang nya pestanya, Pesta apa sih?" Niken meraba-raba gaun indah yang ada di hadapannya itu.
"Pesta kantor, Ini pesta untuk perayaan kantor, Sayang," Kenzo mengelus rambut Niken
"Oh kantor, Ko kamu malah bawa aku, Aku kan bukan siapa siapa kamu Dan di luar sana kan lebih banyak gadis-gadis yang mau jadi temen kamu di pesta," Niken berdecak kesal di hadapan Kenzo
"Kamu itu adalah calon nyonya Kenzo, jadi kamu harus ikut kemanapun aku pergi!" Kenzo berbicara seolah-olah ia menuntut Niken supaya bisa menurut dengannya
"Dih percaya diri sekali Anda!" Niken berbicara dengan nada yang acuh
"Aku denger iya, Dan satu lagi kamu tolong panggil aku sayang atau mas ya, jangan sampai panggil aku, Tuan!"
"Gak ah males, Ngapain manggilnya Mas atau sayang," ucap Niken sambil pokus ke deretan gaun yang ada di depan matanya.
Tanpa Niken sadari Kenzo sudah menatapnya dengan tatapan tajam.
"Kamu mau manggil aku Mas atau kamu akan aku masukan ke kandang macan!" ucap Kenzo Sabil memegang rambut Niken
Hati Niken berdegup dengan kencang