webnovel

sentuhan panas

Julio tersenyum dan senyuman itu membuat Yola salah tingkah. Hingga akhirnya ia sadar jika dirinya tidak sedang memakai apapun.

Dengan cepat Yola berlari untuk pergi ke kamar mandi. Karena saat ini wajah Yola sudah menyerah menahan malu, namun tiba-tiba tubuhnya kembali didekap dari belakang dan Hal itu membuat Yola gelagapan.

"Eh, ada apa ini, tolong lepaskan aku, aku ingin pergi ke kamar mandi!" Yola mencoba melepaskan pelukan dari suaminya itu.

Namun, bukanya melepaskan, Julio malah langsung menggendong tubuh istrinya dan melemparnya ke atas kasur.

Yola yang di lempar keatas kasur, tentu langsung mengambil selimut yang ada di sana untuk menutup tubuhnya.

"Kamu mau ngapain, kenapa aku malah di lempar ke sini, aku harus segera memakai pakaian, karena aku kedinginan!" Yola ketakutan. Padahal Yola tau jika sebenarnya suaminya pasti saat ini sedang menginginkan dirinya.

"Layani aku terlebih dahulu, setelah itu kita baru akan berganti pakaian bersama!" Julio naik ke atas tempat tidur. Yola menggelengkan kepalanya dan akhirnya adegan itu pun terjadi.

Malam harinya.

Ternyata Siska dan juga Leo baru saja kembali dari belanjanya. Mereka menghabiskan banyak sekali uang untuk kesenangan nya. Mereka tidak memikirkan bagaimana kedepannya.

"Terimakasih ya sayang, karena kamu sudah menuruti semua keinginan aku coba saja dari dulu kita sudah menjalankan rencana seperti ini, pasti saja dari dulu kita sudah bahagia." Leo merangkul pinggang Siska.

Siska tersenyum manja.

"Iya, abisnya ya dulu kamu kan gak mau sama aku, ya jadinya begini. Udah lah mulai saat ini lebih baik kita nikmati saja kemenangan kita!" Siska tertawa sambil meletakan kepalanya di dada bidang Leo.

Semua barang yang Leo inginkan langsung di turuti oleh Siska.

Padahal uang itu adalah uang gaji untuk para karyawan restoran yang di miliki oleh Yola.

Padahal, dulu Yola selalu mementingkan urusan Karyawan ya terlebih dahulu, sebelum kepentingan pribadi.

"Oh ya, besok kita datang ke restoran untuk memberitahukan kepada semua karyawan, jika mulai saat ini. Yang menjadi pemilik restoran itu adalah aku, jadi mereka harus hormat kepadaku!" Ujar Siska sambil meletakan belanjaan nya di atas sofa.

Kini Boby, dia sedang makan malah sendirian. Para pelayan Padahal bertanya kepada Boby tentang di mana keberadaan Tuannya. Tapi Boby tidak menjawab apapun.

Boby tidak akan mau menjawab jika dirinya tidak ingin menjawab.

"Maaf Tuan, apakah Tuan Julio tidak kan pulang?" Ucap pelayan yang usianya kisaran 20 tahun

Boby menatap pelayan itu

"Ada apa, apakah kamu merindukan nya?" Boby bertanya sambil menaikan satu halisnya.

Pelayan itu tentu langsung tersenyum saat mendengar pertanyaan dari Astisten Tuannya itu.

"Saya ingatkan sekali lagi untuk kamu, jangan pernah berharap untuk memiliki Tuan Julio!" Setelah mengatakan itu Boby langsung bangkit dari duduknya dan pergi dari sana.

Pelayan itu yang mendengar ucapan dari Boby tentu langsung cemberut.

"Aku akan pastikan, jika dia akan menerimaku, aku akan pastikan jika aku bisa menyentuhnya, aku akan mencari cara bagaimana caranya agar aku dan Tuan Julio bisa bersama." Lisa berbicara dengan suara pelan.

Kini, Julio dan juga Yola sudah selesai melakukan aktivitas yang baru saja mereka lakukan.

Yola yang kewalahan saat mengembangkan permainan liar dari Julio, tentu saja hanya terdiam sambil menatap pelapon kamar.

Julio tentu langsung tersenyum dan memeluk Yola.

"Terima kasih karena kamu sudah bisa memuaskan aku dan hanya kamu yang bisa menyentuhku dengan bebas. Aku akan terus membuatmu melayang selama kamu masih bersama ku!" Yola yang Mendengar hal itu tentu langsung mengurutkan keningnya. Pasalnya ia tidak paham dengan apa yang dimaksud oleh suaminya itu, maksud dari hanya dirinya yang bisa menyentuhnya.

"Memangnya kenapa? Apakah kamu memiliki penyakit tertentu sampai-sampai hanya aku yang bisa menyentuhmu? Apa luka yang ada di tanganmu waktu tempo lalu itu adalah karena kamu menyentuh wanita lain begitu?" Yola merubah posisi tidurnya menghadap Julio.

Julio yang tidak mau Yola mengetahui tentang apa yang dideritanya tentu langsung bangkit dan langsung meninggalkan Yola pergi ke kamar mandi. Yola yang melihat beliau pergi tanpa menjawab pertanyaannya, tentu langsung bangkit dan langsung menatap ke arah kamar mandi dengan tetapan penuh tanya.

"Apa yang sebenarnya telah kamu sembunyikan di belakangku? Bukankah kita suami istri? Ya memang meskipun kita menikah hanya pernikahan kontrak, tapi. Seharusnya aku tahu apa yang kamu alami!" Yola mengisi rambutnya ke belakang dan setelah itu ia kembali membaringkan tubuhnya karena jujur saja tubuhnya masih terasa lemah dan juga lelah.

Sedangkan di lantai bawah, kini Mona dan juga Bram sedang menunggu anaknya untuk turun ke lantai bawah, untuk makan malam bersama. Namun sejak tadi Mona menunggu kedatangan Julio. Tapi Julio tidak menunjukkan batang hidungnya pula dan Hal itu membuat Bram merasa marah karena jam makan malam sudah terlewat begitu saja.

"Ke mana sih anak itu? Bukankah seharusnya dia sudah turun. Apa jangan-jangan dia lupa dengan jam makan malam di rumah ini?"ucap Bram sambil memukul meja makan dan tentu saja Mona yang mendengar suara pukulan meja itu langsung terkejut.

"Astaga, apa-apaan sih? Kenapa harus pakai mukul meja makan segala coba? Kalau meja ini pecah bagaimana? Nanti yang ada Julio akan marah, harga meja makan ini itu sangat mahal!"

Mona menggelengkan kepalanya dan setelah itu ia langsung bangkit dari duduknya untuk menghampiri sang anak yang sejak tadi tidak terlihat batang hidungnya.

Ternyata saat ini Julio sedang menatap dirinya di pantulan cermin kembali. Hampir saja penyakit yang ia derita ketahuan oleh Yola, ia tidak mau terlihat lemah di hadapan Yola, meskipun penyakit itu bukanlah hal yang aneh di dunia ini. Karena ada sebagian orang yang memiliki penyakit yang sama dengannya, tapi bagi Julio penyakit ini adalah hal yang sangat mengganggu.

Hingga tiba di mana pintu kamar Julio diketuk dari luar dan Yola Yang mendengar itu tentu langsung bangkit dan langsung membungkus tubuhnya dengan selimut. Ia kebingungan antara mengetuk pintu kamar mandi atau membuka pintu kamar itu untuk melihat siapa yang datang.

"Aduh, bagaimana ini, mana baju aku gak ada lagi?" Yola kebingungan.

Julio yang mendengar suara ketukan di pintu luar, tentu saja langsung membuka pintu kamar mandi.

"Ada apa?" Julio menatap Yola dengan tatapan datar.

Padahal, baru tadi Julio menatap dirinya dengan tatapan lembut. Namun kini malah sudah berubah.

"Em, itu di luar ada yang mengetuk pintu, aku tidak bisa membukanya, karena aku tidak memakai pakaian." Yola mengatakan itu sambil menggigit bibir bawahnya.

Julio tentu langsung keluar dan melewati Yola dengan begitu saja.

Yola yang di lewati begitu saja oleh Julio, tentu langsung memanyunkan bibirnya.