webnovel

Monochrome Rose

Kisah lelaki yang menderita buta warna total hingga membuatnya sama sekali tidak bisa melihat keindahan warna sedikitpun begitu pula dengan massa ototnya yang di bawah rata² umurnya membuatnya menjadi bahan caci maki dan buli teman²nya dan geng blood, geng paling sadis di sekolah taeyong menuntun ilmu apa lagi ketuanya, johnny suh. Ibu angkatnya, jessica jung pula melakukan kekerasan kepada taeyong hingga membuat masa kecil taeyong hanya bisa merasakan sakit selain ketika bersama teman masa kecilnya, jung jaehyun. Hingga suatu harikelasnya kedatangan murid baru bernama jung jaehyun, disanalah hidup taeyong mulai sedikit berubah dari sangat buruk dan menyedihkan menjadi baik dan bahagia. Akankah taeyong mampu mempertahankan kebahagiaannya bersama jaehyun? Cover, art, and story by: pinkykyoong () love story, no 18+, cute Start: 01/02/21 End: 29/06/21

pinkykyoong · LGBT+
分數不夠
15 Chs

SPECIAL

Aduhhh gimana nih mana kimia jam pertama T^T." -batin taeyong yang lagi ngebut ngerjain sekarang

Taeyong yang tengah fokus mengerjakan pr kimianya di buat berhenti karena seseorang telah menaruh botol 500 ml berisi susu cokelat di depannya.

"Eung?"

"Khhh hai jae, selamat pagi^^." Senyuman itu kembali membuat jantung jaehyun berdetak tak beraturan lagi

"Hm, pagi."

"Maaf karena kemarin tidak menghabiskan susu cokelatnya, maaf membuatmu repot jae."

"Aishh sudah berapa kali dia terus meminta maaf kepadaku?" -batin jaehyun

"Ga masalah."

"Aku akan menghabiskan ini jadi tenang saja^^."

"Hm.."

"Jae-jaehyun.."

"Hm..?"

"U-udah kerjain pr ki-kimia belum?"

"Udah, mau pinjem?"

"Eng-enggak usah, cuma mau tau aja kok."

"Pinjem aja." Jaehyun melemparkan buku pr kimianya kepada taeyong

"Ani, aku tidak perlu.."

"Kau belum selesaikan?"

"N-nde.."

"Salin aja.."

"Eummm baiklah terima kasih.."

"Ishhh taeyong kamu malu²in aja >.<." -batin taeyong

*SKIP ISTIRAHAT*

"Ahh iya aku harus memberi jaehyun pembatas bukunya.." taeyong langsung mengobrak abrik tasnya untuk mencari pembatas buku yang ia buat semalam, "Jae-jaehyun."

"Hm?"

"I-ini buat kamu.." jaehyun menoleh dan melihat ke arah barang yang taeyong sodorkan untuknya

"Pembatas buku? Kau buat sendiri?"

"N-nde, aku tau itu jelek dan terlalu kekanak-kanakan tapi aku tidak tau lagi ma-"

"Lucu kok, aku akan memakainya."

"Apa kau bisa memberitahuku aku pakai spidol warna apa untuk tulisan besar itu?"

"Warna pink, warna kesukaanmu kan..?" jaehyun kembali tersenyum dan juga menunjukkan lesung pipinya saat memberitahu warna spidol tersebut

"Huhh kok tau?"

"Ada deh.."

"Ihhh kasih tau..jaehyun mata² ya?"

"Enggak lah.."

"Terus?"

"Ada deh." Jaehyun berlari keluar sambil tertawa sementara taeyong bangkit berdiri dan mengejar pria tampan itu

"Jaehyun!"

"Hahaha, menggemaskan.." -batin jaehyun

/bughh..

"Yakk pakai matamu saat berlari cacat! Ohhh ya kan matamu rusak, canda rusak." Taeyong tidak sengaja menyenggol yuta

"Ma-maaf.."

"Maaf² mulu lo bisanya njing, pergi lo..ganggu pengelihatan gw aja." Yuta berjalan dan sengaja menabrak ujung pundak taeyong dengan keras

"Makanya lari yang bener hahaha~." Semua siswa di koridor kembali berkicau, membuat taeyong berlari secepat yang dia bisa menuju tempat yang biasa ia kunjungi saat dia ingin menangis dan sendirian

Jaehyun yang sadar bahwa tidak ada suara teriakan taeyong, langsung membalikkan badannya dan mencari lelaki manis itu. Tapi tiba² seluruh siswa di koridor berlari menepi karena johnny dan gengnya sedang melewati koridor itu dengan santai, siswa-i di sana hanya tidak mau cari masalah dengan geng tak berhati itu.

"Ohhh hai lo jaehyun kan? Yang bantuin si cacat itu sampai lucas hampir ga masuk hari ini." Jaehyun hanya menatap tajam mata johnny, berusaha menahan amarahnya untuk tidak menonjok muka cecunguk itu, "Ckhh..orang kek lo itu terlalu sempurna buat jadi temen si cacat, lihat sekeliling lo, lo bakal jadi famous kalau lo ga temenan sa-"

Jaehyun yang sudah tidak tahan dengan mulut gila johnny langsung menonjok lelaki tinggi itu dengan setengah kekuatannya.

/BRUAKKK!

"Ckhh..ga sakit." johnny berusaha kuat walaupun hidungnya mulai mengalirkan darah sekarang

"Itu baru setengah, ini jalan yang ku pilih."

"Lo tetep mau jadi benteng anak cacat itu hahaha bodo banget lo sumpah, lo yang bakal rugi jahepudin!"

"Ga usah urus orang lain bisa ga sih?" Jaehyun berjalan berlawanan arah dengan johnny untuk segera mencari taeyong

"Kun, tuy, entar bareng² yuk bawa tu jaehyun ke gang samping sekolah."

"Ok, gampang mah itu.." balas kun dan yuta bersamaan, lucas masih duduk lemas di bangkunya karena sekali jalan saja pinggangnya langsung sakit seperti ada pisau yang terus menusuk

*PONDOK*

"Eummm hikkss hikkss.."

"Nak taeyong udah² ga usah di pikirin lagi ya, ini ayo di minum dulu tehnya." Sang penghuni pondok kecil di tengah kebun sekolah itu sudah menganggap taeyong seperti cucunya sendiri

"Sobb makasih nek.."

"Kamu masih di bully lagi hm?" Taeyong mengangguk sambil meminum perlahan-lahan teh hangat itu

Nenek pengurus kebun itu menyadari sesuatu, ia melihat jaehyun yang sedang panik karena ia kehilangan jejak taeyong. Nenek itu tersenyum tipis dan beranjak keluar dari pondoknya lalu menghampiri lelaki tampan dan yang jauh lebih muda darinya.

"Nak, cari siapa?"

"Ahhh saya lagi cara teman saya nek."

"Owww, nak taeyong bukan?" Jaehyun membeku sejenak lalu mengangguk dengan gugup

"Dia ada di dalam pondok, kamu jaga dia sebentar ya saya mau siram² dulu." Nenek itu meninggalkan jaehyun dan berahli menyiram tanaman di sekitar pondoknya walaupun matahari pagi ini sedikit menyengat kulitnya

Jaehyun berlari kecil menuju pondok, membuka pintu perlahan-lahan dan pandangannya menangkap taeyong yang sedang terisak sambil memeluk lututnya. Jaehyun menghampiri taeyong dan duduk di sebelahnya, membelai rambut halus taeyong dengan lembut.

"Maaf.."

"Ngapain minta maaf? Kan bukan salahmu jae.."

"Kalau aku ga kerjain kamu, ga mungkin sampai jatuh gitu."

"Aku aja yang kurang hati²^^."

"Keluarin aja semua, aku tau kamu udah nyimpen semua kepahitan itu sendirian." Taeyong bingung kenapa jaehyun bisa seperhatian ini kepadanya

"Menangis dan mengeluh hanya untuk orang lemah." Ucap taeyong yang tetap mempertahankan posisinya

"Bukannya kamu habis nangis hm?" Jaehyun tertawa kecil karena tingkah menggemaskan taeyong

"Eng-enggak, ga nangis tuh.."

"Matamu bengkak, pipimu juga basah.."

"Ta-tadi habis cuci muka.."

"ㅋㅋㅋ, jangan pernah beralibi di hadapanku, tidak akan mempan."

"Huhhh baiklah aku menangis tadi, iya aku emang lemah sesuai perkataanku tadi.." Jaehyun mengusak kecil surai hitam taeyong

"Aniyo..bubu yang aku kenal ga lemah kok."

"Hahh bubu siapa?"

"Kamu."

"A-aku? Aku taeyong jae.."

"Aku jeje, ga inget?" Taeyong hanya diam, ia benar² bingung sekarang, "Lupakan."

"Dia ga inget? Apa salah orang?" -batin jaehyun

/kringg kringg

"Yuk balik kelas, makasih udah peduli jae^^." Taeyong beranjak dari duduknya dan keluar dari pondok di susul jaehyun, "Nek, taeyong sama jaehyun balik dulu ya~."

"Ya udah hati² ya nak.."

*PULANG SEKOLAH*

"Yong, mau ngerjain pr bareng ga?"

"A-aku ga ada waktu lagi pas pulang sekolah jae, maaf.."

"Setiap hari kerja?" Taeyong mengangguk

"Aku duluan ya jae, bye^^." Taeyong melambaikan tangannya ke arah jaehyun sambil berlari kecil untuk keluar dari area sekolah

"Hahhh..kok kamu bisa lupa si bu:'(." -batin jaehyun

Jaehyun keluar dari kelas sambil mengukir wajah sedihnya yang masih terlihat tampan. Tiba² yuta merangkul pundak jaehyun membuat pemilik pundak lebar itu sedikit terkejut.

"Oii jae, ke gang sebelah sekolah yuk gw traktir makanan." Jaehyun langsung menghempas lengan yuta tidak tertarik sama sekali dengan ajakan itu, "Dihhh ayo lah jae..."

"Kamu kira aku ga tau?"

"Tau apaan sih?"

"Kamu kira aku bakal dengan mudah jatuh ke jebakan licikmu itu hah?" Jaehyun berjalan lebih cepat untuk menghindar yuta dan cepat² masuk ke dalam mobil yang di kemudikan oleh supir pribadinya

"Taeil samchon, langsung pulang aja."

"Baik tuan."

*RUMAH JAEHYUN*

"Jaehyun." Panggil eomma jung

"Lahh eomma, katanya pulangnya tanggal 21."

"Untung aja udah selesai semua, jadi eomma bisa ketemu kamu lebih awal^^."

"Eomma masih inget taeyong ga?" Jaehyun duduk di samping eommanya yang masih terlihat cantik walaupun usianya sudah tidak muda lagi

"Iya dong, kamu ga sengaja ketemu sama dia hm?" Tanya eomma jung sambil mengelus pipi gembil anak semata wayangnya itu

"Dia sekelas sama aku lagi."

"OMO, kamu kenapa ga kabarin eomma sih? Kok ga di ajak ke sini juga?"

"Taeyong sibuk ma, dia kerja part time."

"...cepet suruh dia ke sini, mama maksa." Eomma jung terlihat kecewa dan raut wajahnya terlihat penuh emosi, jaehyun langsung mengotak-atik hpnya dan dengan cepat mencari kontak taeyong untuk menghubungi lelaki manis itu

...

"Kamu ga usah kerja lagi mulai sekarang, biar eomma yang bakal biayain kebutuhan kamu.."

"Eng-enggak usah, taeyong ga mau nyusahin tante."

"Lohh sekarang kamu manggil tante? Dulu kamu selalu manggil eomma loh."

"Huh?"

"Eomma, dia tidak mengingatnya.." eomma jung melotot sementara taeyong terlihat gugup sekaligus bingung

"Ma-maaf, taeyong rasa ga pernah ketemu kalian di masa kecil taeyong."

"Aku punya bukti, mungkin ini bisa buat kamu ingat.." jaehyun memberi pigura yang ia selalu simpan baik di nakas paling bawahnya

Taeyong melihat foto 2 anak kecil itu, alhasil taeyong mulai berkaca-kaca, beberapa tetes air mata mulai membasahi sedikit kaca pigura itu. Jaehyun yang menyadari itu langsung memeluk leher taeyong erat dari samping.

"Je-jeje...bukannya di-dia udah ga ada?"