Gabriel langsung saja beranjak dari posisi ternyamannya, laki-laki itu menatap istrinya dengan pandangan penuh selidik. Kenapa istrinya jadi kembali menyebutkan laki-laki sialan itu? Memang tidak ada nama lain untuk disebutkan? Gabriel merasakan kepalanya mendadak berasap karena istrinya.
"Kenapa?" Gabriel dengan reflek menarik napasnya panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Bahkan ia mengulangnya beberapa kali sampai merasa tenang. Kenapa istrinya juga mendadak polos begini? Sikap istrinya yang seperti itu juga semakin membuat Gabriel yakin, tidak ada manusia sempurna di dunia ini. Termasuk istrinya yang tidak memiliki kepekaan pada suaminya sendiri.
"Kok kamu malah sebut-sebut nama dia? Aku bisa marah loh sayang."
Stefany semakin menatap aneh ke arah suaminya. Kalau bisa marah memang kenapa? Dia juga tahu kalau suaminya bisa marah. Lalu apa masalahnya? Kan dia hanya bertanya?
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者