Tidak, saya tidak kecewa pada Tuhan. Dan bukan saya tidak mau bersyukur.
Rasanya, makin lama satu atap dengan orang BIADAB sungguh sangat memprihatinkan.
Belum lagi saat mental mengemisnya dilakukan.
Mengeluh pada semua hal. Menggonggongi satu per-satu keluarganya sendiri.
Tapi tiba-tiba dengan sangat DUNGUNYA, dialah justru yang dicemooh.
Bertingkah bak pitung, bicara seperti preman kampung. yang tiada tanding. Padahal, kenyataannya OMONG KOSONG.
Tidak ada satupun hingga kini omongan premannya itu dibuktikan.
Selalu berdongeng kisah masalunya, seakan sebagai alat bagi pendengar agar segan sebab jagonya.