webnovel

Menyusun Kembali Waktu (Recast Time)

Berpikir tentang masa yang akan datang ? Terkadang banyak orang yang salah memilih keputusan untuk masa depannya saat masih duduk di bangku sekolah, hal yang sama di rasakan oleh Fikri Mulyadi, dia adalah seorang karyawan minimarket yang sama sekali tidak mempunyai harapan apapun selama masa hidupnya. Setidaknya sampai sekarang, dia menyesali tindakannya selama masih bersekolah karena tidak memikirkan apapun untuk kehidupan di masa depan yang berakibat pada kehidupan penuh kehampaan yang dia jalani sekarang, Dia selalu berharap agar bisa kembali ke masa masa SMA-nya & memperbaiki semua perbuatannya. Tapi sebenarnya, itu adalah pemikiran dari awal bencana yang lebih mengerikan..... Cerita pendek ini menceritakan sebuah penyesalan dari seorang karyawan minimarket berumur 24 tahun yang tidak mempunyai harapan apapun selama masa hidupnya, selalu berharap agar bisa kembali mengulang waktu untuk menghindari kehidupan yang dia jalani saat ini. Cerita pendek yang mempunyai unsur fiksi ilmiah & menambahkan unsur unsur remaja sekolah di dalamnya.

Zaky_4032 · 科幻
分數不夠
8 Chs

Absolute Zero (Nol Absolute)

"Rio : Fik, cepet dateng sini ke pemakaman Yuki, kedua orangtua-nya ingin bertemu denganmu"

Pada pagi yang cerah di hari Rabu, hari pertama aku menjalani skors selama 1 minggu, aku mendapatkan sebuah pesan, pesan yang sangat tidak biasa, dan itu datang dari Rio, pada waktu yang bersamaan aku tidak bisa berkata-kata.....

"Pe-pemakaman Yuki ?" Pikirku

"Yang benar saja, Ada apa dengan Rio, apakah dia masih kesal dengan kejadian kemarin sampai sampai mengirim pesan seperti ini, hahaha....." Ucapku

Jujur saja, di saat yang sama aku merasa bingung & panik, aku masih berpikir bahwa ini hanya lelucon Rio yang mungkin masih kesal denganku karena insiden di sekolah kemarin siang, aku mencoba untuk membiarkan hal ini & fokus untuk mencari tau lebih dalam tentang teori Time leap & Teorema Garis Waktu, namun sepertinya memang kabar pesan seperti ini tidak bisa di abaikan, aku pun mencoba menelepon Rio

"Ding...ding...ding....." Suara dengung telepon

~Percakapan telepon antara Fikri & Rio di mulai~

"Rio, apa maksudnya ini ? Apa kau masih marah denganku setelah kejadian kemarin siang ?" Ucapku

"Tunggu, apa maksudmu Fikri ?" Balas Rio

"Jangan bercanda, apa maksudnya kamu mengirim pesan seperti ini ?" Balasku

"Apa maksudmu ? Jangan jangan kamu belum tau ?" Ucap Rio

"Belum tau ? Oi, apa yang sebenarnya kamu maksud" Ucapku lagi

"Tadi malam pukul 22:30, aku mendapat kabar bahwa Yuki tewas di bunuh seseorang" Jawab Rio

"Saat ini aku sedang berada di pemakaman Yuki. Fikri, kamu cepatlah datang ke sini" lanjut Rio

"Bo-bohong, gak mungkin....aku baru menemuinya kemarin sore sebelum pulang ke rumah" Jawabku

"Pokoknya kamu datang saja ke sini dulu, mungkin kamu akan menemukan jawabannya" Ucap Rio

~Percakapan Telepon Fikri & Rio berakhir~

Aku masih tidak paham, ternyata ini bukan lelucon, Rio tidak berbohong, aku bahkan kehilangan kata kata untuk berbicara, karena sangat syok mendengar kabar paling menyakitkan ini, membuat diriku sangat sedih & depresi, menangis mengeluarkan air mata yang amat menyedihkan

"Kenapa....." Ucapku sambil tersedu sedu

"Kenapa....kenapa....KENAPA INI TERJADI....." Lanjutku

Aku masih benar benar tidak percaya, di saat aku terlelap tidur di malam hari, Yuki harus meregang nyawanya hingga tewas, ironis, sangat ironis. Semangatku untuk mencari tau tentang Teori Time loop rasanya sudah hilang, depresi & tangis tak terbendung di kamar yang luasnya gak seberapa, tentu saja suara tangisku di dengar oleh ibuku yang sedang ada di rumah.....

1 Jam kemudian.....

Setelah kurang lebih 1 jam, aku memutuskan untuk pergi menemui Rio & kedua orang tua Yuki seperti apa yang dia katakan di telpon tadi, tentu saja mentalku masih sangat labil, tidak stabil & masih sangat sedih meski hanya mendengar informasi itu dari Rio. Ku putuskan untuk mendengarkan semua apa yang ingin di katakan orang tua Yuki, mungkin mereka juga akan menanyakan kemana perginya aku dengan Yuki setelah pulang sekolah.

Sesampainya di Pemakaman.....

"Akhirnya kau datang juga, fikri..." Ucap Rio

"Ya, bagaimanapun sepertinya aku harus datang meski rasanya gak ingin berada di sini" Balasku kepada Rio

"Jadi, dimana orang tua Yuki ? Katanya ada yang mau di bicarakan dengan ku ?"

Tanya ku kepada Rio

"Ah, benar.....tunggu, akan aku panggilkan mereka" Balas Rio

Selama Rio pergi untuk memanggil kedua orang tua Yuki, aku berusaha untuk melihat sekitar, tentu saja pemandangan yang tidak menyenangkan, semua orang di sini memakai baju berwarna hitam, dengan raut muka sedih untuk keluarga yang di tinggalkan, aku sama sekali tidak mengerti kenapa hal ini bisa terjadi, seakan akan ada yang janggal dengan kematian Yuki, mungkinkah...

"Apa kamu yang bernama Fikri ?" Ucap seorang yang berpakaian jas hitam

Ternyata itu adalah ayah Yuki, bersama dengan ibunya yang juga memakai pakaian serba hitam untuk menghormati kepergian dari orang yang di tinggalkan, dalam hal ini adalah Yuki Makinohara

"Iya betul, saya kenalan putri anda" Balasku menjawab pertanyaan

"Nak, apakah Yuki pergi bersamamu sebelum ini ?" Tanya Ibu Yuki

"Ya betul, kami sempat meluangkan waktu mengobrol di taman hingga sore hari" Balasku lagi

Bukan apa apa tetapi sepertinya mereka ingin menanyakanku banyak hal tentang hubunganku dengan Yuki, tentu saja aku tidak mau mereka salah paham bahwa aku ada hubungannya dengan kematian Yuki, karena rasanya mereka cukup serius dengan kedua pertanyaan tadi.....

"Ibu percaya nak, kalau kamu orang yang baik" Ucap Ibu Yuki

"Eh...." Balas singkatku

"Jangan salah sangka nak, kami tidak mencurigaimu sama sekali" Balas Ayah Yuki

"Karena Yuki sendiri yang mempercayaimu, iya kan ?" Lanjut Ibu Yuki

"Eh....maksudnya ?" Tanyaku dengan kebingungan

Untuk menjawab pertanyaanku itu, sepertinya ibu Yuki memberikanku sesuatu, dengan menjulurkan tangan berisikan sebuah buku, tentu aku kebingungan sebenarnya buku apa itu, tetapi itu terjawab seketika setelah aku menerimanya.....

"E-eh.....Buku harian ?" Jawabku dengan nada kecil

"Benar, itu buku harian Yuki" Balas Ibu Yuki

Aku terkejut seketika, ternyata yang ke pegang saat ini adalah buku yang di tulis oleh Yuki sendiri, catatan harian yang dia tulis setiap harinya tersimpan di dalamnya, justru aku kenbingungan kenapa ibu Yuki memberikan buku ini kepadaku, dengan alasan Yuki mempercayai seseorang yang tidak lain adalah diriku sendiri

"Tapi kenapa ?" Tanya singkatku

Seketika Ibu Yuki terseyum & mengeluarkan air mata, seakan akan pertanyaanku tadi adalah hal yang begitu penting untuknya, jelas aku masih bingung dengan ini.....

"Alasan kenapa kami mempercayaimu ada di buku itu, nak" Ucap Ayah Yuki yang sedang merangkul istrinya yang menangis

"Benar, begitu juga dengan Yuki sendiri" Lanjut ibu Yuki

Aku masih terdiam, bukan karena takut, gelisah, atau semacamnya, tapi karena bingung & rasa penasaran yang memuncak tentang apa yang Yuki tulis di buku itu, sampai sampai kedua orang tuanya seakan mempercayakan barang milik Yuki ini kepada orang sepertiku

"Jika anda berkenan, apakah saya boleh membawanya ? Tanya diriku lagi

"Tentu saja, untuk itulah kami membawa buku harian itu kepadamu" Jawab ayah Yuki

"Kami hanya ingin mengucapkan terima kasih karena kamu sudah menamani Yuki semasa hidupnya" Lanjut ibu Yuki dengan mata yang masih tersedu-sedu

"Kalau begitu kami berdua pergi dulu, ada beberapa hal yang harus kami urus di dalam sana" Ucap Ayah Yuki

"Saya ucapkan terima kasih sekali lagi" Lanjut ibu Yuki sambil membungkukkan kepala

Tak lama kemudian kedua orang tua Yuki pergi meninggalkan aku & Rio, Rio yang sejak tadi mendengar percakapan tadi sepertinya cukup terkejut dengan apa yang di lihatnya, meskipun dia juga sama bingungnya dengan situasi ini

"Fik, sebenarnya seberapa dekat hubunganmu dengan Yuki ?" Tanya Rio

"Kami hanya sebatas kenalan saja, mungkin bisa juga di sebut teman" Jawabku

Untuk sesaat aku terkejut karena suatu hal, ini terkait Rio & Yuki sendiri ....

"Rio, bagaimana kamu bisa kenal dengan Yuki ?" Tanya ku padaka Rio

"Oh kamu belum tau ya ? Kami sebenarnya adalah tetangga yang rumahnya gak terlalu jauh, kebetulan aku juga sering ngobrol dengannya, bahkan beberapa topik pasti selalu membicarakanmu fik" Jawab Rio

"Tunggu, jadi kalian saling kenal ?" Tanya jelas ku

"Tentu saja, justru aku yang bingung kenapa Yuki bisa kenal sama kamu, padahal dia gak sekelas sama kita" Jawab Rio lagi

"Yah, untuk sekarang aku tidak akan membicarakan itu dulu, dalam suasana seperti ini pasti semua orang butuh ketenangan" Lanjut Rio

"Yah, mungkin kau benar" Ucap singkatku

"Sepertinya aku harus pergi sekarang, aku sudah cukup lama berada di sini sejak pagi" Ucap Rio

"Karena kita di skors selama seminggu, jadi kita gak perlu ke sekolah hahaha" Lanjutnya lagi

Aku sempat lupa, Rio & aku (diriku yang lain) sempat berselisih paham kemarin yang mengakibatkan kami berdua harus di skors selama 1 minggu, setelah mengingatnya aku jadi merasa tidak enak meski bukan aku yang salah, aku pun memutuskan untuk meluruskan ini semua...

"Rio, apa kau masih marah dengan ku soal kemarin ?" Tanyaku kepada Rio sebelum pergi

"Ah soal itu, tidak, aku tidak memikirkannya lagi" Jawab dia

"E-eh..." Ucap singkatku

"Begini, sebenarnya aku sendiri yang merasa bersalah karena memaksamu untuk pergi ke kantin bareng, tanpa tau apa yang kamu rasakan saat itu" Jelas Rio

"Jangan gitu, seharusnya aku yang minta maaf, mungkin aku sedang banyak pikiran atau semacamnya hahaha" Balasku sembari untuk mencairkan suasana

"Yah kalo udah gini seharusnya kita gak punya dendam lagi kan ?" Tanya Rio dengan optimis

"Ya tentu saja kawan" Balasku yang juga terlihat optimis

"Fik, kayanya kamu kelihatan beda deh hari ini ?" Tanya Rio yang curiga

"a-ah apanya yang beda, orangnya sama aja kok haha-haha" Jawabku dengan canggung

Aku takut Rio mulai curiga tentang sifatku, karena memang sifat diriku dengan sifat aku lainnya di umur segini sama sekali berbeda, jadi wajar saja Rio mengenali apa yang salah dengan sifatku ini, apa mungkin gak ada salahnya untuk memberitahu dirinya tentang hal yang kualami ? Mengingat dia juga teman baik ku ....

"Kau terlihat lebih kuat Fik, tetap tegar meski ada orang terdekat yang sudah tiada" Lanjut Rio

"O-oh itu, ku kira karena apa haha" Balasku lagi

"Ya sudah, aku akan pulang ke rumah, apa kau masih ingin tetap di sini ?" Ucap Rio

"Tidak, aku juga akan pulang ke rumah sebentar lagi" Jawabku

"Kalau begitu sampai nanti" Balas Rio sembari berjalan keluar dari pemakaman

"Mungkin aku memang harus membaca buku ini..." Pikirku

30 menit kemudian...

Aku memutuskan untuk pulang kerumah setelah kurang lebih 1 jam berada di pemakaman Yuki, aku tidak sempat untuk melihat Yuki untuk terakhir kalinya karena memang dia sudah berada di peti mati, hal bagus juga karena jika aku memaksa untuk melihatnya seperti itu, mungkin mentalku tidak akan stabil lagi nanti, berbahaya untuk diriku juga. Selama perjalanan pulang aku terus berpikir kenapa ini bisa terjadi, sambil membawa buku harian milik Yuki, karena aku ingin suasana yang tenang jadi ku putuskan untuk pergi ke taman & membacanya ...

Sesampainya di taman...

"Ternyata lebih sepi dari dugaanku, mungkin hanya ada aku seorang di sini" Ucap kecilku sambil melihat ke sekeliling

Dengan cepat aku pergi ke bangku taman yang sama dengan bangku taman yang ku duduki bersama Yuki kemarin sore, aku berada di tempat yang sama tetapi tidak dengan orangnya .....

"Jadi sebenarnya apa isi buku ini ? Bukankah hanya buku harian biasa ?" Ucapku di bangku taman

Sekilas buku yang ku lihat ini fisiknya agak rusak, sepertinya ini buku lama yang Yuki jadikan sebagai buku hariannya, meskipun sebenarnya dia hias dengan rapih di bagian sampulnya

"Sebenarnya apa isi dari buku ini ? Sampai sampai ibu Yuki memberikannya kepadaku" Pikirku

Dengan mengumpulkan tekad, aku membuka buku harian milik Yuki & membuka halaman demi halaman, ada banyak catatan & sepertinya yang harus ku baca hanyalah catatan ketika dia pindah ke indonesia & bersekolah di sekolah yang sama denganku

"Mari kita lihat..."Ucapku dengan pelan

"Ah, mungkin ini...apa mungkin ini catatan terakhirnya ?" Lanjut ku

Ada halaman dimana dia menceritakan tentang diriku, dan itu berada di halaman paling terakhir dari buku harian, yang kira kira tertulis seperti ini.....

"Hari senin, 26 september 2018

Tidak ada yang spesial hari ini, semua sama saja seperti sebelumnya, pergi ke sekolah, bermain dengan teman sekelas, belajar lalu pulang, ini terlihat normal tetapi rasanya ada sesuatu yang hilang, ternyata aku tau, hal itu adalah kami yang tidak pernah bertemu lagi, tidak pernah berbicara lagi untuk waktu yang cukup lama, fikri seolah olah seperti bukan dirinya yang pernah ku temui dulu, apakah karena dia punya masalah pribadi ? Atau aku berbuat salah kepadanya ? Aku terus memendam perasaan ini, jangan bersedih, karena aku akan menemuinya besok & berbicara dengannya, itu pasti...oh iya, aku juga mengalami mimpi aneh malam tadi, mimpi dimana aku bertemu dengan Fikri di masa depan, dia memakai seragam minimarket bahkan memiliki janggut, lucu sekali bukan hahaha, semakin tidak sabar aku untuk menemuinya besok :D"

Isi dari halaman terakhir di buku harian Yuki membuatku sangat terkejut, terpukul, dan sangat sedih, seakan akan aku seperti mengkhianati perasaan Yuki yang ingin bertemu denganku, air mata tak terbendung setelah membaca kalimat terakhir dari isi halaman tersebut...

"Kenapa Yuki, kenapa kamu sampai segitunya peduli denganku, kita jarang sekali bertemu, ada apa denganmu..." Ucapku sembari menangis

"Kenapa...KENAPA !!!!" Lanjutku sambil berteriak

Ini seperti pukulan telak untukku, entah kenapa rasanya sangat sakit & begitu sedih setelah membaca halaman terakhir buku itu, Yuki benar benar memendam perasaannya selama ini & tidak bisa berbicara dengan diriku di masa ini, sekalinya bertemu insiden tragis terjadi, sangat ironis ....

Tiba-tiba ada seseorang mendekat ke arahku...

"Bagaimana rasanya ? Membenci dirimu sendiri ?" Ucap sosok misterius

Sontak aku pun terkejut dengan adanya orang lain yang tiba tiba ada di belakang bangku yang sedang ku duduki, aku tidak menyadari kedatangannya, pria aneh dengan outfit yang sama anehnya juga, serba tertutup layaknya detektif, aku pun bangun dari bangku karena spontan akan kedatangannya...

"Siapa kau ini ? Apa urusanmu ?" Balasku dengan serius

"Kau tau bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang dekat denganmu ? Sudah pasti tau bukan, meskipun kalian berdua sebenarnya tidak terlalu dekat" Ucap Misterius dari pria itu

"Ke-kenapa kau bisa tau ?" Balasku dengan terkejut

"Jangan jangan....kau adalah....."

To be continued