webnovel

Bab 2

Para pelayan mengantar ku keruang makan, Calix duduk di kursinya dengan senyuman ceria yang menyebalkan saat melihat ku

Dengan kerutan di dahinya, Karl duduk di depan Calix

"Jika anda melakukan hal sesuka hati anda, lain kali saya akan meledakkan kepala pelayan"

"Haha itu menakutkan, tapi bukankah setelah mandi terasa baik?"

"Ya, karna itu saya tidak meledakkan kepala mereka"

Calix terkekeh mendengar jawaban santai Karl yang berwajah datar

"Baiklah, aku mengerti"

"Sebenarnya kamu ini siapa?"

"Hmm.. kamu penasaran?"

"Tidak aneh jika ingin mengetahui tentang orang yang menculik dengan sebuah makanan"

"Menculik? itu tidak masuk akal"

"Lalu? menipu?"

"Aku tidak menipumu"

"Tidak ada kebaikan tanpa bayaran, bukan begitu?"

Calix menunjukkan seringainya seolah kebohongan nya terungkap

"Aku tidak tau sikap ini sangat waspada atau kamu memang sudah mengetahui sesuatu"

Tersentak!

'Apa aku terlalu mendesak nya?'

"Ehem! sebenarnya para pedagang budak juga bersikap baik sebelumnya, jadi bisa dibilang belajar dari pengalaman"

"Begitu ya"

"Ya benar"

"Aku ingin kau menjadi temanku, itulah tujuanku"

"Bercanda seperti itu lag-"

Mata merah Karl terbelalak menatap Calix yang berekspresi serius

'Apa-apaan, dia serius mengatakan itu?'

Aku tidak bisa menebak alur permainan nya lagi jika seperti ini, semua plot telah hancur. apa karna aku tidak mengikuti plot aslinya, seharusnya calix tidak mengikuti perasaan pribadi nya yang membutuhkan seorang teman, bagi calix anggota rubah hanya bidak nya

'Sial! ceritanya jadi tidak masuk akal, tapi ini bukannya pertanda baik untukku? semakin dekat dengan Calix, ada kemungkinan jika aku ketahuan maka aku tidak akan dibunuh'

"Bagaimana jika saya tidak ingin berteman dengan mu?"

"Itu keputusan mu, tapi apakah ada alasan nya kamu tidak mau berteman dengan ku?"

"Sebenarnya saya adalah budak kaisar"

Terkesiap!

"Apa?! bawa dia ke penjara!"

Karl mengernyit lalu menghapus bayangan yang ada pada pikirannya

'Bagaimana jika aku katakan iya dan ceritakan yang sebenarnya?'

"Baiklah, ayo berteman tapi sebelumnya saya ingin memberitahu kamu bahwa saya adalah budak kaisar"

Terkesiap!

"Jadi kau memiliki maksud lain berteman denganku?! tangkap dia!"

Karl menggeleng kan kepalanya hingga membuat calix yang mengamati merasa bingung

'Ugh, apapun jawaban ku jika sudah terlibat dengan kaisar, habis lah riwayat ku'

"Apa ini? kenapa kau terlihat kebingungan sekali?"

'Ini masalah hidup dan mati ku jadi kau tidak akan paham'

"Sebelum itu bisakah kamu menceritakan tentang mu, saya merasa canggung karna orang yang berkehidupan mewah ingin berteman dengan saya"

"Aku mengerti rasa waspada mu, baiklah"

"Oh! terima kasih telah memahami"

"Namaku Calix Edward, putra mahkota kerajaan Batavia"

Terkesiap!

"Putra mahkota?!"

Karl berdiri dari kursinya lalu menunduk hormat pada Calix yang masih duduk di tempatnya

"Bagaimana bisa saya bersikap tidak sopan dan duduk satu meja dengan anda"

"Inilah alasan mengapa aku tidak ingin memberitahu mu"

'Apa tindakan ku terlalu berlebihan?'

"Saya hanya seorang anak dari wilayah kumuh, apa anda yakin Ingin berteman dengan saya?"

"Ya, sebelum itu tolong bersikap seperti sebelumnya"

"Bagaimana jika saya dihukum"

"Tidak akan karna aku sudah mengizinkan nya"

"Baiklah"

Karl kembali duduk dengan wajah datarnya seolah bersikap tidak terjadi sesuatu, melihat itu mata biru Calix membesar lalu dia terkekeh

"Cepat sekali kau mengatasi suasananya"

"Anda bilang saya tidak akan dihukum"

"Itu benar"

Srek

Karl bangkit dengan ekspresi datarnya lalu menatap calix

"Lalu saya akan pergi sekarang"

"Kau punya tempat tinggal?"

'Ugh, anak ini punya kebiasaan menusuk ku'

"Kalau begitu, bisakah kau memberikan ku uang?"

"Aku akan memberikan mu kamar"

dengan tersenyum ceria Calix menjawab ucapan Karl

"Baiklah"

Mata biru Calix tersentak mendengar jawaban santai Karl, calix berpikir Karl akan menolak saran nya Karna karl terlihat seperti seseorang yang terlihat tidak ingin berada di lingkungan yang mencolok, disisi lain Karl mengamati calix yang terdiam mematung.

"Apa saya mengatakan sesuatu yang aneh?"

"Kenapa kau tidak menolak?"

"Haruskah saya menolak?"

"Kenapa kau malah melemparkan pertanyaan kembali"

"Saya hanya berpikir lebih baik saya tetap dekat dengan anda"

"Kenapa?"

"Apa anda ingin melihat seluruh Gang di kerajaan Batavia di penuhi darah?"

"Ah! aku mengerti"

"Tidak hanya itu, karna kita teman jadi tidak aneh jika tinggal bersama"

Mata biru Calix membesar mendengar ucapan Karl, calix memasang ekspresi terharu yang membuat Karl mengernyit

"Ada apa dengan wajah itu, hentikan"

"Hiks~ kupikir kau orang berhati dingin, ternyata kau juga menganggap ku sebagai teman"

Karl mengernyit melihat tingkah Calix yang menyapu matanya dengan sapu tangan seolah air mata mengalir dari matanya yang kering

"Aku menarik ucapan ku"

"Apa?"

"Aku tidak ingin lagi tinggal di sini"

'Kupikir dia tidak ingin berteman dengan ku lagi'

"Maaf aku hanya bercanda~ Siapkan kamar untuk temanku"

"Baik, Yang Mulia"

"Haruskah kita berkeliling dulu, Karl?"

"Baiklah"

Aku berjalan mengelilingi taman bersama dengan Calix, melihat sikap lembut Calix membuat ku bingung dengan sikap asli calix, apakah dia memang orang yang naif ataukah ada topeng dibalik sikap lembut nya, apapun itu aku harus bertindak hati-hati

"Dulu mansion ini milik ibuku"

Tersentak!

'Tiba-tiba? kenapa membicarakan tentang ibunya'

"Nama ibuku Renata, dia diasingkan dari mansion inti karna tuduhan telah melakukan perzinaan"

'Aku tau cerita ini, tapi kenapa dia menceritakan ini pada orang yang baru dia temui'

"Setelah aku berusia tujuh tahun, ibuku tidak memiliki keinginan untuk hidup karna dia sangat mencintai Kaisar'

aku hanya terdiam mendengar perkataan Calix meskipun aku sudah mengetahui cerita yang sesungguhnya

"Kebenaran baru diketahui setelah kematian ibuku, kaisar memutuskan agar aku kembali ke kastil utama tapi aku menolak nya, dia bertindak seolah itu akan membuat ku memaafkan nya atas apa yang terjadi pada ibuku"

'Calix memotong bagian cerita saat ibunya yang beberapa kali mencoba mati di depannya'

"Apa anda ingin saya meledakkan kepala kaisar?"

"Pft- Haha bagaimana bisa kau mengatakan hal itu dengan wajah datar"

"Maafkan saya"

'Kupikir itu tanda dia sedang memerintah ku'

"Kau tidak salah, aku tau kau mencoba menghibur ku"

Karl mengernyit

'Siapa yang mau menghibur nya'

"Terima kasih, Karl"

"Saya tidak melakukan apapun"

Calix hanya tersenyum melihat Karl yang berwajah datar

"Tapi bolehkah aku bertanya kenapa kau bisa ada di Gang saat itu, Karl?"

"Saya hanya anak yang tidak memiliki orang tua dan selalu berpindah tempat"

"Ah! Maafkan aku"

"tidak masalah, saya juga tidak mengingat bagaimana rupa mereka"

"Apa kau kehilangan ingatan?"

"Bisa saja seperti itu"

'Lebih tepat nya, cerita tentang Karl tidak pernah diceritakan'

"Baiklah, mari kita hentikan jalan-jalannya sekarang"

"Ya"

***

Aku beristirahat di kamar yang telah disiapkan oleh Calix, kamar yang mewah dan luas memiliki warna dinding yang di warnai oleh emas dan kristal

'Kasur ini sangat nyaman'

Aku tidak boleh hanyut dengan kenyamanan ini, Besok aku harus mulai mengumpulkan anggota rubah lainnya, anggota paling dekat dari sini adalah anak itu jadi aku harus mulai darinya terlebih dahulu