webnovel

Bab 10

Besok paginya kami sarapan bersama, waktu itu hanya ada aku dan Calix, sekarang sudah bertambah dua orang, pada saat hanya kamu berdua.. keadaan nya sangat tenang tapi sekarang kenapa terasa sangat ramai meski hanya ada empat orang disini

"Wah! ini pertama kalinya aku bernafas lega saat makan" (Aden)

"Aku yang tidak lega karna kau disini" (Calix)

"Haduh calix.. kita kan sudah berbaikan" (Aden)

"Tsk! ambilkan aku koran hari ini" (Calix)

"Baik" (Pelayan)

"Membaca koran di meja makan? kau terlihat tua sekali" (Aden)

"Apa? Dengar! di kertas ini lebih banyak informasi dari mu" (Calix)

Karl dan Vince makan dengan tenang di antara keributan Calix dan Aden, calix mengalihkan pandangan nya dari Aden lalu fokus melihat koran. mata Calix semakin serius setelah membaca koran

"Apa itu? kenapa serius sekali" (Aden)

"Ada pencurian yang terjadi akhir-akhir ini, penjaga keamanan kesulitan menangkap nya karna dia selalu menghilang dari Gang" (Calix)

"Hoh!.. aku tertarik dengan berita itu, coba kulihat" (Karl)

Calix menyerahkan koran yang dia pegang pada Karl, Calix mengamati ekspresi Karl yang menyeringai setelah melihat koran

'Pria ini jelas sekali itu dia, salah satu anggota rubah pengguna cerutu'

"Karl, ada apa?" (Calix)

"Apa?" (Karl)

"Wajahmu terlihat jahat barusan" (Calix)

"Benarkah?" (Karl)

"Ya" (Calix)

"Aku tidak melihat nya, coba lakukan lagi" (Aden)

"Aku ingin menangkap pencuri itu" (Karl)

"Ya? kau ingin menangkap nya? kenapa kau tertarik dengan pencuri?" (Calix)

"Ini bukan karna kejahatannya, Calix, aku menginginkan orangnya " (Karl)

"Apa kau tau dimana dia bersembunyi?" (Calix)

"Dia tidak bersembunyi, anak itu berkeliaran di sekitar ibukota" (Karl)

"Apa?! tapi kenapa dia tidak bisa ditangkap oleh penjaga keamanan?" (Calix)

"Tidak ada yang perlu dikagetkan, setiap orang memiliki kemampuan unik" (Karl)

"Oh! Ya, kau benar~ jadi kapan kita akan pergi mencarinya?" (Calix)

"Dalam tujuh hari, saat ini kita seperti dalam kurungan karna banyak prajurit dan suruhan kaisar yang sedang berkeliaran" (Karl)

"Baiklah" (Calix)

'Dengan begini aku bisa membawa dua anggota rubah lainnya dan sisa tiga orang lagi'

"Kalau begitu, aku juga ikut" (Aden)

"Aku akan pergi bersama Aden" (Karl)

"Hanya berdua?" (Calix)

"Ya, mungkin saja kaisar akan datang berkunjung lagi atau Viscount Benedict yang akan berkunjung untuk mencari Aden" (Karl)

"Tapi bukannya Viscount Benedict tidak terlalu peduli dengan Aden" (Calix)

"Itu benar, tapi kita harus membuat rencana dalam setiap kemungkinan" (Karl)

"Aku juga ingin pergi keluar bersamamu" (Calix)

Alasan lain kenapa aku lebih memilih bersama Aden dari pada Vince ataupun Calix tidak hanya karna kaisar ataupun Viscount, melainkan aku butuh kemampuan angin Aden untuk menyingkirkan kemampuan asap pria itu, hanya menawarkan beberapa hal untuk nya tidak akan menarik perhatian nya dan dia akan merasa terganggu jika ada orang lain yang mengetahui perihal kemampuan nya.

Asap yang dia keluarkan akan berbahaya jika di hirup, akibat dari menghirup asap pria itu adalah orang tersebut akan mengikuti segala perintahnya dan asap nya juga menyerang tubuh bagian dalam manusia, kegunaan lain asapnya adalah pria itu bisa membuat klon dirinya yang membuat penjaga keamanan tidak bisa menemukan nya.

Selagi Karl yang berpikir banyak hal, Calix dan yang lainnya mengamati Karl yang terlihat berpikir keras

"Karl, apa yang kau rencanakan?" (Calix)

"Hhmm? Kau penasaran?"

"Tentu saja"

"Aku juga penasaran" (Aden)

"Kau?"

"Aku senang kau mau membawaku tapi aku ingin mendengar rencanamu"

"Begitu, Aku tidak punya rencana apapun"

"Nah.. beginilah cara anak ini berbohong, saat akan membawa Vince dia juga berkata begitu. namun nyatanya berbeda"

"Eh?~ benarkah?"

"Kali ini aku sungguh tidak memiliki rencana"

"Lalu bagaimana caranya kau membawanya?"

"Calix, tolong kumpulkan semua cerutu terbaik"

"Hah? Karl jangan bilang kau.."

"Hentikan tatapan aneh mu itu! tentu saja itu bukan untukku"

"Kupikir Karl telah menjadi anak nakal"

"Hahh... pokoknya itu akan aku bawa"

"Baiklah, nanti aku akan meminta kepala pelayan menyiapkan nya"

"Karl"

Mendengar suara lirih Vince yang memanggil nya, Karl melirik Vince yang menatapnya bersemangat

"Ada apa dengan tatapan itu?"

"Karl, tolong ajari aku mengenai kemampuan ku!"

"Hah?"

"Aku ingin bertambah kuat, aku tidak ingin berdiri dan terus memandangi dari kejauhan"

"Vince, aku tidak bisa membantu karna aku sendiri juga tidak bisa menggunakan kemampuan itu"

Vince menjadi suram, melihat keputusasaan Vince, Karl mengernyit

"Tapi Vince, kau sudah kuat dan aku yakin itu"

Terbelalak!

"Benarkah?"

"Ya, hanya saja hatimu lemah, walaupun kau sudah berani berbicara dengan kami.. tapi Vince, kau masih memiliki ketakutan"

Dihadapi dengan kenyataan dari mulut Karl, Vince mengepal erat tangan nya sambil mengigit bibirnya, mata biru pudar Vince terbelalak setelah mendengar kata selanjutnya dari Karl

"Lukamu, apa itu sangat menyakitkan?"

"Apa? Oh! tidak"

"Pasti sangat sakit"

"Itu menyakitkan.."

"Benar begitu, katakan yang sesungguhnya apa yang kau rasakan. Hei Vince, aku disini bukan untuk menghibur mu"

Tersentak!

"Seperti yang kau tau, posisi kita juga sudah tidak aman lagi, ditambah lagi ada anak yang melarikan diri dari rumah nya"

"Hei calix, dia sedang menyinggung ku bukan?"

"Tentu saja, siapa lagi"

"Lalu bagaimana dengan monster yang pernah kita temui sebelumnya? perasaan tidak berdaya, apa kau pikir bisa hidup di dunia ini jika terus terkurung dalam ketakutan mu?"

"Itu-"

"Vince, jika kau ingin kuat, jadikan calix sebagai bahan latihan mu"

"Eh?!! jadi inikah inti pembicaraan nya?! Karl apa maksudnya itu!"

"Calix, itu bagus untukmu jika Vince bertambah kuat"

"Itu benar sih, tapi harus aku? Vince, lakukan pada Aden"

"Hei, hei itu kejam sekali"

"Tinggal di sini tidak gratis Aden, sekarang saatnya membayar"

"Wah! inikah yang namanya penindasan"

"Karl, apa menurut mu kemampuan ku akan menyakiti orang?" (Vince)

"Tidak, jadi kutuk lah orang yang kau benci"

Terbelalak!

"Baiklah, terima kasih atas pengajaran nya"

***

Kaisar yang duduk di ruang kerjanya dengan pria jubah hitam berada di hadapannya

"Bagaimana? apa ada perkembangan?"

"Kami masih menyelidiki keberadaan nya"

"Bagaimana anak itu tiba-tiba tidak bisa dilacak"

"Terakhir kali saya masih bisa merasakan energi dari kontrak sihir, tapi sekarang energi yang saya rasakan tiba-tiba menghilang"

"Mungkinkah dia mati?"

"Saya yakin dia masih hidup, anak dengan kemampuan kuat seperti itu tidak mungkin mati dengan mudah"

"Ya, kau benar, terus lah mencari"

"Baik"

"Akhir-akhir ini anak pembangkang itu sudah mulai membangun kekuatan nya"

"Saya juga melihat nya, anak-anak itu kuat dan ditambah lagi mereka anak yang bermasalah"

"Bagaimana dengan akademi?"

"Semuanya berjalan lancar sesuai harapan anda"

Seringai jahat tercetak dari balik jubah hitam pria tersebut.