webnovel

Menjadi Kaya di Zaman Kuno

Yan Mao seorang pembisnis jenius, seorang perawan tua pada usia 30 tahun. Ketika dia dalam perjalanan bisnis. Pesawat yang dia tumpangi mengalami kecelakaan dan akhirnya masuk ke laut. Pada saat itu pesawat penuh dengan air dan pada akhirnya Yan Mao kehabisan napas dan dia mati. Hal yang paling dia sesali adalah dia sangat pemilih dengan pasangan, meskipun dia gay, estetika pilihannya pada pria sangat tinggi. Dia sombong dan akhirnya dia masih perawan. Sungguh sial mati dalam keadaan perawan. Namun Ketika dia berpikir bahwa dia akan berada disurga, pertama membuka matanya, dia menemukan seorang anak kecil menangis memanggilnya Daddy. Setelah mendapatkan ingatan Kembali, dia tercengang. Dia bahkan belum bisa menerima apa itu Ger (pria yang melahirkan) dan bahkan tubuh ini sudah melahirkan putra kembar. Aku ingin pingsan dan mati sekali lagi.

Harazuki26 · LGBT+
分數不夠
451 Chs

Chapter 53: Uangmu Adalah Uangku!

Secara keseluruhan, Song Tianchen membeli 23 orang. Seluruh gerobak sapi penuh dengan budak-budak. Song Tianchen meminta salah satu kepala keluarga untuk membawa keretanya. Kedua orang itu berada di dalam kereta.

Yan Mao menatap kearah Song Tianchen. "Tianchen, kenapa kamu membeli banyak budak?"

"15 lainnya aku akan melatih mereka. Mereka bisa menjadi penjaga rumah kita. Kamu pasti akan menghasilkan banyak uang, aku khawatir banyak orang menginginkan uangmu." Song Tianchen menatapnya.

Yan Mao mengerutkan alisnya, "Selama kita tidak mengatakan jumlah uang kita, aku yakin tidak ada yang akan mengetahuinya."

Song Tianchen menatapnya dan tersenyum, "Orang desa mungkin berpikir seperti itu. Tapi kamu baru saja membeli sebuah toko. Orang-orang berpikir uangmu sudah banyak. lebih baik berjaga-jaga daripada menyesal."

Song Tianchen sebenarnya berpikir setelah bertemu dengan pangeran, dia takut bahwa ada hal kerajaan, Pangeran itu akan mengatakan di mana lokasinya. Dia tidak mencurigai Pangeran, tapi orang-orang yang ada di sekitarnya.

Yan Mao menatapnya, "Kamu memiliki banyak uang?"

Song Tianchen tersenyum. "Aku akan menyerahkannya padamu nanti."

Yan Mao melototinya. "Itu harus. Uangmu adalah uangku. Beraninya kamu menyembunyikannya."

Song Tianchen, "Ya Maomao, uang yang aku hasilkan adalah uang istriku."

Yan Mao tertawa kecil seperti tikus mencuri padi. Dia tidak berpikir bahwa uang Song Tianchen sedikit. Dia bisa mengeluarkan 190 tael dengan mudah tanpa mengerutkan alisnya. Benar-benar kaya.

Mereka akhirnya sampai ke gerbang desa. Banyak orang yang bekerja, mereka menatap kearah gerobak yang memiliki banyak budak. Juga kereta didepannya adalah milik Song Tianchen. Beberapa penduduk segera bergosib.

"Bukankah itu kereta anak tertua Song?"

"Gerobak sapi itu penuh dengan budak. Bahkan membeli budak sebanyak itu. Seberapa kaya dia."

Ger lain berbicara, "Jika keluarga Song tahu bahwa putranya membeli banyak budak. Dia mungkin akan berteriak."

"Hush! Jangan berbicara omong kosong. Lagipula Ayah Song masihlah Ayahnya."

"Ha? Tapi dia tidak pernah memperlakukan menantunya sama sekali ketika dia pergi ke medan perang. Lagipula aku yakin Song Tianchen tidak akan pernah mau berhubungan lagi dengan keluarga Song. Terakhir kali aku ingat bahwa Song Tianchen menendang pintu gerbang keluarga Song. Kalian melihat betapa kuatnya dia." Ger itu berbicara.

"Baiklah, baiklah. Lagipula itu bukan urusan kita."

Semua Ger menganggukkan kepalanya penuh persetujuan. Mereka akhirnya kembali ke rumahnya dan memasak. Lalu kereta berhenti di sebuah rumah bata biru dengan pagar bata hitam kuat.

Beberapa budak segera menelan liurnya, pagar ini benar-benar tinggi. Kecuali naik tangga, bahkan jika ada yang berani melompat dari pagar, mungkin akan sedikit cedera.

Ayah Yan membuka pintu pagar, Song Tianchen dan Yan Mao turun. "Ayah."

Keduanya memanggil bersama. Ayah Yan segera menatap ke orang-orang yang di belinya. Dia mengerutkan alisnya. "Kenapa membeli banyak orang?"

Song Tianchen tersenyum. "Terlalu banyak pekerjaan yang akan di lakukan. Tidak mungkin dikerjakan beberapa orang."

Ayah Yan menghela napasnya dengan lembut, dia hanya membiarkan putra dan menantunya membuang-buang uang. Yan Mao masuk ke dalam dan melihat Daddy Yan sedang duduk menikmati teh bersama Ger Tong.

Ketika Ger Tong menatap kearah Yan Mao. Dia tersenyum menggoda. "Mao Er benar-benar kaya sekarang, dia bahkan membeli banyak budak sekaligus."

Yan Mao merasa malu, dia berjalan mendekat dan akhirnya duduk di dekat Ger Tong. "Tong Ge'Er bercanda, yang membeli budak itu bukan aku tapi Tianchen."

Ger Tong melebarkan matanya. "Dia sudah membeli tanah, membangun rumah, sekarang membeli budak. Seberapa banyak uang yang dihamburkan pria itu."

Yan Mao tertawa, "Selama bisa menghasilkan uang, kenapa repot-repot memikirkannya."

"Humph... kamu benar-benar bangga sekarang. Lebih baik menabung banyak uang." Ger Tong melototinya. Yan Mao merasa malu, dia menggosok hidupnya. "Tong Ge'Er aku bercanda denganmu. Sebenarnya Tianchen memiliki alasan membeli begitu banyak budak."

"Baiklah, baiklah. Jika benar-benar ada alasan tentu saja."

Yan Mao tersenyum. "Tong Ge'Er yang paling mengerti."

"Anak ini..."

_____

Song Tianchen menatap kearah semua budak. Dia bersama dengan Ayah Yan. Mereka berdua membawa ke ruangan belakang. Sebelum mereka masing-masing memiliki kamar. Song Tianchen berbicara. "Apakah kalian bersedia jika aku memberi nama baru untuk kalian?"

Dia melihat kearah 15 remaja disana. Mereka semua mengangguk tanpa ragu-ragu. Song Tianchen tersenyum, "Aku akan memberi nama kalian masing-masing, Xiao di depan nama kalian. Kamu hitung dari 1."

Semua budak menghitung dan jumlah mereka adalah 15 orang. Mereka mengenakan marga Xiao di depan mereka. Song Tianchen menganggukkan kepalanya dan mengingat mereka semua. "Hari ini kalian tidak perlu melakukan apapun. Beristirahatlah, aku akan melatih kalian besok. Setiap pagi sebelum matahari muncul, kalian berkumpul bersama."

"Baik Tuan Besar."

"Karena kami masih membangun rumah, setiap kamar di isi dengan 3 orang. Ini ada 5 kamar untuk kalian. Jika pembangunannya selesai, masing-masing kalian akan mendapatkan kamar pribadi." Song Tianchen menjelaskan lagi. Mereka segera patuh. "Ya, Tuan Besar."

Song Tianchen melambaikan tangannya setelah dia membagi mereka semua. Mereka membagi kamar tergantung dengan nomor mereka. Setelah mengatur 15 orang, Song Tianchen menatap kearah kedua keluarga.

Dia tersenyum, "Aku tidak akan mengubah nama kalian. Kalian bisa menggunakan nama kalian seperti biasa."

"Terima kasih Tuan." Kedua keluarga itu menjawab dengan baik. Song Tianchen menatap keduanya, "Tolong beritahu aku siapa nama kalian?"

Salah satu kepala keluarga berbicara. "Nama keluargaku adalah Wang, Tuan bisa memanggiku Wang Tian, ini istriku, Mo Lian, putraku, Wang Tang dan Wang Chu."

Song Tianchen menatap kepala keluarga yang lain, dia segera berbicara. "Nama keluargaku adalah Ji, Tuan bisa memanggilku Ji Fan, istriku adalah Yun Ting, Ger kecilku adalah Ji Xu."

Song Tianchen menganggukkan kepalanya. "Hari ini kalian tidak perlu melakukan apapun. Karena kalian adalah keluarga. Kebetulan aku membuat dua kamar untuk kalian berdua. Aku akan membagi tugas, setiap kepala keluarga akan mendapatkan tugasnya besok. Sedangkan untuk Istri kalian, bisakah kalian melakukan pekerjaan memasak dan membersihkan rumah, mencuci pakaian?"

Ger menganggukkan kepalanya dengan patuh. "Tuan kami bisa."

"Kalau begitu aku akan menyerahkannya pada kalian, kalian hanya perlu memasak untuk sesama pelayan. Karena makanan utama kami, Nyonya besar yang akan memasak secara pribadi. Jika Nyonya membutuhkan bantuan kalian, kalian harus bisa melakukannya." Song Tianchen berbicara.

Mereka semua menganggukkan kepalanya. Song Tianchen membawa mereka pergi ke tempat tinggal pelayan. Song Tianchen menunjukkan masing-masing kamarnya. "Kalau begitu, Ger Lian dan Ger Ting, aku ingin kalian memasak untuk para budak. Dapur sudah ada di bagian belakang, bahan-bahan sudah disiapkan. Jika membutuhkan sayuran, kalian bisa mengambilnya di halaman."

Kedua Ger itu segera menganggukkan kepalanya.