webnovel

Menikahi Mertua Mantan Suami

Sinopsis Volume 1: Apa yang terjadi ketika Anda mengetahui bahwa mantan suami dan kekasihnya ternyata adalah orang-orang yang menjebloskan anda ke penjara. Kemudian Anda menikah dengan ayah mertua suami Anda untuk menghukum. Tekad Nindy hanya untuk dendam dan membuat pasangan tersebut merasakan kekejaman ibu tiri Sinopsis Volume 2: Pada volume 2 ini menceritakan perjuangan Nindy membebaskan suaminya dari cengkraman wanita lain. "Yudisthira... aku istrimu!" Yudisthira Salman memandang wanita asing di depannya dengan rasa tak percaya. Ada dua wanita yang mengaku sebagai istrinya. Keduanya punya anak darinya. Siapa yang bisa di percaya. Lalu ada pula wanita ketiga. Wanita yang kejam berhati iblis. Wanita itu mengurung Yudisthira Salman seperti hewan peliharaan. Yudisthira Salman putus asa. Dia menjadi pria statis yang tidak berdaya. Mengapa ada banyak wanita yang mengaku sebagai istrinya. "Aku Nindy!" Nindy berbisik ke telinga suaminya. Yudisthira Salman membuka mata. Wanita bertubuh besar dan bertato itu mengaku sebagai Nindy. Suara wanita itu mirip Nindy, tapi wajah dan bentuk tubuhnya berbeda. Bagaimana Yudisthira Salman percaya begitu saja padanya? Apa yang bisa dia percaya dari wanita ini! Nindy tersenyum. Senyumnya yang sama dengan Nindy. Dia berbisik ke Yudisthira "Yudisthira, ada apel dan buah pir di meja. Lemparkan buah-buahan itu dan hancurkan CCTV itu. Mereka membuatmu seperti tikus percobaan!" Nona Yuri Coleman marah. "Apa yang dilakukan wanita itu? Mengapa dia membuat Yudisthira marah?!" "Nona tuan Yudis memecahkan lagi semua benda di sekitarnya!" Nona Yuri Coleman putus asa. "Panggil Esther Melody ke sini!" Esther Melody senang hati datang ke rumah keluarga Coleman. Dia lebih suka merawat Yudisthira Salman daripada kekasihnya yang kejam, tuan Robin Sultan. "Aku harus bisa membawa Yudisthira kabur dari rumah keluarga Coleman!"_ nyonya Esther Melody membuat rencana Tapi dia berhadapan dengan wanita gendut juru masak keluarga Coleman. "Wanita itu perusak rencana!"_ Esther Melody marah. Dia harus menyingkirkan Lupita Rose Louis dari sisi Yudisthira Salman. "Esther Melody!"_ Nindy tertawa dalam hati. Dia mengaku sebagai istri Yudisthira. Baiklah kita akan berhadapan!"_ Nindy menyingkirkan nyonya Esther Melody. Wanita itu terlempar dari rumah Yuri Coleman. "Sekarang aku harus membawa Yudisthira Salman keluar dari pulau Coleman!"_ Sekarang, Lupita Rose Louis harus berusaha keras mendapatkan kepercayaan dari nona Yuri Coleman. Membawa Yudisthira Salman dari pulau ini bukan perkara yang mudah. "Tuan Yudis mengalami masalah di usus, saya khawatir terjadi hal yang buruk padanya. Saya kira dia perlu segera di bawa berobat ke rumah sakit besar!"_ Lupita Rose Louis berkata dengan sungguh-sungguh. Nona Yuri Coleman tak percaya, tapi dia ketakutan melihat Yudisthira yang kesakitan. "Ya Tuhan... aku bisa membunuh Yudis!" Nona Yuri Coleman melihat ke ranjang. Yudisthira Salman melipat tubuhnya seperti udang. Dia beneran kesakitan. "Bawa dia ke new York!" Nindy bersyukur, Yudisthira bisa keluar dari pulau Coleman. "Segera tinggalkan pulau ini, dan cari Ibnu Saud di New York!" kata Nindy ke Iskandar. Iskandar menangis, "Tidak. Biarkan aku di pulau ini. Aku tidak sampai hati meninggalkan nyonya Viona Rose sendirian!" "Kamu harus melindungi dirimu sendiri!" Nindy harus mengeluarkan Iskandar dari pulau Coleman. Iskandar menolak. Dia sebatang kara di dunia ini. Nyonya Viona Rose sudah menjadi seperti ibunya sendiri. "Kalau begitu, bawa nyonya Viona Rose ke Bali!" Nindy juga berpikir hal yang sama dengan Iskandar. Dia tidak mungkin membuat nyonya Viona Rose sendirian, dan menjadi sasaran kemarahan keluarga Coleman. Iskandar tidak tahu caranya membawa nyonya Viona Rose ke luar pulau Coleman. Nindy kebingungan. Dalam usahanya menyelamatkan Yudisthira Salman, Nindy membuat kesalahan Dia menempatkan nyawa orang yang tidak bersalah menjadi korban.

Meri_Sajja · 现代言情
分數不夠
441 Chs

Merah Seperti Di Tampar

Tidak ada yang berubah dari Nindy. Dia tetap seperti dulu, ramah, apa adanya dan ceria. Seakan-akan dia tidak pernah menderita dan di penjara.

Padahal nyonya Elsa Surya mendengar perusahan "NK" milik tuan Roy Herwawan Kurniawan sudah guling tikar, dan meninggalkan banyak hutang, aset keluarga itu juga sudah banyak di jual, bahkan anak tunggalnya di penjara dan istrinya, nyonya Clarita Adelia tidak diketahui tinggal dimana. Masalah keluarga Roy Hermawan Kurniawan tidak diketahui orang banyak. nyonya Elsa Surya mengetahui kondisi nyonya Clarita Adelia Hernawan tersebut dari Rohani, pelayan di rumah itu. Sebagai orang yang pernah dekat dengan keluarga itu nyonya Elsa Surya berusaha mencari tahu tentang mereka. Hanya saja nyonya Elsa Surya tidak menemukan nyonya Clarita Adelia, bahkan dia tidak tahu, Nindy di penjara dimana.

Nyonya Elsa Surya membeli makanan di restoran, mereka makan di butik itu sambil bercerita.

"Nindy...maaf...mengapa kamu bisa di penjara, kesalahanmu apa?" Nyonya Elsa Surya tidak tahan untuk bertanya.

Nindy membersihkan bibitnya dengan tisu, sebelum menjawab.

"Begini...setelah perusahaan NK bangkrut, dan rumah dan villa serta tanah kami di jadikdn jaminan bank, kami pindah ke kota kecil, mencari tempat bersembunyi dari orang-orang yang mengejar hutang. Sejak kematian papa, ibu jadi stress dan jatuh sakit. Aku hanya punya uang sedikit, kami hidup sederhana di sana, lalu terjadilah peristiwa itu...aku tertangkap karena kepemilikan narkoba. Saat kejadian aku tidak mengerti kenapa di mobilku itu menyimpan narkoba. Sekalipun aku tidak mengerti, bahkan aku juga tidak memakai barang haram itu, bukti menunjukkan kalau aku bersalah, begitulah...aku pindah rumah ke 'rumah besar' penjara!" Nindy. bercerita dengan tersenyum, deritanya sudah lewat. Sementara nyonya Elsa Surya dan Inggrid mendengarkan dengan terharu.

"Lalu bagaimana dengan ibumu?' tanya nyonya Elsa Surya dengan wajah perhatian. Dia tikus dengan perasaannya.

"Oh dia sehat...hanya sekarang sedikit pelupa!" Nindy tersenyum. Dia tidak menceritakan bagian drama menyedihkan bagi dirinya. Itu sejarah hidupnya sendiri.

"Syukurlah...aku senang ibumu dan kamu kembali sehat!" kata Nyonya Esther dengan wajah lega.

**

Nindy mematut-kan dirinya di cermin dengan wajah kagum. Dia jadi sangat berbeda dengan gaun dari perancang terkenal.. Nyonya Elsa Surya memang bertangan dingin. Busana hasil rancangannya selalu bagus, dan pantas untuk di pemakai.

"Terus terang...sampai sekarang aku tidak percaya, bayangan badak di cermin itu sudah menghilang, sekarang yang terlihat hanya gadis di cermin itu aku. Dia cantik sekali!" Nindy menghina dan memuji dirinya sendiri.

Nyonya Elsa Surya dan Inggrid tertawa geli. Nindy masih bisa melucu seperti dulu.

"Rupanya Nindy tidak jatuh miskin!"_ bisik nyonya Elsa Surya dalam hati.

Orang kaya selalu punya harta cadangan! Mereka pasti sudah membuat investasi yang aman di luar negeri. Nyonya Elsa Surya tersenyum bahagia, Nindy tidak menderita karenanya.

Dulu, nyonya Elsa Surya membuatkan gaun pengantin untuk Nindy ketika menikah dengan Frans Winata, tetapi kemudian dia sering melihat Frans menemani Evie Melody di butik seberangnya. Rupanya Frans menikah lagi dengan Nindy, teman kuliahnya dulu, dia menceraikan Nindy yang di penjara.

Meski Nindy terlihat ceria, pastilah dia menderita. Nyonya Elsa Surya melihat cahaya penuh luka dari mata Nindy yang bening.

"Nyonya...bisakah anda membantu, saya ingin menata sedikit gaya rambut saya!" kata Nindy membuyarkan lamunan nyonya Elsa Surya.

"Hahaha... jangan khawatir, saya akan menelpon seseorang membantumu!" nyonya Elsa Surya meraih telponnya. Lima menit kemudian, seorang wanita cantik masuk butik.

"Bantu nona ini menata rambutnya!" kata nyonya Elsa Surya kepada wanita yang bernama Monic.

"Aku ingin menyesuaikan dengan busana ini!" kata Nindy.

"Ok... dengan senang hati!" Monic mengangguk.

Monic menata rambut Nindy dengan tatanan yang simpel. Wajah Nindy juga sudah diberi make up minimalis.

Pada dasarnya, Nindy memang cantik, Monic tidak perlu memberi banyak sentuhan, tidak sulit baginya menata orang cantik. Sedikit sentuhan saja sudah berubah, hasilnya tentu saja, luar biasa cantik. Nindy menjelma menjadi eksekutif wanita yang anggun dan mempesona. Nindy puas dengan hasilnya. Dia jauh berubah dari Nindy yang dulu. Berubah 360 derajat.

Saatnya memberikan tamparan ke butik di seberang! Nindy masih jengkel dengan nyonya dengan pelayannya.

"Inggrid...bisakah kamu memberikan kunci mobilku dengan petugas di lobby, suruh mereka memarkirnya di depan!"

"Oh tentu!" Inggrid tersenyum.

"Nyonya Elsa...saya pamit... saya akan lebih sering menemui anda nantinya . nona Monic, tanganmu memang dingin...aku jadi terlihat sempurna dengan riasan-mu!" Nindy pamit.

Inggrid membawakan belanjaan Nindy ke mobil. Gadis itu terkejut melihat mobil sport merah di depan lobby mal.

"Nyonya Nindy ternyata memang kaya!"_ pujinya dalam hati.

Nindy tidak langsung ke mobil, dia mampir dulu ke butik nyonya Esther.

Nyonya Esther terlihat sibuk dengan karyawati-nya itu menyusun aksesoris di lemari kaca.

"Selamat siang...selamat datang di butik Esther!" Karyawati itu menyambut penuh semangat wanita cantik dan anggun yang masuk ke butik itu.

Sikap dia 100 persen jauh berbeda ketika menyambut Nindy pertama kali.

Nindy berjalan pelan dengan dagu terangkat. Di tangannya denang dua tas khas butik Elsa Surya terangkat, menunjukkan sikap angkuh. Karyawati itu terkejut nyonya di depannya mengenakan gaun rancangan butik sebelah dan tas belanjaannya berlogo butik dari sebelah.

"Hmm...hanya ini koleksinya!" Nindy berkata dengan wajah mencibir.

Nyonya Esther yang duduk di kursinya berdiri. Dia tidak suka dengan gaya nyonya kaya di depannya. Tetapi dia tidak bisa berbicara kasat terhadap tamu butik yang kaya.

Nyonya Esther tersenyum terpaksa.

"Maaf... kami belum memajang semua koleksi kami!" kata nyonya Esther berusaha menjelaskan sekalipun hatinya panas. Dia selalu ingin merebut pelanggan butik nyonya Elsa Surya.

"Seandainya di sini tidak membayar registrasi sepuluh juta, mungkin tadi saya memborong di sini!" sindir Nindy.

Nyonya Esther terkejut. Dia bicara masalah registrasi 10 juta dengan satu orang saja.

"Wanita ini.... jangan-jangan dia...oh...!" wajah Nyonya Esther Melody berubah merah seperti di tampar. Dia menyesal dan malu sekali. Wanita yang dia usir tadi ternyata sosialita kaya.

Wajah Karyawati nyonya Esther Melody berubah pucat. Dia telah membuang uang ratusan juta rupiah.Dia tahu persis berapa harga busana, tas, sepatu dan aksesoris di butik sebelah itu, semuanya tidak ada yang murah. Tas itu saja, harganya 50 juta rupiah, sepatu itu harganya 25 juta rupiah, belum busana casual itu, meskipun sederhana, tetapi gaun itu di bandrol 75 rupiah. Dan yang lainnya...yang lainnya. Karyawati itu jadi pusing.

Karyawati itu keluar butik mengikuti langkah Nindy, mengamati dat jauh, menjadi mata-mata sesuai kode perintah nyonya-nya. Seperti biasa.

Astaga! Wanita itu menepuk jidatnya dengan keras. Sakit!

Dia melihat Inggrid bolak balik mengangkut belanjaan pelanggan butik itu ke mobi mewah!. Ya Tuhan! Wanita itu masuk mobil....dan mobilnya....mobilnya mewah sekali! 3 kali lebih mahal dari mobil nyonya Esther Melody.

Wanita itu konglomerat!