webnovel

MENEMUKAN CINTA YANG SEBENARNYA

Warning 21+ Bijaklah dalam membaca, cerita ini akan ada kekerasan di dalam hubungan percintaan, serta hubungan rumah tangga. Seorang gadis memiliki seorang sahabat bernama Alendra Putra yang selalu setia menemani hidupnya yang kesepian. Tapi, sayangnya, Alendra sangat kecewa dengan seorang gadis yang selama ini di anggap sebagai sahabat baik nya sendiri. Dan, itu semua hanya karena ada satu hal tragedi yang membuat Alendra merasa bahwa gadis itu benar-benar memalukan dan sangat menjijikkan. Wanita itu berusaha menjelaskan bahwa hal itu semua sama sekali tidak benar. Namun, Alendra lebih mempercayai bukti itu dan pada akhirnya ia sangat membenci Maya. Ketika Maya telah dikeluarkan dari kampusnya ia merasa sangat terpuruk, ditambah lagi dirinya diusir oleh keluarganya sendiri dan kehidupan Maya semakin di persulit ketika dirinya tidak sengaja melepaskan seorang laki-laki yang memiliki hipersex dan pada akhirnya Maya seolah-olah seperti gadis yang tidak memiliki masa depan oleh laki-laki itu. Tapi, Alendra sama sekaki tidak menyadari kesalahan nya sendiri yang juga jelas memalukan dan sekaligus menjijikkan seperti ia menganggap Maya sebagai seorang wanita yang tak layak untuk hidup di dunia ini. Dimana Alendra sendiri, malah menyukai seorang perempuan yang juga sudah bersuami. Akankah kedua orang itu bisa menemukan cinta yang sebenarnya? Yuk simak kisah perjalanan untuk menemukan cinta Alendra dan Maya disini.

Yunike021 · 现实
分數不夠
230 Chs

Menemukan Keberadaan Maya

Kinar sangat asik merekam kegiatan panas Erlin dan Alendra saat ini, ia tidak tahu bahwa ada orang yang diam-diam sedang berdiri di belakangnya mengamati dirinya.

"Segera akhiri tindakan mu yang konyol itu!" peringat seorang laki-laki yang tidak lain adalah Dion yang sebagai dosen dikampus mereka saat ini.

"B-a-p-a-k! Saya—" ucap Kinar terpotong karena sudah terlebih dahulu Dion menyekap mulutnya supaya mereka berdua tidak ketahuan oleh Erlin dan Alendra saat ini. Dion menarik Kinar untuk lebih jauh dari gudang itu karena ia bisa lebih leluas untuk berbincang dengan mahasiswanya yang ketahuan sedang melihat aksi panas tersebut.

"Stt! Diamlah jika kamu tidak ingin kita ketahuan oleh mereka!" ucap Dion menutup mulut Kinar dan Kinar pun seketika diam membisu menuruti perintah dosennya itu.

"Mana ponsel kamu?" tanya Dion dan Kinar malah menyembunyikan ponsel tersebut di belakangnya karena ia tidak ingin dosennya itu mengambilnya dan menghapus video panas tersebut. Tujuan Kinara merekam aksi Dion dan Erlin hanya ingin mempermalukan kedua orang itu saja.

"Tidak!" ucap Kinar dengan cepat.

"Kinar! Cepat berikan ponsel kamu, tidak baik menyimpan video mesum seperti itu!" ucap Dion.

"Pak, apa Bapak membiarkan kedua orang itu bebas melakukan hubungan intim di kampus ini? Bukankah, seharusnya Bapak menciduk mereka saat ini dan memberikan peringatan!" ucap Kinar.

"Itu urusan mereka, Kinar! Saya tidak ingin ikut campur dengan urusan yang tidak penting itu! Cepat berikan ponsel itu!" peringat Dion dengan dingin.

"Tidak, ya, tidak!" ucap Kinar dengan emosi.

"Apa ada untungnya kamu merekam kedua orang itu, hem? Atau jangan-jangan kamu ingin mempelajarinya di rumah?" ucap Dion yang sudah berpikir negatif tentang Kinar dan seketika Kinar langsung saja memberikan ponselnya kepada Dion. Dion hanya bisa menahan tawanya saha, ia tidak menduga bahwa dengan ucapannya seperti itu membuat Kinar dengan sangat mudah memberikan ponsel kepadanya.

"Anak baik!" ucap Dion mengelus rambut Kinar dengan lembut. Lalu Dion pun segera menghapus video yang berdurasi 1 menit itu, kemudian memberikannya kembali ponsel Kinar. Kinar hanya pasrah saja berhadapan dengan dosennya yang sangat licik di hadapannya itu.

"Saya harap, kamu tidak perlu ikut campur lagi dengan urusan orang lain," ucap Dion memperingati Kinar yang hanya bisa menunduk saja.

"Kamu dengar, Kinar?" tanya Dion karena ia tidak mendengar Kinar menjawab ucapannya.

"Baik, Pak," ucap Kinar dengan lemah.

"Baiklah, ayo kita berdua pergi dari sini sebelum orang lain melihat kita," ajak Dion dan Kinar pun mengikuti Dion dari arah belakang saja.

Sedangkan di dalam gudang itu, terlihat Alendra dan Erlin mengelap tubuh mereka mengunakan tissue, tertama bagian intim Erlin yang telah di lumuri cairan bening dari milik Alendra barusan.

"Alendra, nanti malam aku akan menemui mu di rumah. Apa tidak masalah?" tanya Erlin.

"Tentu saja tidak," jawab Alendra dengan senang hati, namun ia telah melupakan keberadaan Maya saat ini yang sedang tinggal di rumahnya.

"Baiklah, tunggu saja aku," ucap Erlin sambil tersenyum manis dan dengan penuh mengoda. Sehingga Alendra semakin jatuh hati dan terbuai dengan tubuh yang dimiliki Erlin.

"Ok, aku akan menunggu mu," ucap Alendra.

Sedangkan disisi lain, terlihat Maya baru saja menyelesaikan aktifitas mandinya, lalu Maya pun langsung saja duduk di sofa untuk menikmati serapannya dengan tenang.

Maya berharap kehidupannya kali ini tidak seperti sebelum-sebelumnya karena dirinya sudah terlalu sangat lelah untuk menghadapi berbagai masalah yang sangat membuatnya tersiksa, ingin rasanya Maya segera mengakhiri hidupnya yang tidak bisa hidup tenang seperti orang-orang di luar sana, namun ia berpikir bahwa dengan cara mengakhiri hidupnya akan makin menambah dosa yang sangat besar yang harus ia tanggung di dunia akhirat.

"Heuh!" Maya menghembuskan nafasnya dengan sangat kasar, lalu menyendok makanan itu untuk segera ia makan karena perutnya sudah sangat kelaparan dari tadi.

"Aku berharap bisa memakan makanan enak tiap hari seperti ini," gumam Maya sambil tersenyum tipis menguyah makanan itu karena makanan tersebut sesuai dengan seleranya dan membuatnya berselera makan lagi seperti dulu.

Selama 15 menit waktu Maya makan, kini makanan yang berada di atas meja itu sudah habis tanpa tersisa lagi, lalu Maya pun turun kebawah untuk mengantarkan piring serta gelas kosong bekas ia makan tadi, namun saat ia melewati sebuah kamar pintunya terlihat sedikit terbuka, sehingga Maya sangatlah penasaran dan ia pun perlahan-lahan melangkahkan kakinya menuju kearah kamar tersebut, saat berada di depan kamar itu Maya menghentikan langkahnya sebentar karena ia ingin mengintip kamar tersebut terlebih dahulu.

"Non!" panggil bibi Nani dengan tiba-tiba, sehingga Maya sedikit terkejut.

"Ada apa, Bi?" tanya Maya untuk berusaha tenang.

"Sebaiknya, Non jangan masuk kedalam kamar itu!" ucap bibi Nani memperingati Maya.

"Baiklah Bi, tapi sebenarnya ada apa di dalam kamar ini, Bi?" tanya Maya yang sangat penasaran.

"Maaf Non, saya tidak bisa menceritakannya karena itu semua atas perintah tuan muda," ucap bibi Nani.

"Oh, ya sudah, Bi. Tidak apa-apa kalau memang tidak bisa," ucap Maya yang tidak ingin memaksa bibi Nani menceritakan kepadanya karena ia tahu bagaimana rasanya berada di posisi bibi Nani saat ini.

"Sini Non, piringnya biar saya bawa kedapur untuk dicuci," ucap bibi Nani dan Maya pun memberikkannya kepada bibi Nani, bukan berarti Maya tidak ingin membantu bibi Nani hanya saja keadaannya masih belum benar-benar pulih.

"Terima kasih, Bi," ucap Maya tersenyum dan bibi Nani hanya bisa membalas dengan senyuman juga, sambil melangkah pergi menuju ke dapur.

"Sebaiknya aku berkeliling mencari udara segar saja," gumam Maya yang berjalan menuju ke arah taman, ia melihat pemandanga di taman itu terasa sangat sejuk dan menyegarkan saat ini. Namun, ia tidak tahu ada seseorang yang diam-diam mengintainya dari sampingnya dan orang itu hanya tersenyum devil saja melihat Maya yang sangat asik menikmati pemandangan yang sangat indah di depan matanya.

"Tunggu saja kamu! Aku akan menangkap mu kembali, gadis manis dan tidak akan membiarkan kamu lolos begitu saja!" ucap orang itu yang tidak lain adalah Tristan.

Selama beberapa hari ini Tristan menyuruh semua pengawalnya untuk mencari keberadaan Maya, ia menemukan Maya dengan sangat mudah berkat CCTV yang berada di lampu merah itu, Tristan memerintahkan tiga ratusan pengawalnya untuk memeriksa semua CCTV berada di kota itu dan pada akhirnya usaha pengawalnya tidak sia-sia dan ia bisa melihat gadis yang ia cari-cari saat ini sedang menikmati suasana taman.

"Tubuh mu semakin indah, gadis manis!" ucap Tristan yang terus memandang Maya dari bawah sampai atas dan matanya tidak berhenti mengamati kedua belahan dada Maya yang tertutup kain tipis itu, bahkan pusakanya yang berada di dalam celananya sudab berdiri dengan sangat tegang.

"Memandangmu saja membuat junior ku menegang seketika! Sungguh gadis yang sangat mengoda" gumam Tristan.