Setelah selesai memakamkan Rizki, kini Kinar kembali ke rumah yang di tempati Rizki dan dirinya selama ini. Kesedihannya membuatnya selalu termenung dan memikirkan laki-laki remaja itu yang sudah pergi selamanya. Mengingat wajah Rizki, Kinar akan terus menangis tersedu-sedu.
Kinar sangat marah pada dirinya sendiri yang tidak dapat melakukan apapun untuk Rizki, bahkan ia tidak sempat berada di samping Rizki saat ingin menghembuskan nafas terakhirnya.
"Ini sangat berat untukku ... aku tidak sangup menerima semuanya!" Kinar berteriak histeris di lantai yang begitu dingin menebus kulit pori-porinya, kedua matanya sudah membengkak karena terlalu lama menangis. Rasa sayangnya kepada Rizki begitu sangat dalam, ia sudah mengangap laki-laki remaja itu sebagai adik kandungnya sendiri selama ini.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者