webnovel

Ch. 6 "Vacation"

"AKHIRNYA AKU SUDAH TAMAT SEKOLAH!"

Tujuh pria yang sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing langsung tersentak kaget mendengar teriakan yang berasal dari arah tangga.

Artemis membentangkan kedua tangannya sambil tertawa lebar. Ia menghirup udara segar pagi hari dengan sangat bersemangat, dan senyuman lebar terpampang di wajah segarnya yang baru saja selesai mandi.

"Artemis, teriakanmu bikin aku jadi lupa sama jumlah uang yang sudah kuhitung," ucap Mammon dari arah ruang utama.

Artemis mengerutkan keningnya dan menoleh kearah ruang utama. Ia berjalan turun dari tangga, melewati ruang keluarga kemudian menuju ruang utama dimana ketujuh makhluk neraka berwujud manusia tersebut berada saat ini.

Di ruangan tersebut, terlihat Lucifer, Mammon, Asmodeus, dan Leviathan yang tengah menghitung uang hasil pendapat mereka berenam yang sudah bekerja selama satu bulan di tempat kerja mereka masing-masing. Sementara itu, Satan dan Beelzebub menyaksikan televisi, lalu Belphegor tertidur di karpet ruang tamu.

"Ini penghasilan kalian bulan ini?" Artemis menatap kumpulan uang yang berjejer rapi di meja ruang tamu tersebut, ia mengambil kursi yang berada di sebelah Mammon dan membantu pria tersebut menghitung uang.

"Bagaimana dalam sebulan kalian bisa mendapatkan sebanyak ini? Semua ini seperti gaji perbulan pegawai kantoran tahu," ucap Artemis menatap uang-uang di meja tersebut dengan tatapan tak percaya. "Apa jangan-jangan kalian melakukannya?"

Leviathan menatap bingung Artemis. "Melakukan apa?"

"Mencuri."

"Kau kira kami seburuk itu hingga harus mencuri hanya untuk mendapatkan uang," ucap Lucifer tak terima di katai oleh Artemis. Namun, tampang Artemis masih meminta penjelasan kepada para makhluk neraka tersebut.

"Tentu saja dengan tampang ini kami mendapatkan bonus yang luar biasa melimpah dari bos kami," ujar Asmodeus membanggakan dirinya yang memiliki tampang nan tubuh sempurna. "Dan bonus kami empat kali lipat gaji kami, karena itu hanya perlu satu bulan bagi kami berenam untuk memperoleh uang sebanyak ini."

Artemis tidak dapat berkata apa-apa saat ini, satu-satunya yang dapat ia pikirkan adalah, keenam makhluk neraka ini dapat dengan mudahnya memperoleh gaji empat kali lipat dari gaji normal.

"Hem, hasil pendapatan kami berenam setelah di total ada sembilan puluh juta!" Artemis yang saat itu sedang meminum secangkir air langsung menyemburkan air di mulutnya, dan dilanjutkan dengan batuk-batuk. Pikirannya sedang tidak waras saat ini, benar-benar tidak waras.

"Se-sembilan? SEMBILAN PULUH JUTA?!"

===

"Hei hei, Artemis. Bisakah kita menggunakan uang tersebut untuk melakukan hal seperti yang ada di televisi?" tanya Satan sambil menunjukkan sebuah acara televisi yang sedang menayangkan acara jalan-jalan di daerah pedalaman.

"Toh, rumah kita juga ada di pedalaman hutan," jawab Artemis dengan raut wajah datarnya.

Beelzebub menoleh kearah Artemis. "Kalau begitu, bagaimana kalau kita berpetualang menelusuri hutan sekitar rumah ini. Lagi pula, kita tidak pernah menelusuri hutan ini bukan?" ucap Beelzebub.

Leviathan menganggukkan kepalanya. "Bagus juga idemu, Baal. Sudah lebih hemat, dan tentunya lebih seru! Kalau gitu aku akan pergi membeli peralatan camping untuk kita berdelapan, ada yang mau ikut?"

"Aku ikut!" teriak Satan dengan sangat antusias.

===

Sang Mentari bersinar terik tepat di atas kepala dua sosok pria yang tengah berjalan kaki dari rumah Artemis menuju kota. Mereka berdua terus memikirkan barang-barang apa yang sekiranya akan mereka perlukan sepanjang perjalanan, dan juga merutuki betapa jauhnya jarak antara rumah Artemis yang berada di dalam hutan menuju ke kota terdekat.

Setelah satu jam lebih mereka berdua berjalan kaki. Sebuah toko besar menyambut mata mereka. Toko tersebut menjual banyak sekali peralatan yang sangat dibutuhkan saat berkemah dan berjelajah.

"Bu, kami tidak mengerti urusan barang-barang seperti ini. Bisa kau pilihkan kami alat-alat kemah lengkap untuk delapan orang?" tanya Leviathan kepada sang penjual.

Ibu-ibu paruh baya tersebut tersenyum memperhatikan kedua pria tampan dihadapannya.

"Haha, tentu saja. Saya pilihkan peralatan perkemahan lengkap untuk delapan orang, dan tak lupa beberapa bonus karena kalian sudah membuat saya merasa masih muda." Satan dan Leviathan bergidik ngeri ketika mendengar kalimat terakhir wanita paruh baya tersebut. Namun, mereka masih mempertahankan senyum ramah mereka walau sedikit lebih mengarah ke terpaksa.

Perlahan-lahan, banyak barang dikeluarkan oleh Ibu paruh baya tersebut. Sementara Satan dan Leviathan menatap tumpukan peralatan kemah yang akan digunakan oleh mereka nantinya.

"Dan ini bonus untuk kalian!"

Mereka berdua menoleh kearah kiri dan melihat tumpukan peralatan kemah yang jauh lebih besar lagi.

"I-itu bonusnya?" tanya Satan tak percaya. Ibu paruh baya tersebut menganggukkan kepalanya dengan bangga. "Wah, bahkan bonus yang kita dapatkan lebih banyak dari barang yang kita beli."

"Bagaimana cara membawanya?" Leviathan menatap naas nasibnya sendiri saat ini. Dirinya tidak dapat membayangkan jika harus mengangkut semua peralatan kemah itu berdua dengan Satan yang semata-mata bertubuh layaknya anak SMP.

"Karena itu kami datang!"

Kedua orang yang sedang merenungi nasib mereka tiba-tiba seperti mendapat pencerahan saat suara Belphegor terdengar dari arah belakang mereka.

Kelima makhluk neraka dan juga Artemis datang menghampiri mereka berdua. Kedelapan orang tersebut langsung menjadi pusat perhatian orang-orang yang sedang berada di toko tersebut. Termasuk ibu pemilik tokoh.

"Astaga! Kalian benar-benar membuat Ibu merasa kembali muda! Kemari biar ibu berikan lebih banyak bonus lagi untuk kalian!"

===

"Jadi akan kita apakan semua ini? Memangnya besok kita akan membawa semua barang ini untuk pergi kemah?" tanya Artemis memperhatikan delapan buah gundukan peralatan kemah yang akan mereka bawa esok hari ditambah dua buah gundukan raksasa yang merupakan bonus dari ibu pemilik toko tersebut. Ah, tak lupa juga beberapa hadiah dari penggemar ketujuh makhluk neraka berperawakan sempurna ini.

"Tentu saja kita harus membawa semua ini Artemis," jawab Asmodeus, "besok siapa tahu akan menjadi kesempatan bagiku."

"Kesempatan apa? Jangan macam-macam kau!" marah Lucifer, "sudahlah sebaiknya sekarang kita menyiapkan bekal untuk kemah besok."