webnovel

34. Wejangan Sultan

Amira yang mendengar kalimat pedas Anjani hanya tersenyum. Ia memang paham sekali dengan tabiat adik kembarnya yang selalu berkata pedas. Ada persaingan tidak sehat diantara mereka yang nampak sangat mencolok jika mereka bertemu, namun Amira selalu bisa menjadi sosok yang bisa meredam perbedaan dan perseteruan tersebut.

"Aku hanya mampir sebentar, Dinda. O iya, dimana Kanjeng Romo dan Ibunda Ratu?"

"Biasalah, beliau berdua kan pemimpin negara. Pasti sedang memimpin rapat atau sedang mengikuti acara kenegaraan. Memangnya Kakak yang pekerjaannya hanya main ke sana kemari tanpa memikirkan kedua orang tua yang memikirkan istana? Kakak itu anak pertama. Meski perempuan juga nantinya tahta kesultanan akan menjadi hak milik Kakak kan? Seharusnya Kakak lebih foku mengurus kepentingan pemerintahan dari pada mementingkan kesenangan pribadi."

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者