webnovel

Sifat Jahat Paling Cocok Menjadi Pemeran Pendukung Pria

編輯: Wave Literature

Ketika Emily Ling baru saja selesai bicara dengan ayahnya melalui telepon. Tiba-tiba, ada dua bayangan yang muncul, dalam waktu yang singkat bayangan tersebut langsung memegangi kepalanya dan memegangi kedua lengannya dengan erat. Kemudian Emily Ling pun dibawa pergi.

Ponsel Emily Ling pun jatuh ke tanah. Aaron Huo yang sedang berada di aula dengan beberapa temannya, hanya bisa mendengar jeritan dari seberang telepon, seketika ia pun berlari keluar.

"Huo keenam, kenapa kamu terburu-buru?" Tanya seseorang dengan suara keras.

"Anjing di rumahku tersesat. Aku mau pulang untuk mencarinya!" Jawab Aaron Huo sambil menggertakkan giginya tanpa menoleh sedikit pun.

Betapa sialnya memiliki seorang anak perempuan! Batin Aaron Huo.

"Bukankah dia alergi terhadap hewan peliharaan? Sejak kapan dia punya anjing?"

"Aku tidak tahu. Yang pasti hewan peliharaannya itu sejenis rubah kecil berkulit putih dan lembut yang tersembunyi di dalam rumah."

"Hahaha, aku benar-benar ingin melihat rubah kecil seperti apa yang bisa sampai membuat Tuan Huo keenam sampai gelisah seperti itu."

Terdengar ejekan lagi dari teman-temannya.

Emily Ling dalam keadaan tangan yang terikat langsung didorong masuk ke dalam mobil. Ketika ia membuka matanya, ia bertemu pandang dengan sepasang mata yang dingin namun mempesona. Ia pun sangat terkejut, "Siapa kamu?"

Pria yang mengenakan topeng berwarna perak, dan sikapnya tampak sangat dingin. Dalam cahaya yang remang-remang Emily Ling hanya bisa melihat sepasang mata yang menatapnya dengan tatapan yang dingin dan tajam.

Dari tatapan matanya terlihat bahwa tidak ada perubahan suasana dalam hatinya. Namun Emily Ling merasakan auranya yang dingin dan sikapnya yang acuh tak acuh, pria itu membuatnya sangat ketakutan.

"Nona Ling benar-benar wanita yang sering lupa." Suaranya yang acuh tak acuh dan datar terdengar dari bibir tipis pria ini. Kemudian ia pun langsung melemparkan berkas dokumen kepada Emily Ling.

Emily Ling melihat tangan pria itu. Kukunya bulat dan telah dipotong dengan rapi. Kelima jarinya tampak putih dan ramping, tulang persendian pada jari-jarinya terlihat dengan jelas. Kukunya tampak bercahaya seperti sebuah batu giok. Pria ini memiliki sepasang tangan yang sangat bagus.

Di dalam berkas dokumen itu terdapat sebuah kontrak. Setelah Emily Ling membacanya, ia langsung kebingungan. Pemilik asli tubuh ini benar-benar hebat. Entah sejak kapan ia bertemu dengan Evan Jun.

Entah kenapa di dalam otak Emily Ling tidak teringat apapun tentang hal ini. Kemudian ia dengan perasaan yang masih tidak percaya mengangkat kepalanya sembari bertanya, "Kamu Evan Jun?!"

Dalam buku yang dibaca oleh Emily Lin, Evan Jun adalah seseorang yang wajahnya jelek, sifatnya juga jelek, suka balas dendam, mengalami cacat fisik dan sepertinya ia tidak memiliki sifat yang manusiawi. Entah bagaimana mungkin sifatnya yang jahat seperti itu bisa cocok menjadi pemeran pendukung pria. Sebab, ia benar-benar sangat jelek!

Pria ini memakai topeng, sepertinya ia memang sengaja ingin menutupi wajahnya yang jelek. Kepribadiannya juga jelek, bahkan ketika melihatnya seolah bisa merubah suasana hati yang semula baik-baik saja tiba-tiba menjadi buruk.

Emily Ling merasa bahwa pria yang ada di depannya ini sepertinya telah memiliki banyak pengalaman dalam kehidupan. Itu semua terpancarkan dari sikapnya yang selalu dingin dan penuh ketidakpedulian.

Tatapan Emily Ling semakin lama semakin bertambah rumit. Pria yang ada di depannya ini hanya bisa bertahan hidup selama dua tahun lagi, entah kenapa Emily Ling mulai bersimpati pada pria tersebut.

Pria itu mengalami cacat secara fisik, dan tidak memiliki sifat seperti orang-orang pada umumnya, dan ia juga sering kali dianiaya oleh orang lain. Sehingga wajar jika ia memiliki karakter yang jelek dan memiliki kebiasaan yang tidak seperti kebanyakan orang pada umumnya.

Tatapan mata Evan Jun tidak berubah, ia masih tetap menatap wanita yang mendekatinya, kemudian ia berkata dengan dingin, "Jangan mendekatiku, diam lah."

"Ehem ehem!" Evan Jun batuk-batuk. Bahkan, suara batuknya hingga berdengung di dada. Butuh waktu lama sebelum akhirnya ia berhenti batuk. Kemudian ia menghela napas dan bertanya, "Apakah Nona Ling sudah yakin?"

"Tuan Jun." Emily Ling meremas surat kontrak yang ada di tangannya, kemudian melanjutkan, "Saya mengalami kecelakaan satu minggu yang lalu. Saya lupa tentang masalah ini. Saya benar-benar minta maaf. Anda ingin tidur yang bagaimana?"

Emily Ling menatap Evan Jun lagi diam-diam. Pria itu bersandar di kursi mobil, memejamkan mata dan menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan.

Meskipun wajahnya jelek dan kakinya lumpuh, serta memiliki cacat secara fisik, namun pria yang ada di depannya memancarkan pesona yang tidak biasa. Sosoknya, ucapannya, dan tindakannya, semuanya tampak begitu elegan. Mungkin alasan Evan Jun bersikap dingin seperti ini adalah untuk menutupi nafsu seksual yang ada di dalam dirinya.

Tapi saat batuk, garis otot kemerahan yang ada di lehernya bisa terlihat dengan jelas. Serta gerakan jakunnya yang menggulung saat berdeham, seolah bisa membuat orang lain sangat bernafsu saat melihatnya.