webnovel

Permainan di Malam Pertama

Kinan akhirnya pulang bersama dengan bayu, supir yang mengantar mereka hanya tersenyum saat melihat bagaimana bayu selama di perjalanan terus menggenggam tangan kinan, mereka benar-benar terlihat pasangan yang sedang di mabuk cinta, terlebih sang pria yang tidak ingin melepaskan wanitanya dari tangannya sedetikpun.

Kinan terus memandang ke luar kaca dengan tatapan kosongnya, dia sedang merenungi apa yang telah dia lewati selama ini sampai akhirnya dia sadar bahwa sekarang dia adalah seorang istri dari pria yang sangat ia cintai.

Kinan membalikan wajah dan menatap bayu yang sedang memejamkan matanya, bayu terlihat sangat lelah namun memegang tangan kinan dengan sangat kencang saat itu.

Sampai akhirnya mereka tiba di rumah bayu dan menghabiskan waktu di jalan dengan diam dan hanya saling menggenggam tangan satu sama lain.

Tiba di dalam rumah, kinan langsung merasakan atmosphere yang berbeda disana, kecanggungan akhirnya betul-betul terasa setelah sebelumnya dia hampir lupa bagaimana rasanya telah menjadi istri dari seorang bayu yang selama ini adalah sahabatnya dan baru- baru ini telah menjadi kekasihnya, perasaan itu campur aduk di dalam hatinya saat tiba di ruangan tengah.

Kinan bingung apa dia harus masuk ke kamarnya atau ke kamar bayu.

"Apa yang harus aku lakukan??? apa aku masuk ke kamarku??? atau ke kamar bayu??? apa tidak aneh jika aku tahu-tahu masuk ke kamar bayu??? apa aku menunggu dia yang mengajakku masuk ke kamarnya??? ah baiklah, jadi sekarang apa aku diam disini menunggunya mengajakku ke kamarnya??? atau aku di kamarku saja berganti pakaian dulu, aaah sebenarnya apa yang sedang aku pikirkan?? apapun itu aku hanya akan melakukan apapun yang membuatku nyaman".

Saat kinan kemudian berjalan ke kamarnya ketika bayu sedang mengambil air minum di dapur, segera langkahnya terhenti oleh suara bayu yang memintanya untuk diam.

"Jangan bergerak, diam disitu!!!!!!!" saat adam melihat istrinya berjalan menuju kamarnya sendiri, bayu yang sedang meneguk air langsung menumpahkan airnya dan berteriak memanggil kinan.

Bayu berjalan mendekat pada kinan yang sedang berdiri tanpa menengok ke arahnya.

"Kamu akan pergi kemana??????? apa aku tidak salah lihat saat kamu akan pergi ke kamar tamu itu????" bayu mempertanyakan niat kinan untuk masuk ke kamar tamu disaat mereka telah resmi menjadi sepasang suami dan istri yang layaknya tidur di dalam kamar yang sama.

"Memang kenapa??? aku akan mandi dan mengganti pakaianku, apa yang salah dengan itu, pakaianku semuanya ada di sana, barang-barang yang aku bawa semuanya ada disana??? lalu apa itu salah?????" Kinan meniawab dengan penuh percaya diri dan sedikit merasa terkejut dan takut dengan pertanyaan bayu padanya.

"Oh seperti itu,,,,,, Baiklah, lakukan apapun yang ingin kamu lakukan!!!!!! aku juga akan pergi ke kamarku dan mandi laku berganti pakaian, setelah itu aku akan tidur nyenyak, jangan sampai kamu mengetuk pintu kamarku dan membangunkanku lagi!!!!!" bayu kemudian pergi meninggalkan kinan begitu dia selesai mengatakan hal itu pada kinan seperti tidak ada hal yang salah dan spesial disana.

"Apa dia marah??? atau dia merasa bahwa yang aku katakan itu benar???? apa dia berpikir bahwa kita tidak masalah tidur dengan kamar yang berbeda meskipun sudah menikah????" Kinan jadi bingung setelah melihat reaksi bayu yang tidak sesuai dengan ekspektasi dirinya.

"Ah biarlah, memang apa yang ingin aku dengar darinya???? pikiranku mulai menggila" Kinan berjalan ke kamarnya dan menutup pintu, kinan langsung membuka bajunya dan pergi ke kamar mandi, dia mandi dan membayangkan kembali apa yang telah dia lewati selama seharian itu.

"Apa ayah baik-baik saja dengan istrinya???? apa yang sedang dia lalui sekarang disana??? apa dia masih berdebat dengan wanita pemarah itu???? bisa-bisanya wanita itu mengatakan aku wanita matre, untung ayah menampar wajahnya dengan sangat keras tadi, jika tidak, maka tanganku yang akan langsung mendaratkan tamparan keras itu di wajahnya" Kinan dengan wajah kesal terus meracau selama membersihkan tubuhnya di bawah kucuran air hangat sambil membayangkan bagaimana wajah ibu tirinya yang di tampar keras oleh ayahnya.

"Perlakuan ayah tadi sedikit membuatku puas, meskipun itu terlalu kasar untuk cara dia memperlakukan wanitanya, tamparan yang di terima wanita itu sebenarnya bahkan tidak bisa membayar apa yang telah dia lakukan kepada keluargaku selama ini, tapi itu cukup untuk saat ini.

"Aku harus puas hanya dengan itu, karena aku bukan lagi wanita pendendam, sekarang aku adalah seorang istri dari pria yang sangat tampan dan baik hati, aaaaahh,,,,,, bagaimana bisa bayu setampan itu hari ini, bagaimana bisa selama 4 tahun lalu dia menyembunyikan cahaya yang tadi sangat terpancar di dirinya selama acara pesta pernikahan, jika aku menjadi wanita-wanita yang hadir di acara pernikahan tadi, aku pasti akan lari dan naik ke atas panggung dan mendaratkan ciuman di pipinya yang sangat halus itu, bahkan nyamuk bisa terpeleset jika hinggap di pipinya, tapi aku adalah istrinya, aku tidak perlu melakukan hal memalukan seperti itu untuk bisa menciumnya sekarang".

Kinan tanpa sadar membayangkan suaminya yang begitu terlihat berbeda hari itu di hari pernikahan mereka, dan sedikit berpikir kotor ketika dia merasa bahwa bayu telah menjadi suaminya sekarang.

"Astaga,,,, apa yang kembali aku pikirkan??? apa aku terkena sindrom malam pertama??? itu bukan diriku?? bagaimana aku berpikir akan naik ke atas panggung dan mencium seorang lelaki yang sedang melangsungkan pernikahan,,,, aah ini benar-benar membuatku gila". Dari awal mandi sampai selesai pikiran kinan terus disibukkan dengan banyak hal yang telah ia lalui. sambil terus memukul kepalanya berusaha mengeluarkan pikiran kotor dari otaknya kinan berjalan menuju ruangan pakaian yang ada di sisi lain kamarnya itu.

Namun di saat dia membuka pintu, penampakan disana betul-betul berbeda saat dia tadi siang meninggalkan kamar itu.

"Apaaaa???????? kemana semua barang-barangku??? kemana semua pakaian ini???" kinan membalik-balikkan pintu lemari dan semua gantungan baju yang tersusun rapih disana tanpa satu helaipun pakaian yang tersisa.

"Tasku???? pakaian-pakaian dalamku???? kemana mereka semua pergi??????" Kinan kemudian berjalan menuju ruang tidurnya dan mengecek semua kondisi kamarnya, ternyata tanpa dia sadari sebelumnya saat masuk ke kamar itu, semua alat make up dan semua barang-barang pribadinya yang tadi pagi masih tersusun rapih di meja rias telah menghilang.

"Ah ya,,, semua ini juga ternyata tidak ada,,,,, bagaimana bisa aku tidak memperhatikan semua ini????? kenapa aku tadi langsung masuk ke kamar mandi dan melupakan semua ini????? " Kinan segera berlari ke kamar mandi dan mendapati pakaian yang tadi dia kenakan sebelum mandi, namun apalah daya, baju itu sudah terkena air karena langsung ia letakkan di tempat baju kotor.

"Apa yang harus aku lakukan???? bagaimana ini??? apa semua bajuku ibu pindahkan??? pindahkan kemana???? apa itu kamar bayu???? aaaah ya,, pasti kamar bayu, atau jangan-jangan bayu sebenarnya mengetahui semua ini??? dan dia membiarkanku masuk ke kamar ini begitu saja tanpa memberitahuku yang apa yang sedang terjadi, dia ingin aku dalam keadaan seperti ini, anak itu memang kadang-kadang, dia harus menerima konsekuensinya". Kinan sangat kesal, dengan hanya mengenakan piyama tanpa baju sehelaipun di dalamnya, kinan berjalan menuju kamar bayu.

Namun saat ia akan mengetuk kamar bayu kemudian dia teringat apa yang bayu katakan sebelumnya, bahwa dia akan tidur dan tidak ingin di ganggu.

"Dia sengaja mengatakan itu padaku, agar aku tidak berani masuk ke kamarnya atau mengetuk pintunya, baiklah, aku ikuti permainanmu, aku tidak akan masuk ke kamarmu dan hanya akan diam seperti ini di kamarku". Kinan mulai keras kepala, dia tidak ingin kalah dengan permainan yang sedang bayu mainkan padanya, mereka berdua sudah terlalu saling mengenal satu sama lain, permainan-permainan jahil seperti ini membuat mereka akhirnya saling menyerang satu sama lain.

Bayu dan kinan melupakan momen malam pertama mereka dan saling egois di kamar masing-masing, yang satu rela tidur hanya mengenakan handuk piyama, dan bayu terus menunggu kinan masuk ke kamarnya setelah mengetahui bahwa semua bajunya telah berada di ruangan pakaian bayu.

Semua peralatan kinan dan baju-bajunya telah di pindahkan dan di rapihkan di kamar pakaian bayu sesaat setelah mereka pergi dari rumah.

Bayu meminta pelayan untuk melakukan semua itu, bayu ingin ketika mereka pulang kembali ke rumah semua itu sudah selesai di lakukan tanpa sepengetahuan kinan pastinya.

Namun bayu tidak menyangka bahwa kinan tidak akan menyadari itu dan malah masuk ke kamar tamu, kamar yang kinan gunakan selama di singapur sebelum mereka menikah.