webnovel

MARRY AN IMAGINARY HUSBAND

"Queen Ametsa, maukah kau menikah denganku?" Seorang pria berdiri kokoh di hadapannya dengan memakai pakaian seperti pangeran. Ametsa menutup mulutnya dengan kedua tangan, matanya berkaca-kaca, karena tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya saat ini. "K-kau kembali?!" Pria di hadapannya itu tersenyum, lalu berjalan mendekat ke arahnya dengan sebuah cincin yang berada dalam genggamannya itu. "Sudah lama aku menantikan semua ini, kupikir kau tidak akan pernah kembali. Atau, mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersama karena kau dan aku berada di dunia yang berbeda." Ametsa melihat pria di hadapannya secara nyata dan seperti manusia yang seutuhnya. Gadis itu benar-benar tidak menyangka dengan semua yang terjadi saat ini. "Tidak masalah untukku, kau akan tetap menjadi cinta terakhirku. Ametsa, maukah kau menjadi ratu untukku?" *** Bermimpi bertemu dengan seorang pria yang tidak pernah diketahui wajahnya membuat Ametsa merasa penasaran. Diperlakukan istimewa membuat gadis itu terkadang merasa gila, karena perasaan yang dimilikinya.Berkencan adalah solusi baginya untuk menemukan siapa sebenarnya pria yang selalu datang ke dalam mimpinya. Tujuan utama Ametsa, yaitu menggenggam tangan setiap pria yang melakukan kencan dengannya. Hingga pada pertemuannya dengan seorang pria ke sepuluh membuat Ametsa merasa sulit untuk mempercayainya, bahwa ternyata sosok yang selalu memperlakukannya seperti ratu ada di hadapannya. Sejak saat itu Ametsa tidak pernah menghubunginya lagi dan berusaha menghindari sosok pria tersebut. Namun, pada suatu ketika takdir kembali mempertemukannya dengan cara yang sangat berbeda. Dari sanalah kisah mereka dimulai dengan seorang pria yang memperjuangkan Ametsa, gadis muda yang tidak percaya dengan adanya dunia berbeda. Art by Pinterest

giantystory · 奇幻言情
分數不夠
281 Chs

AMETSA BAHAGIA

"Mungkin aku akan berada di sana 3 hari."

Hanzo yang mendengarnya pun langsung menaikkan kedua alisnya setelahnya, pria tersebut mengangguk lalu menyunggingkan kedua sudut bibirnya.

"Ya, asal kau tidak lupa untuk selalu memberiku kabar."

"Tentu saja, aku tidak akan pernah melupakannya Paman."

"Bagus," ujar Hanzo tersenyum. "Ya sudah, sebaiknya kalian segera pergi."

Sementara itu Daniel yang sedari tadi diam menyimak dengan wajah yang murung itu pun langsung bergegas menuju ke mobilnya sendiri.

Jilly, Ametsa dan Hanzo yang melihatnya pun langsung tersenyum sebelum akhirnya saling memandang satu sama lain.

"Biarkan dia melakukannya, lagi pula aku cukup mengerti dengan anak itu." Hanzo tersenyum, begitu pula dengan Jilly yang menganggukkan kepalanya.

"Ada apa?" tanya Ametsa dengan kedua alis yang terangkat. "Apa ini ada hubungannya dengan trauma yang dimilikinya?"

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者