Setelah bicara dengan Lidia dan mewanti wanti wanita tua itu, akhirnya Wiyana pergi juga dengan Haidar dan Ken ke sebuah tempat.
Entah ke mana yang penting mereka bisa makan, Wiyana sudah agak lupa dengan setiap jalan di kampung halamannya.
Dia senang melihat Haidar baik baik saja sekarang walau tadi pria itu tampak agak kesakitan karena berusaha mengingat dirinya.
"Eum, kita mau makan di mana?" tanya Wiyana basa basi karena tak suka dengan suasana yang senyap di dalam mobil.
Ken sangat anteng duduk di belakang, melihat interaksi dua orang dewasa itu.
"Tempat favorit saya," kata Haidar mantap.
Wiyana manggut manggut paham, dia tak lagi bertanya pada Haidar dan memilih menikmati pemandangan indah yang tak akan pernah dirinya dapati ketika di kota.
Lama memandangi pemandangan sampai membuat Wiyana tak sadar kalau mobil sudah berhenti tepat di depan sebuah cafe, cafe itu adalah satu satunya yang paling dekat dari kediaman lama Haidar.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者