Suasana di ruang makan itu seketika menegang, tangan Wiyana yang siap untuk meletakkan makanan ke piring Kaila jadi terhenti sebab putrinya bertanya hal yang menurut Wiyana sangat menyinggung perasaannya.
Wiyana letakkan kembali sendok nasinya, dia duduk dengan menegakkan tubuhnya.
Dia menatap masakkan dengan pandangan yang kosong, Wiyana mengangguk beberapa kali. Dia mengigit bibir bawahnya.
"Mama nggak akan bilang apa apa, Kai. Kamu masih terlalu kecil untuk memahami ini, lagi pula ini masalah orang tua. Tugasmu bukan tau apa yang terjadi di antara mama dan papamu, tapi belajar dengan giat jadilah anak yang cerdas dan melanjutkan pendidikan yang jauh lebih tinggi agar tidak diremehkan oleh orang yang berderajat lebih tinggi dari kita, mengerti?" ucap Wiyana menatap serius Kaila.
Kaila kehilangan selera makannya, lagi lagi mamanya seperti ini.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者