Haidar berdiri di ruang rawat Dinda dengan ke dua tangan masuk ke dalam saku celana, dia diam memandangi mantan istrinya itu dengan tatapan permusuhan yang kental.
Perban yang membalut kepalanya, dan luka luka di sekujur tubuhnya tak membuat Haidar iba. Kalau boleh jujur Haidar malah senang melihat bagaimana kini Dinda tampak tak berdaya di ranjang rumah sakit tanpa ada yang menemaninya.
Katakanlah dia jahat karena senang atas kesemalangan Dinda, sebenarnya Haidar hanya anggap ini sebagai karma bagi Dinda.
"Jadi, begini akhir dari wanita jahat sepertimu, hmmm?" ujar Haidar pada Dinda yang belum sadarkan diri, Haidar tidak bisa tahan bibirnya untuk tidak menyunggingkan senyum jahatnya pada Dinda.
"Kamu memang pantas mendapatkannya Dinda, kamu jauh lebih baik terus berada di atas kasur rumah sakit ini dari pada berkeliaran di dekat putra saya," tambah Haidar enteng, ya. Sebenci itulah dirinya pada Dinda, jika saja kejahatan di dunia ini dihalalkan.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者