Ken dan Wiyana melongo melihat Haidar, pria satu itu yang tadinya sangat memaksa tak boleh makan gulali.
Kini dialah yang sudah habiskan, berbungkus bungkus gulali.
Pria itu tersenyum senyum tak jelas dan sesekali terkagum-kagum karena reaksi saat memakan gulali tersebut.
"Wah, luar biasa! Hilang lagi," serunya terheran heran.
Haidar belum mengkunyah gulali yang ada di dalam mulutnya, tapi permen kapas itu sudah menghilang begitu saja. Bagaimana tidak heran, ini adalah kali pertama dia merasakan gulali.
"Wah, wah, wah."
Hanya itulah yang keluar dari bibir pria tampan itu saat kagum dengan keajaiban gulali, Wiyana mengerutkan wajahnya.
Sedikit julid karena menurutnya Haidar sangat norak dan kampungan.
"Ken, reaksinya berlebihan kayak nggak pernah makan gulali," bisik Wiyana pelan pelan takut Haidar dengar.
Ken mengangguk, bocah itu bahkan sudah kenyang duluan melihat papanya lebih exaited dengan gulali dari pada dirinya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者