Anthoni mengendarai motornya dengan sangat cepat sehingga Ulrica hampir terjatuh. Untungnya Ulrica dengan sigap berpegangan erat dengan Anthoni sehingga ia tidak terpental.
Tentu saja Ulrica marah dan kesal karena Anthoni menarik gas motor tanpa memberitahu Ulrica terlebih dahulu sehingga membuat Ulrica hampir terjatuh.
"Anthoni! Apakah kau gila?! Karena ulahmu, aku hampir terbang!" omel Ulrica dengan tangan yang melingkar di perut Anthoni.
Anthoni tak menjawab perkataan Ulrica karena ia senang tangan Ulrica bersemayam di tubuhnya. Bukannya melambat, Anthoni justru semakin mempercepat lajunya.
Anthoni sengaja ngebut supaya Ulrica tidak melepaskan genggaman tangannya. Seandainya Anthoni bisa menghentikan waktu, dia ingin menghentikan waktunya di sini saja supaya bisa terus bersama dengan Ulrica.
Ulrica semakin kesal dan marah karena Anthoni enggan mendengarkan dirinya. Tetapi jika Ulrica mengomel sekarang pun tidak berguna karena kecepatan laju motor Anthoni.
Jadi Ulrica memendam uneg-unegnya dan terus berpegangan ke pinggang Anthoni dengan begitu eratnya, sampai akhirnya mereka tiba di kediaman Ulrica.
Setelah motor dihentikan, Ulrica langsung turun dan melepaskan helm yang ia kenakan. Ulrica langsung mengembalikan helm itu dengan kasar karena perasaan kesalnya.
Ulrica mondar-mandir dengan jantung yang berdetak tak beraturan. Ia benar-benar kesal dengan Anthoni.
Anthoni memaklumi tindakan Ulrica dan melepaskan helmnya juga. Dan setelah Anthoni turun dari motornya, Ulrica mulai mengomelinya.
"Kau benar-benar ingin membunuh aku, ya?! Bagaimana bisa kau mengendarai motor dengan kecepatan tinggi?! Bagaimana kalau kita kecelakaan dan nyawa kita melayang? Aku belum ingin mengakhirinya hidupku, oke?! Jika kau mengulangi hal itu lagi, aku pasti akan menendangmu sampai ke Antartika!" cerocos Ulrica mengutarakan semua keluh kesahnya yang tertahan selama di perjalanan tadi.
Anthoni hanya tersenyum kecil karena merasa jika Ulrica begitu imut saat sedang marah. Ulrica yang melihatnya menjadi semakin kesal karena Anthoni tidak merasa bersalah sedikitpun padanya.
Bahkan Anthoni malah menganggap ini semua adalah hal lucu. Ulrica kembali emosi dan mengomel lagi.
"Anthoni, bagaimana bisa kau seperti itu?! Apakah memang seperti ini sifat aslimu?! Kau sungguh sangat berbeda dengan Anthoni yang berada di sekolahan!" sambung Ulrica yang kembali mengomeli Anthoni.
Anthoni yang sesungguhnya, memanglah dia yang sekarang ini berada di hadapan Ulrica. Sedangkan Anthoni yang ada di sekolah itu semua hanyalah kedok saja.
Namun karena Ulrica memintanya untuk bersikap seperti ini, maka Antoni juga akan menurutinya. Jadi Anthoni membalik perkataan Ulrica.
"Bukankah kau bilang padaku jika aku lebih bagus seperti ini yang apa adanya? Jadi, tentu saja aku harus mengikuti apa yang kamu katakan. Lalu salahku di mana?" tanya Anthoni berpura-pura polos.
Ulrica memang mengakui jika dirinya mengatakan bahwa Anthoni lebih baik menjadi dirinya sendiri. Hanya saja skill mengendarai Anthoni yang bisa membuat orang menjadi mati mendadak sangat menyeramkan.
Anthoni harus menguranginya atau mungkin menghilangkannya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Pertikaian antara Anthoni dengan Ulrica, rupanya terdengar sampai ke dalam rumahnya sehingga membuat orang tua angkat Ulrica keluar dari dalam rumah.
Kebetulan hari ini ayah angkat Ulrica pulang cepat karena proyek yang ditargetkan berhasil tercapai. Sehingga papanya memberikan cuti 1 hari pada seluruh karyawan kantornya.
Setibanya mereka di luar, mereka melihat Ulrica yang sedang mengomeli teman prianya. Mama Ulrica pun menyela dan menengahi mereka berdua.
"Ulrica, kenapa terdengar suara ribut-ribut dari luar? Apakah kamu bertengkar dengan teman sekolahmu?" tanya Mama Ulrica yang ingin tahu.
Ulrica tidak bermaksud untuk mengganggu kedua orang tuanya, tetapi ia benar-benar kesal dan tidak bisa untuk menahan diri supaya tidak mengomeli Anthoni.
Jadi Ulrica pun menjelaskan semuanya pada sang mama dan papa. Dan setelah menjelaskan semuanya, Anthoni yang merasa bersalah menghadap kedua orang tua Ulrica tanpa disuruh.
"Mohon maafkan saya karena tidak menjaga Ulrica dengan baik dan malah mengganggu dirinya. Anthoni memohon ampunan Paman dan Bibi!" Anthoni membungkuk lalu menegakkan badannya.
Saat mereka bertatapan satu sama lain, orang tua Ulrica terkejut karena yang menghadap mereka saat ini adalah putra dari panglima besar kerajaan yang posisinya langsung berada di bawah raja dan ratu.
Orang tua Ulrica langsung berlutut di hadapan Anthoni dan langsung memberikan salam hormat pada dirinya.
"Kami memberi salam pada Putra Panglima Besar Kerajaan! Mohon maafkan kami yang tidak mengenali anda," ujar papa dan mama Ulrica serentak.
Anthoni tidak menyangka jika ternyata orang tua angkat Ulrica juga berasal dari kerajaan manusia serigala. Pantas saja sedari tadi Anthoni mencium aroma sebangsanya.
"Paman dan Bibi tidak perlu bersikap terlalu formal! Perlakukan saja saya seperti teman sekolah Ulrica. Karena sekarang kita sedang di luar kerajaan, jadi santai saja, Paman, Bibi," jawab Anthoni lalu tersenyum.
Orang tua angkat Ulrica pun langsung berdiri dan merapikan pakaian mereka. Mereka berdua tidak menyangka jika putra panglima ternyata telah sampai di kediaman mereka.
Karena kedua orang tua Ulrica juga penasaran dengan apa yang terjadi selama ini ketika mereka sudah meninggalkan kerajaan, mereka pun mengajak Anthoni untuk masuk ke dalam rumah terlebih dahulu.
Ulrica tidak mengerti apa yang terjadi di sini, tetapi Ulrica ingin melihat dan mengetahuinya. Jadi, setelah mereka berada di ruang tamu, percakapan pun dimulai.
Anthoni memulai pembicaraan dengan bertanya pada orang tua angkat Ulrica mengenai kehidupan mereka selama di sini.
Orang tua angkat Ulrica mengatakan jika mereka hidup dengan baik dan tidak ada hal buruk yang terjadi. Namun, semenjak Ulrica berusia 16 tahun, kekuatan tak terkendalinya mulai muncul.
Anthoni paham dengan apa yang terjadi karena dua tahun lagi usia Ulrica sudah 18 tahun. Oleh karena itu kekuatannya mulai terkumpul sebab sejatinya memang Ulrica adalah ras yang terkuat.
"Jadi, bagaimana bisa anda mengetahui jika Ulrica adalah Putri yang telah lama hilang?" tanya papa Ulrica.
Anthoni memberitahu kedua orang tua angkat Ulrica mengenai kronologinya. Ia juga memberitahu jika bangsa vampir juga sudah berceceran di sini.
"Aku yakin jika mereka pasti mencari pusaka yang dibawa oleh sang Putri sehingga masuk ke dunia manusia. Oleh karena itu kami sudah mengumpulkan dan melatih beberapa pasukan jika sewaktu-waktu perang akan terjadi lagi," jawab Anthoni.
Kini Ulrica mulai paham dengan apa yang mereka berdua bahas. Ulrica yang tidak diberitahu sejak awal mengenai identitas aslinya pun langsung bertanya pada mama dan papa angkatnya.
"Jadi, apakah sejak awal Papa dan Mama tahu identitas asliku? Kenapa kalian tidak memberitahu aku sejak awal? Aku juga berhak tahu siapa orang tua kandungku dan juga identitas asliku! Apakah kalian sengaja untuk tidak memberitahu aku?" Ulrica menangis karena ia baru mengetahui kenyataan pahitnya setelah sekian lama.