Matra membuatnya tak terlihat oleh sepasang mata telanjang. Tidak ada yang tahu, bahwa Daeva sedang berdiri di depan seorang wanita cantik yang memandang sebuah nisan tua yang ada di depannya.
"Rupanya kau menyembunyikan kakekmu di sini?" Dia melirih. Menatap ke arah Daeva dengan iba. Sampai saat ini, Areeta tidak mau berbicara apapun. Dia cukup tenang, bahkan tidak menangis sekalipun meksipun sepasang mata itu sedang berkaca-kaca sekarang. Seakan menahan semuanya dengan begitu baik. Padahal Daeva yakin kalau hatinya sedang meronta-ronta sekarang.
"Maafkan aku, Kakek."
"Kenapa dia meminta maaf?" Daeva yang menyahut. Tentu saja, apapun yang dikatakan oleh perempuan itu tidak akan pernah terdengar oleh Areeta. Wanita satu itu pasti merasa bahwa dia sedang sendirian sekarang. Tidak ada siapapun di sampingnya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者