webnovel

LUDUS & PRAGMA

WARNING! VOL. 2 & 3 = MATURE CONTENT 18+! (Harap bijak untuk memilih bacaan dan menyikapi bacaan yang ada^^) Vol. 1 : The Meeting of Ludus And Pragma *Chapter Prolog - Chapter 145 Vol. 2 : The Secret of Destiny *Chapter 146 (1) - Chapter 285 (140) Vol. 3 : Ending "Reduce To Tears" *Chapter : 286 (1) - 368 (82) Ludus bukan nama seseorang, melainkan sebuah sifat dalam psikologi bagaimana manusia menjiwai dan bermain dalam sebuah hubungan percintaan. Mania, sedikit posesif dengan penuh bumbu romance yang dilebih-lebihkan. Orang-orang ludus akan mementingkan sebuah kesenangan juga penaklukan saat dirinya 'bermian' dengan lawan mainnya dalam sebuah hubungan. Bagi orang-orang ludus, percintaan adalah sebuah permainan kejar dan mengejar. Jika 'orang ludus' lelah, maka bosan adalah kata yang menjadi alasan untuk meninggalkan pasangannya. Lalu, Pragma. Sama seperti Ludus, pragma bukanlah nama orang meskipun kata itu sangat indah untuk diucapkan. Pragma adalah si dia yang kaku dalam mencinta. Hanya menginginkan sebuah hubungan yang realistis untuk dirinya dan masa depannya. Orang-orang pragma cendurung memilih menyeleksi pasangannya dengan baik. Ia tak suka bermain 'kejar mengejar' seperti yang Ludus lakukan. Sebab bagi pragma, cinta adalah sebuah hubungan yang harus realistis tanpa adanya bumbu romance yang berlebihan serta untuk pragma, pasangan yang menunjang masa depan adalah pasangan yang ia butuhkan. Lalu, bagaimana jika 'orang pragma' mencintai 'orang ludus' ? Jawabannya adalah ... sebuah hubungan yang penuh teka-teki dan keunikan, dan di sinilah kalian akan menemukan hubungan seperti itu. Sebuah cerita yang mengisahkan gadis pragma yang mencintai pria brengsek berwatak ludus. Cover by : @jc_graphicc

Lefkiilavanta · 青春言情
分數不夠
368 Chs

96. Aku Mencintaimu, Juga

"Kita bisa pergi bareng setelah ini," tukas gadis yang berdiri di sisi Adam memberikan usulannya. Menyela beberapa kalimat yang dilontarkan oleh semua penghuni ruangan untuk berlomba-lomba memberikan saran terbaik mereka kali ini.

"Tokonya satu arah sama rumah gue, toh juga gue pulang gak ada yang jemput. Jadi kita bisa naik bus atau taksi untuk ke sana." Gadis itu melanjutkan. Menatap remaja jangkung berponi belah tengah yang kini sejenak terdiam sembari sejenak menatap satu persatu sebagian timnya yang masih bersisa di dalam ruangan. Separuh timnya lagi? Tentu sedang menjemput lelah di tengah panasnya yang sedang menyengat sore ini.

Tak ada pilihan lain! Mengirim Davina sendiri untuk memesan semua keperluan tim sebagai bekal mereka bertanding dua hari lagi adalah sebuah tindakan konyol tak bertanggung jawab sebagai seorang pemimpin tim basket. Jadi dengan sedikit keraguan, Adam menganggukkan kepalanya.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者