Utrecht II

"Lepas, Tha..."

"Gue mohon, Nyak...Beri gue kesempatan sedikit lebih lama memeluk kalian berdua," pinta Artha sambil mengendus dalam-dalam aroma tubuh Anya dan merasakan hangatnya tubuh wanita yang selama ini ia rindukan setengah mati.

"Tapi lo sudah bikin Amoka terjepit," Anya berusaha mendorong tubuh Artha dan berhasil.

Amoka menatap Artha dan Mamanya dengan heran secara bergantian.

"Om Senior kenal Mama Amoka juga?" tanyanya polos.

Artha lalu membungkuk untuk mengangkat tubuh Amoka dan menggendongnya di perutnya.

"Kenal dong!" jawab Artha kemudian sambil melirik Anya yang memasang wajah datar melihatnya. "O iya, Amoka mau temani Om jalan-jalan?"

"Mau, Om!" Amoka menjawab lantang.

"Tapi Amoka baru pulang sekolah. Dia capek, belum makan siang juga!" Anya berusaha menghalangi niat Artha.

"Amoka capek?" Alih-alih menimpali kata-kata Anya, Artha sengaja bertanya langsung pada Amoka dan langsung dijawab dengan gelengan keras.

"Tapi lapar?" tanya Artha lagi.

Amoka mengangguk.