webnovel

LOVE MY BROTHER

WARNING!!! cerita mengandung unsur 21+ kekerasan dan kata kata kasar tentang bertahan siapa yang akan kalah pada akhirnya!!mereka mempunyai rasa satu sama lain tapi tidak bisa mengungkapkan??kim taehyung adalah seseorang yang mempunyai 2 alat kelamin yaitu laki laki dan perempuan.tapi pada akhirnya orang tua taehyung memutuskan untuk menjadikan kim taehyung seorang laki-laki.meski dia sekarang seorang laki-laki tapi kulit mulus dan parasnya yang tampan itu tidak kalah cantiknya seperti seorang perempuan.banyak hal yang menentang hubungan mereka.lalu bagaimana cara mereka bertahan sampai akhir???

Dhinda_Felicia · LGBT+
分數不夠
10 Chs

FLASHBACK 1

Thailand 3 mounth ago....

langit cerah kota thailand.burung burung kecil tampak bergerombol terbang dari pohon satu ke pohon yang lain.di bawahnya barisan bunga melambai sepanjang jalan,mengabsen macam macam warna.beberapa patung serta lampu taman berdiri apik di tiap sudut tamannya.dari salah satu bangku kayu berpinggiran besi ,aku menatap segala keindahan itu.lalu lalang orang yang berjalan tak menyurutkan antusiasku.karena sebisa mungkin aku tak melewatkan apapun yang ku anggap indah yang menjadi milik negara ini.

namun aku kembali berdecak ,mengingat penantianku.sudah hampir 15 menit ibu meninggalkan ku ke toilet.itu membuat ku mulai khawatir.mengingat perjalanan di pesawat tadi tidak berjalan mulus lantaran ibu yang mengeluhkan sakit kepala.

ku putuskan untuk menyusul ibu.kurangkul tas ransel hitamku dan mulai berlari tak sabaran ke arah pintu masuk bandara .aku sedikit lalai,aku terlambat menyadari posisi kami yang sedang berada di negara asing,sementara ibuku tidak bisa berbahasa Thailand begitupun aku.dan aku tidak ingin sampai terjadi masalah jika membiarkan ibuku sendirian.

" kim taehyung!"

setengah perjalanan ku terhenti oleh seruan seseorang yang tak asing lagi di telinga ku.aku menengok sebentar mencari cari sosoknya.

aku bernafas lega saat melihat ibuku melambai lambaikan tangannya dari kejauhan disisi sebuah taxi.aku segera berlari mengikis jarak di antara kami.

" ibu darimana saja?aku baru saja akan menyusul ."

tanyaku terengah-engah.

" maaf ibu baru saja memesan taxi,karena tidak bisa bahasa Thailand,ibu sedikit kesulitan berbicara dengan sopirnya.tapi untunglah dia mengerti juga.ayo kita masuk sekarang."

tanpa menunda-nunda ibu menarik tanganku mengajak duduk di kursi belakang.

setengah jam perjalanan membawa kami ke tempat tujuan yang sudah sangat kami ingin inginkan pergi kesana.bukan,ini bukan liburan atau acara bersenang-senang lainnya.

lagipula,untuk apa kami harus bersusah payah mencari pinjaman uang untuk keluar negeri jika bukan dengan alasan yang sangat penting seperti sekarang?kami hanya orang miskin,kami hanya warga negara korea biasa yag sedang berusaha mengambil kembali apa yang menjadi hak kami.

taksi itu menurunkan kami di depan sebuah rumah sederhana yang berada di kawasan padat penduduk.lingkungan asing yang tidak ku sukai.ada banyak orang bertato dan merokok disana sini.mereka terlihat liar dan tidak memiliki tata krama.

fyuuuuhhh! ini pertama kalinya aku merasa bersyukur bisa memiliki tempat tinggal di lingkunganku sendiri,di daegu-korea.meski rumahku kecil dan sangat sederhana namun lingkungan disana jauh lebih baik.dan setidaknya aman untuk anak-anak kecil bermain di luar rumah.

" dok..dok...dok...!!"

beberapa saat setelah ibu mengetuk pintu rumah itu, seorang pria paruh baya berkumis tipis dan berambut tersisir licin kebelakang itu muncul.dia terkesiap melihat kami seolah melihat hantu.

" min ah? taehyung? apa yang...."

tanya pria itu tak mampu melanjutkan saking terkejutnya.

aku sedikit syok melihat sosok yang sedang berdiri di hadapan kami.bagaimana tidak?setelah hidup bersamanya selama belasan tahun,aku sangat sulit mempercayai bahwa kami tidak lagi memiliki hubungan seperti sebelumnya.bahkan Sekarang aku merasa jijik untuk mengakui nya sebagai ayahku sendiri.

" aku kesini untuk mengambil kembali warisan dari ayahku.dimana?dimana kau sembunyikan surat tanahku,kim seokjin?!!."

amarah ibu tak mampu lagi tertahan.wajar,ibu sudah menanti nanti untuk bertemu pria itu setelah tanpa perasaan membawa lari surat tanah warisan ibu.

" bagaimana kau bisa tahu aku disini?siapa yang sudah memberi tahumu hah? katakan siapa?"

alih alih meminta maaf pria itu justru keranjingan mempertunjukkan sifat buruknya,sama persis ketika terakhir kali pergi meninggalkan kami.

" tidak penting siapa yang memberi tahuku, sekarang cepat kembali kan suratku atau ku laporkan kau ke polisi!!??"

" tidak!! kau tidak bisa mengambilnya karena aku sudah menjualnya!."

ronta ibu menyurut seketika.tangan rapuhnya

perlahan membungkam mulutnya yang terbuka lantaran terkejut.ibu menjatuhkan diri, bersimpuh meratapi kata-kata pria itu.butiran air pun menyusup keluar membanjiri pipi putih polos tanpa bedaknya yang sontak membuatku melayang kan pembelaan.

" kenapa ayah melakukan itu pada ibu?apa tidak cukup ayah berselingkuh dan mencerai kan ibu??!!"

" jangan coba-coba menghakimi ku! aku tidak mau mendengar satu katapun dari mulut bocah sepertimu!! lebih baik kau bawa pergi ibumu sekarang juga.atau aku akan memukulnyaaa!!!!!!."

rasa geramku kian menyala nyala.aku tak bisa lagi melihat tangisan ibuku yang harus tertumpah hanya karena pria kejam yang sedang memaki-maki kami saat ini.

" kalau sampai ayah memukul ibu lagi,aku juga akan memukul ayah! aku akan lakukan apapun untuk melindungi ibu!."

" apa?hhuh?sudah pergi sana!!aku tidak punya waktu untuk melihat drama kalian!."

tangan pria itu mengulur meraih kembali daun pintu,beranjak menutupnya.namun dengan cepat aku aku menahan dengan dorongan kedua tanganku.menepisnya sekuat tenaga.

" tidak!! ayah harus mengembalikan tanah milik ibu! itu satu-satunya harta milik kami!."

pria itu memiringkan senyumnya , melihat remeh ke arahku.kemudian ke arah ibu.

" kalau aku sudah jual,kalian mau apa??aku sudah menggunakan uang itu untuk membeli rumah ini dan membayar hutang hutang judiku.coba saja sewa pengacara dan tuntut aku!! haha itupun kalau kalian masih memiliki uang untuk menyewa pengacara.sekarang pergilah! aku akan membeli anjing jika kalian masih datang kemari. MENYUSAHKAN SAJA.!!!"

' BRAAAKKKK!!!!!.'

pintu itu berhasil tertutup keras setelah pria itu mengerahkan seluruh tenaganya untuk menghalau tanganku.imbasnya aku terjatuh.tepat di sisi ibuku yang sudah lebih dulu terduduk lemas di lantai teras.namun aku tak lantas menyerah begitu saja.aku kembali berdiri menyongsong pintu dan meluapkan amarahku.

" ayah!!!! buka pintunya!"

' braakk braaakkk brakkk!!! '

serasa tak mengenal rasa sakit,ya tentu saja tidak sama sekali.aku memukul mukul pintu kayu bercat putih pudar itu.

" buka pintunya atau aku tidak akan mengakuimu sebagai ayah lagi!!! "

" taehyung... taehyung..."

aku tercekat oleh seruan ibu ,aku menengok menatap wajah ibu disusul rasa penyesalan yang merambat di kedua mataku.sekonyong konyong aku meraih tubuhnya , membawanya kedalam pelukanku.namun itu justru membuat ibu semakin mengeraskan tangisannya.

" ibu..."

suaraku bergetar,aku menyerah.

" taehyung...maafkan ibu..."

" kenapa ibu harus meminta maaf?ibu tidak bersalah sedikitpun kepadaku! "

perhatianku teralih pada sekumpulan orang di jalanan.

" sudahlah ibu,kita harus pergi sebelum semakin banyak lagi orang yang melihat kita."

aku menyadari kehadiran orang-orang yang mulai melihat kearah kami,memasang wajah curiga mereka dan juga penasan kepada kami.kami lalu pergi meninggalkan tempat yang tidak akan pernah kami datangi lagi.ya,kami berjanji dalam hati kami masing-masing.tapi mungkin saja ibu juga merasakan hal yang sama.

kami berjalan pelan saling berpegangan tangan.sesekali isakan ibu masih terdengar namun lebih lirih.setelah menghentikan taxi,kami kembali menuju bandara.tak ingin lagi membahas peristiwa menyedihkan yang seakan tak bisa hilang dari ingatan kami.kami lantas saling diam menatap kosong pemandangan jendela di sisi kami masing-masing.

" kita cari makan dulu sementara menunggu keberangkatan selanjutnya."

ucapku pada ibu yang kini sedang duduk diruang tunggu.

aku memasukkan tiket pesawat yang baru saja kubeli ke dalam tas , menyimpan nya rapat seperti barang berharga.

" huuuhhh..."

sadar ucapku tak menarik perhatian ibu dari lamunannya,aku menghela nafas pasrah. kemudian mengambil tempat di samping ibu.

" ayolah ibu, masih ada waktu 3 jam.aku tak ingin ibu terlihat lemas karena terlambat makan."

" ibu tidak lapar,kau saja yang makan.ibu akan menunggu disini."

jawaban ibu terdengar datar,seperti tidak tahu apa yang sedang ia bicarakan sendiri.sekali lagi aku menghela nafas panjang.kemudian berdiri memasang badan tepat di hadapan ibu.

" ibu harus makan kalau tidak ibu bisa sakit.kita harus pulang lalu bekerja."

aku merasakan nyeri di dalam mataku,sial aku menangis tanpa bisa menahannya lagi.

" hutang kita masih banyak ibu.hiks...hiks..hiks..."

pecah sudah tangisanku padahal aku sudah berusaha menahannya semenjak bertemu ayah tadi.oh bukan,maksudku pria tadi.ya dia tidak pantas lagi kusebut ayah.sepersekian detik sejak tangisanku pecah,ibu tiba tiba terjatuh.tubuh kurus nan rapuh itu tersungkur tak berdaya di samping kakiku.aku terkesiap membelalakkan kedua mataku,seolah tak mempercayai dengan apa yang aku lihat.

" IBUUUUUU...."

" IBU, APA YANG TERJADI?BANGUN IBU! "

sontak aku bertekuk lutut, membalikkan tubuh ibu dan memangku kepalanya di pahaku.namun ibu masih tak bergerak.ibu tak sadarkan diri meninggalkan dua tanda tanya besar dalam pikiranku.apakah ibu hanya pingsan,ataukah memiliki penyakit yang tidak aku ketahui?aku lalu berteriak meminta pertolongan.menoleh kekanan kemudian kekiri,mencari cari sesuatu yang tidak ku ketahui.

" tolong aku....ibuku pingsan!"

saking kabutnya pikirku,sampai sampai aku tak menyadari bahwa aku masih berada di Thailand.dan tentu saja mereka tidak mengerti bahasa yang ku teriakkan.sungguh bodoh!.tak kehabisan cara aku lantas meneriakkan bahasa inggris yang ku harap salah seorang dari mereka akan mengerti.

" help me....please help me....! my mother fainting.please help me....!!".

dan syukurlah seorang security bandara berlari kearahku untuk bertindak menolong ibuku.aku hanya mengangguk angguk menanggapi kata kata Thailand yang dia ucapkan yang sama sekali tidak ku mengerti.beberapa orang lalu berdatangan disusul dengan brankar emergency yang di bawa oleh 2 petugas berseragam perawat.aku tak ketinggalan turut menyertai ibu, berpegangan pada pinggiran besi brankar dan mendorong nya dengan semua sisa tenaga ku.

sesampainya di sebuah ruangan berbau obat dan bercat serba puti,entahlah apa namanya aku tidak sempat membaca tulisan menyala yang berada di atas pintu saat memasuki nya tadi.dan kurasa ini adalah klinik bandara.aku merambat mendekati ibuku,namun para perawat itu berbicara bahasanya sambil menunjuk nunjuk arah kursi tunggu.aku hanya bisa terdiam, memundurkan langkah menggerak gerakan mataku kekanan dan kekiri.perlahan aku menyandarkan punggung ku ke tembok dingin dan secara berkala menjatuhkannya hingga ke lantai.aku menangis memeluk lututku yang terbungkus parka ibu.berusaha meredam suaraku sedalam mungkin,agar tidak mengganggu ketenangan satu detikpun di klinik dingin ini.

aku meraba-raba sesuatu yang buruk yang akan terjadi.aku ketakutan bukan main.batasnya, aku tidak kuat menghadapi nya sendirian.sama sekali tidak kuat!.

" maaf nak,apa ibu itu bernama jung min ah?Ehh,apa kau juga orang korea?kau bisa paham ucapanku?"

teguran seorang pria bersuara rendah tiba-tiba membuyarkan tangisanku.aku mendongakkan wajah,mataku yang masih berair menatap sesosok pria paruh baya berjas hitam yang sedang membungkuk di hadapan ku.sesaat aku merasa lega,sebab mendengar pria paruh baya itu mengajak ku berbicara bahasa korea.dan yang menjadi lebihannya dia juga menyebutkan nama ibuku.aku segera membangkitkan diriku,berdiri seformal mungkin di hadapannya.

" i-iya dia jung min ah ibuku."

jawabku sesenggukan.

" astaga..... ternyata aku benar.eummm,begini aku tidak sengaja melihat ibumu saat di bawa kesini.

kupikir aku salah orang karena kami tidak pernah bertemu hampir 15 thn."

pria paruh baya itu melantunkan penjelasan yang tidak ku mengerti.ia lalu melemparkan pandangan cemasnya ke ruang periksa yang masih tertutup itu kemudian kembali memandang ku.

" aku adalah min suga.aku adalah sahabat ibumu sejak kecil."

" a-apa?ss-saya kim taehyung."

kataku kemudian membungkuk.

ia lalu menyentuh pundak kananku dengan lembut,menuntunku duduk bersamanya di deretan kursi yang kosong.

" kemarilah kita bicara sambil duduk."

pantatku terasa dingin menyentuh permukaan kursi, sedingin tubuhku yang entah sejak kapan bagai berubah menjadi es.

" jadi apa yang kalian lakukan disini?apa kalian sedang berlibur atau....."

" tidak,kami menemui ayah.maksudku,mantan suami ibu.kami baru saja akan kembali ke korea."

aku memotong kata katanya tanpa berfikir retorikaku.

" mantan suami?jadi ibumu sudah bercerai?"

aku mengangguk pelan mengiyakan jawaban.

" seharusnya aku mencari tahu keberadaannya lagi setelah kami bertemu terakhir kali waktu itu.aku menyesal jika akhirnya seperti ini.aku tidak ada untuk ibumu disaat dia membutuhkan."

wajah pria yang menyebutkan namanya min suga nampak memancarkan kekecewaannya yang tidak bisa di sanggah lagi.aku mngernyitkan alis semakin tidak memahami maksud ucapannya.

" aku tahu aku sudah banyak sekali merepotkan ibumu,bahkan semenjak kami masih kecil.ibumu dan keluarga ibumu sudah menganggap ku seperti keluarga mereka sendiri.tidak seharusnya aku mengabaikan ibumu setelah apa yang sudah dia lakukan padaku di masa lalu.kim taehyung maukah kau mengijinkan aku untuk membalas semua yang telah ibumu lakukan padaku?."

aku meremas erat parka ibu yang membentuk gambaran peta air mataku,sambil memikirkan ucapan tuan min yang sebenarnya masih ingin ku pertanyakan.

" iya tentu."

jawabku kaku.

" kalau begitu biar aku yang mengurus ibumu sekarang.jika harus dirujuk kerumah sakit,maka biar aku yang menanggung semua biayanya.tapi kuharap itu tidak akan sampai terjadi."

" ta..tapi..."

" sudah kau tenang saja,aku akan lakukan yang terbaik seperti yang pernah di lakukan ibumu."

tuan min meyakinkanku dengan wajah wibawanya.dan aku tak sanggup menyangkal itu.rasa percayaku kepada tuan min sangat mudah kusadari.layaknya seorang ayah yang melindungi keluarganya.aku akui dia telah melakukan hal yang selama ini aku rindukan yang kuharap akan di lakukan oleh ayahku sendiri.aaahhh...sudahlah kim taehyung,kamu harus mulai melupakan ayahmu.atau kau akan tanggung dendam itu sendirian.

pintu ruangan periksa berdecit nyaring.dokter jaga dan perawat-perawat itu satu persatu keluar setelah salah satu perawat membukakan pintunya.sang dokter mengarah kepada kami dengan ekspresi tak menyenangkan yang ku tahu sebuah hal buruk sedang terjadi.dokter itu berbicara bahasa Thailand dan betapa takjubnya ketika aku mendengar tuan min yang menanggapinya dengan dengan bahasa yang sama.aku meluap,terlalu tak sabar ingin mengetahui apa maksud dari pembicaraan mereka.nafasku memburu bagai di kejar kejar oleh sekawanan anjing.tuan min tolong jelaskan padaku,apa yang sebenarnya terjadi pada ibuku,atau aku akan meledak sekarang.keduanya saling menunduk kan kepala kemudian mengakhiri pembicaraan.seketika aku menatap fokus wajah tuan min, memposisikan diriku sepenuhnya dihadapan tuan min.

" tuan apa yang terjadi?apa kata dokter?"

"dokter bilang ibumu harus segera di pindahkan kerumah sakit.ibumu mengalami penyempitan pembuluh darah otak dan harus di operasi."

" apa?"

kejutku lebih mengarah kepada urat urat yang melemas.aku hampir tidak sanggup lagi bereaksi lebih kuat dari ini.

"tenanglah kim taehyung,aku yang akan mengurusnya.kebetulan aku sudah selesai dengan urusan ku disini,jadi aku akan menemanimu dan juga ibumu."

suara hangat itu semakin terdengar familiar di telinga ku.meski baru saja mengenalnya,aku akan pertaruhkan apa saja asal suara itu tidak meninggalkan ku saat ini.tuan min menepuk pelan pundakku lalu beralih mengusap pangkal rambutku.mungkin aku benar-benar membutuhkan tuan min dalam skala waktu yang lebih panjang.tentu saja setelah peristiwa ayahku yang meninggalkanku dan ibu,aku ingin sebentar saja merasakan kasih sayang layaknya ayah yang kudapatkan dari tuan min.

sekeluarnya kami dari klinik, gerombolan orang orang berjas hitam seketika berhambur dan mengekor di belakang kami.aku tidak mengenali siapa mereka,namun mereka begitu tunduk dan menunjukkan rasa hormat mereka pada tuan min.aku hampir tidak mempedulikan lagi apa yang mereka lakukan.aku hanya memusatkan satu perhatianku pada ibuku yang kini sedang di bawa menuju mobil ambulance dengan brankar emergency.

di perjalanan di dalam ambulan,tuan min duduk disisiku.memapangkan wajah menghiburnya yang siapa saja yang melihatnya akan merasa tenang dan redam.dari jendela belakang ambulance yang tidak sengaja ku toleh,aku melihat mobil hitam berjalan mengikuti kami.kira kira berjumlah 3 mobil.mereka berjalan berurutan seirama dengan laju ambulance.lagi lagi aku mengurungkan pertanyaan mengenai tuan min.tentang siapa orang orang berjas hitam, tentang mengapa mobil mobil itu mengikuti,dan siapakah tuan min sebenarnya?apakah tuanmin seorang pejabat penting?atau...seorang mafia yang selalu memiliki banyak anak buah seperti di film-film?aku menelan semua pertanyaan pertanyaan itu dan lebih memfokuskan pikiranku kembali pada ibu.

detik setelah itu tiba-tiba saja perawat yang duduk di bangku hadapan kami,mengecek layar monitor jantung yang berada di atas kepala ibuku dan mengatakan sesuatu yang kuyakin adalah pernyataan mengenai kesadaran ibuku.berbarengan dengan kata kata yang ia lontarkan,aku melihat ibuku membuka matanya kembali.ibu menatapku sayu, membuka mulutnya bersiap mengatakan sesuatu.tak ketinggalan rasa penasaran,tuan min pun turut mencondongkan sedikit tubuhnya mendekat kearah ibu.

" tae-taehyung...."

kata ibu lemah.matanya yang hanya terbuka setengah seperti memendam banyak sekali ungkapan yang tidak mampu ia utarakan semuanya.

" iya ibu ini aku,aku bersama tuan min suga.kita akan segera sampai kerumah sakit.ibu tidak usah khawatir."

rasa cemasku tidak mampu lagi kutahan.sambil meremas tangan ibu yang mulai dingin,aku menatap ibu tanpa berpaling sedikitpun darinya.ibu menangkap kata kataku lalu melempar pandangan nya kearah tuan min yang kuyakin tengah merasakan cemas seperti yang kurasakan.

" min...min..su..ga??"

seru ibuku dengan suara lemahnya.

" iya ini aku jung min ah.sangat kebetulan sekali bisa bertemu dengan mu disini.lama tidak berjumpa tapi aku masih ingat betul dengan wajahmu.kurasa ini takdir, bagaimanapun aku bersyukur di pertemukan denganmu juga anakmu yang baik ini."

sementara perawat itu masih sibuk mengecek kondisi ibu dan mencatat sesuatu yang tidak akan ku mengerti ke atas papan kertas berlambang rumah sakit,ibuku menyambar perkataan tuan min lebih antusias dari saat pertama dia berbicara dengan ku.kurasa itu wajar.mengingat tuan min yang tidak pernah ia temui lagi hampir selama 15thn.tentu saja hal itu akan membuat ibuku terkejut.

" aku senang bertemu lagi denganmu,tapi...rasanya aku akan pergi lagi setelah ini.apa kau mau mengabulkan permintaan terakhirku,min suga?."

perawat itu tiba-tiba terlihat panik dan bergerak lebih cepat dari sebelumnya.ia gusar, menyambar sebuah botol berisi cairan dari lemari obat dan menyuntikkannya ke dalam selang infus.selaras dengan itu ibu memejamkan matanya kuat-kuat seolah sedang menahan rasa sakit.aku kian cemas menjadi jadi.

" apa yang terjadi?tuan min tolong katakan sesuatu."

terjadi percakapan bahasa yang tidak ku mengerti diantara mereka.lalu tuan min berpaling kembali kearahku setelahnya.

" dia bilang ibuku mengalami hipertensi.dia sudah memberi obat untuk mencegah penggumpalan darah."

seperti tak bisa berkonsentrasi dengan keadaan yang mulai kacau,tuan min terlihat lebih cemas dari sebelumnya.

" ibuuuuuu...kumohon bertahan lah.jangan tinggalkan aku ibu!."

rengekku semakin tak terkendali,entah sudah seperti apakah gambaran wajahku saat ini yang sudah berulangkali membasah karena air mata.

ibu kembali membuka matanya.namun kali ini tatapannya nanar, menusuk apa saja yang ia lihat ibu lalu mengarahkan pandangan seketika ke arah tuan min.

" min suga,rawatlah taehyung.a-aku akan pergi dengan tenang,jika kau ber-ss-sedia...menjadi ayah baginya."

kata ibu tak lagi lemah,namun terdengar kesulitan bernafas hingga terbata bata.

" iya tentu aku akan melakukannya tanpa kau minta.tapi mengapa kau mengatakan perpisahan padaku?kita baru saja bertemu,kumohon bertahan lah min ah...."

sahut tuan min mulai menitikkan air mata.

ibu kemudian menatap ku dengan kesungguhan yang kentara.

" maafkan aku..taehyung...ibu menyayangimu....!!"

" ibuuuuuuuuuu..."

" min ah...!min aaaaah....!!"

pandangan ibu mengosong.dadanya kempis seiring nafasnya yang berhembus panjang seolah menandakan jiwanya yang telah keluar

.tangannya mendingin bahkan kaku seperti tak bisa di gerakkan.apakah jantungnya masih berdetak atau telah berhenti aku tidak tahu.mengecek pun akan jadi sia sia lantaran tubuhku yang bergetar dan tak mampu memperdengarkan denyut jantungnya secara ritme.

saat ini aku hanya ingin cepat terbangun,karena aku yakin ini pasti mimpi.mimpi buruk di siang hari.tapi perawat itu seolah menyadarkanku kembali akan dunia nyata.ia tak berhenti melakukan pekerjaannya seprofesional mungkin,hingga kini aku sangat yakin bahwa aku sedang tidak bermimpi.ia menumpukkan kedua tangannya menyerupai satu kepalan.menggamit erat lalu menekan kuat-kuat ke dada ibuku berkali kali.pandangannya mengarah ke layar monitor yang terdapat tiga garis hitam,kemudian mengarah kembali ke ibuku,dan mengarah lagi ke layar,ia lakukan secara berulang ulang.

aku menangis histeris,meracau mengatakan hal yang aku sendiri tidak terlalu mengerti apa yang sedang ku ucapkan.ku lirik lagi perawat itu.kini ia menggunakan defibrillator untuk memacu detak jantung ibu yang entah apakah masih bisa membuat salah satu garis hitam itu berubah menjadi gelombang.debuman tubuh ibu yang meloncat dari arah dada akibat alat itu semakin mengeraskan tangisanku dan membuat ku frustasi.berkali-kali namun perawat itu serasa sedang di uji dan tak henti bersemangat memacunya.beberapa menit mencekat, akhirnya perawat itu menyerah melakukan pekerjaannya.ia mengembalikan defibrillator ketempat semula lalu mengulurkan tangan meraih papan kertas nya.wajahnya menegang, berkali kali ia membuka lembar demi lembar kertas, kemudian kembali menulis kan sesuatu.

diruangan sempit ambulan yang masih berjalan, diantara peralatan medis yang menjejal , disela sela suara isakan tangisku.perawat itu mengatakan sesuatu tentu masih dengan bahasanya, bahasa Thailand.ia mengatakan dengan mimik muka sedih dan menyesal nya yang langsung membuat ku sadar bahwa ibuku tak selamat.ibuku tak tertolong.ibuku sudah meninggal.

nama pasien : jung min ah

waktu kematian : pukul 02:15 sore waktu Thailand.

penyebab kematian : serangan hipertensi pada penyempitan pembuluh darah (stroke hemoragik ).

keterangan : pasien meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit.

Hei dhinda fellicia here

Wait for another chapter, okay?

We will update soon.

ini project baruku readers setelah OBSESSED!!!.gimana suka tidak?NEXT or NO???

Don't forget vote, like and coment juseyoooo.....