Seoul, South Korea
Bel berdentang dengan kerasnya menggema ke seluruh penjuru SMA C.
Para murid bersorak gembira seakan akan mereka baru saja bebas dari sebuah penjara padahal itu hanya pertanda bahwa sekarang sudah saatnya pulang.
Murid murid mulai berhamburan keluar tanpa mempedulikan sang guru yang tengah repot membawa kertas hasil ujian.
Di gerbang sekolah juga sudah banyak siswa yang sudah siap untuk pulang.
Termasuk Yoora, gadis berkacamata ini juga bersiap untuk pulang.
Sayangnya, dia harus menunda sebentar hal itu karena sejak tadi sahabatnya Nami tak kunjung keluar.
"Ck! Kenapa dia tak keluar juga!" keluh nya seraya sesekali menatap jam tangan.
Yoora menghentak hentak kan sepatunya, Dia mulai kesal.
"Nami cepatlah! Aku harus pergi ke tempat les" keluhnya lagi, bergumam.
Setelah lama menunggu akhir Nami datang, ia datang bersama seorang gadis cantik berambut coklat.
Nami sedikit berlari menghampiri Yoora yang menatapnya tajam.
"Maaf yoora" sesal Nami dengan wajah menunduk
"Kau tahu Nami, aku harus les! Ya tuhan! Lalu siapa si rambut coklat ini?!" ujar Yoora sedikit emosi kemudian menatap si 'rambut coklat' dari atas sampai ke bawah dengan tatapan menyelidik.
Si gadis rambut coklat terlihat sedikit risih dengan tatapan Yoora,
"Dia teman baruku namanya Risa" ungkap Nami sembari tersenyum
"Kenapa kau begitu kasar pada Nami?" tanya Risa dengan tatapan tak sukanya
Yoora sedikit terkejut begitu pula Nami,
"Ah! Risa itu hal yang biasa. tak usah di besar besarkan" Nami berusaha menenangkan Risa
"Tidak Nami! Dia keterlaluan! Kalau dia tak mau menunggumu ya sudah, kan tinggal beritahu saja! Tak usah sampai marah marah" protes Risa tak terima
Yoora menatap kesal Risa, dia berusaha untuk menahan emosinya. namun Risa terus saja mengoceh tentangnya.
Lama kelamaan kesabaran Yoora mulai menipis sedangnya emosinya sudah menumpuk.
"Ya sudah! iya benar! kalau aku tidak mau menunggu memangnya kenapa?! Kau puas!!" Yoora sudah tak bisa lagi membendung rasa kesalnya
Dia langsung saja meluapkan emosinya dan berlari begitu saja
"YOORA!!" teriak Nami lalu berusaha untuk mengejar namun Risa menahannya.
"Nami jangan kejar dia! sudah biarkan saja" larang nya seraya menggelengkan kepala.
----------------------------------------
"Cih apa apaan itu! Akukan sahabat baiknya Nami! Kenapa juga dia!!!
"Akkkkhhhh!!!!!" teriak Yoora frustasi seraya melemparkan tas sembarang di kamar.
Setelah bertengkar dengan Risa, Dia langsung putuskan untuk pulang. Lesnya langsung ia lupakan.
Yoora berjalan ke arah meja belajarnya. Dia berpikir sejenak kemudian di simpannya kacamata yang selalu bertengger manis di hidung
Kursi di tarik dan dihempaskan lah bokongnya di kursi tersebut.
"Hhhhh~" lenguhnya lalu mengusap wajahnya kasar
"Kenapa aku jadi mudah marah begini" bergumam
"Mungkin karena kau sedang datang bulan" jawab seseorang di depan pintu kamar Yoora. Itu kakak perempuannya Sena.
Sena berjalan mendekati adiknya lalu tersenyum. Mulanya dia tersenyum lembut namun.....
"Kakak..."
"Atau karena orang yang kau sukai di dekati oleh orang lain?? hmmm.." lanjut Sena sambil memasang senyum jahil kemudian tertawa
"Sudah kuduga" desis Yoora dengan wajah datar
"Hahahaha... Ya ampun... hahaha atau mungkin karena kau labil....."di sela sela tawa yang membahana Sena bicara
"Cih! Enak saja! Aku tak labil!" protes Yoora seraya memukul sang kak
Tapi sayang, pukulan nya meleset karena si kakak menghindar. alhasil kepalan tangannya mendarat di meja dengan mulus tanpa halangan
"Awwwwhh..." ringkih Yoora.
Sena semakinhanyut dengan kegiatan nya, dia tak menggubris adiknya yang kesakitan.
Bahkan sesekali di sela sela tawanya dia mengejek adiknya itu labil
"Aish! Kau itu kakakku bukan sih!" sentak Yoora sedikit marah.
Sena mulai menghentikan tawanya dan menjawab pertanyaan adiknya yang hobi ngambek itu
"Bukan" jawabnya singkat dengan tatapan geli
"Terserah" pasrah Yoora dengan tatapan tajam
Sena terdiam sebentar lalu dia merogoh saku celana dan di raihnya sebuah benda yang biasa di sebut ponsel.
Sena mulai mengetuk layar ponsel itu lalu di sodorkannya pada yoora.
"Apa??" Yoora masih marah
"Ini! Baca ini!" Sena agak menyentak
Pasrah. Yoora mengambil ponsel kakaknya dan tepat di layar ponsel itu terdapat sebuah komik berjudul NOBLESSE
"Akh, komik ini! Aku sudah tahu.. teman temanku sering membicarakan nya" ungkap Yoora, melirik Sena
"Siapa..." tanya Sena
"Teman...te..."
"Yang bertanya" lanjut Sena
"Sialan! Mati saja sana kau" umpat Yoora dengan wajah datar
Sena hanya terkekeh melihat ekspresi adiknya yang menurutnya tak menggemaskan itu.
"Lagipula, siapa juga yang memintamu menceritakan teman teman mu. Aku hanya menyuruhmu untuk membacanya" jelas sena
"Kau ingin aku membaca ini? Kau yakin??"
"Kukira kau justru jauh lebih tertarik menyuruhku untuk membaca rumus rumus fisika atau semacamnya "Yoora memastikan
"Tidak kok, justru aku suka kalau kau membaca komik ini" Sena bicara sambil tersenyum lebar
"Sedang iklan, kak? " sindir Yoora seraya mengangkat satu alisnya
Sena hanya terkekeh geli mendengar sindiran Yoora
"Sudah baca saja" titah Sena lalu mulai berjalan ke arah pintu kamar.
Yoora hanya diam. Tak lama mulai lah dia membaca komik itu, Namun Sena berbalik
"Yoora kalau nanti ada pesan masuk. Jangan di baca ya?" pinta sena. Yoora hanya membalas dengan mengangguk lemah. Dia sedang fokus membaca
Sena tersenyum. Lalu hilang di balik pintu.
Yoora mulai membaca komik NOBLESSE itu secara perlahan lahan, mulai dari chapter satu hingga memasuki chapter seratus lebih.
Yoora mulai tertawa.
Dia menertawakan si pemeran utama yang selalu nyasar lalu pelayannya yang sinting hingga anak buahnya yang tak waras.
Yoora tertawa dalam pikirannya. dia sadar inilah alasan teman teman nya begitu menggandrungi komik ini.
"Komik ini begitu berkelas" pikirnya dalam hati sekaligus mengikuti salah satu karakter di komik itu. Namun tiba tiba sebuah pesan masuk.
Awalnya Yoora tak menggubris, namun suara notifikasi itu cukup mengganggu.
Jadi, ia putuskan saja untuk membuka pesan itu.
Yoora mengetuk layar notifikasi, Dan di dapatinya sebuah pesan dari seseorang. pesan itu berisi
Noblesse Fan
Suka noblesse?
Ayo baca! Episode terbarunya!
Http://change.noblesse//niOj.com
"Situs web? Eh ada Noblesse nya! Ini harus di baca!" Yoora semangat, tanpa ba bi bu di klik lah sebuah link situs web tersebut.
Kemudian layar ponsel kakaknya berubah menjadi hitam disusul munculnya sebuah tulisan berwarna merah darah.
"NOBLESSE" gumam yoora. Kemudian saat yoora menyentuh layar ponselnya tiba tiba dia terserap ke dalamnya..