" Paman kim, bagaimana kabarmu?!" Teriak pyo saat dia melihat manager kim.
" Hei, berisik! Bisa tidak kau kecilkan sedikit suaramu" Ucap jong il kesal.
" Kau ingin bertarung jong il sialan!" Ucap pyo menarik kerah jong il.
" Siapa yang takut bangsat!!"
" Hei-hei kalian berdua hentikan! Kita disini bukan untuk bermain-main!" Sela kang hyuk.
" Huhh!" Dengus pyo, melepaskan jong il.
Dengan begitu rombongan mazino berjalan mendekat kearah manager kim.
" Manager kim, apakah mereka benar-benar bisa diandalkan?" Tanya shin sera setelah melihat tingkah jong il dan pyo.
" Tentu saja, tidak ada tempat yang lebih aman dari pada mereka sekarang!" Ucap manager kim.
" Benarkah?" jawab shin sera curiga.
" Manager kim adalah orang yang bisa melawan bos tom lee dan tidak kalah, mengatakan bahwa jika bersama merka akan aman, kelompok seperti apa orang-orang ini?" Pikir shin sera.
" Paman kim, dimana paman hansu?" Tanya mazino.
" Ah, ini sedikit merepotkan mazino"
" Pamanmu terkena racun, dan mengamuk karna ingatan masa lalunya dengan racun!" Ucap manager kim.
" Lalu dimana dia sekarang?" Ucap mazino sambil mengerutkan kening, mendengar pamannya mengamuk.
" Di arah sana!" Tunjuk manager kim kearah ruangan diujung lorong.
" Jadi siapa yang harus kita jaga paman?" Tanya hyuk tiba-tiba.
" Dia jo kwigwan anak dari jo pyeong gyun!" Tunjuk manager kim kearah jo kwigwan.
" Maaf merepotkan kalian semua" ucap jo kwigwan.
" Yah, karena ini misi menjaga seseorang, hyuk dan pyo pergilah bersama paman kim"
" Aku dan jong il akan menjemput paman hansu dulu" Ucap mazino untuk hyuk,pyo,dan jong il.
" Baiklah!" Jawab mereka bertiga.
" Sebenarnya kau tidak perlu mengkhawatirkan pamanmu mazino, saat mengamuk hanya sedikit orang yang bisa mengalahkan dia!" Ucap manager kim.
" Yah, aku harus tetap melihat situasinya, jika terjadi apa-apa, aku tidak enak dengan bibiku" Jawab mazino.
" Kalau begitu kau harus berhati-hati, setelah menyelesaikan masalah hansu, kau harus membawa dia menjauh dari sini secepat mungkin, karena tempat ini sudah diketahui!"
" Akan merepotkan, bahkan bagimu jika terkepung banyak pasukan di tempat ini!" Ucap manager kim serius.
" Tenang, paman aku pasti aman" Ucap mazino sambil tersenyum.
" Baiklah semoga aman!" Jawab manager kim.
Dengan begitu kelompok manager kim kembali berlari kearah pintu luar, sedangkan mazino dan jong il berjalan menuju ruangan di ujung lorong.
Saat memasuki ruangan, dia melihat jincheol dan hansu sedang bertarung, dan di sekitar mereka banyak pasukan khusus yang koma.
" Yo, paman jincheol biarkan aku yang menyadarkan paman hansu!" Ucap mazino.
Jincheol kaget mendengar suara itu, hingga terkena tendangan hansu.
"BAM!!"
" Upps, maaf paman aku menarik perhatianmu ya, haha" ucap mazino merasa bersalah.
" Nak, jangan mengagetkan begitu" Ucap jincheol dan bangkit kembali seperti biasa.
" Paman, lebih baik membantu paman kim, biar aku yang mengurus masalah disini" jawab mazino.
" Hmm..." jingcheol melirik kearah mazino, lalu hansu yang berdiri diam ditengah ruangan.
" Tenang saja paman, semuanya akan baik-baik saja, jadi tidak perlu khawatir" ucap mazino.
" Baiklah kalau begitu" Jawab jincheol.
" Kau juga ikut dengan paman jincheol, jong il!"
" Hah? Aku? Apa-apan, tau begitu harusnya aku ikut kelompok paman kim kan tadi?" Ucap jong il mengeluh.
" Maaf aku kira situasinya sangat buruk tadi, jadi aku membawamu agar aku bisa fokus kepada paman hansu!"
" Karena situsai sekarang baik-baik saja jadi lebih baik kau membantu kelompok paman kim bersama paman jincheol." Ucap mazino dengan wajah meminta maaf.
" Hah... baiklah kalau itu yang kau mau" Jawab jong il.
Dengan begitu jong il dan jincheol meninggalkan ruangan, hanya tersisa hansu dan mazino saja.
" Paman ini akan sedikit sakit jadi tahan ya!" Ucap mazino kearah hansu yang berdiri diam.
" ...."
Pov pindah ke jong il dan jincheol.
Mereka berdua berlari kearah pintu keluar, tetapi disana terdapat remaja mengenakan kacamata dan kemeja berwarna kuning jalan santai kearah mereka, sambil melihat handphone ditangannya.
" ..Apa?"
" Siapa paman tentara ini? Dan juga kakak yang disana?"
" Kudengar misi ini tidak akan mudah!"
" Tapi ini terlihat sangat menarik" Ucap remaja kemeja kuning tersebut.
" Kau mau pergi ke-" Sebelum ucapannya selesai, jincheol langsung memukul tanpa memberikan kesempatan.
Tapi remaja kuning tersebut menghindarinya, dengan tangan di saku celananya.
"Yo,yo,yo" Ucap remaja tersebut setiap kali menghindari pukulan jincheol.
" Huh?"
" BAM!!" pukulan jincheol mengenai remaja tersebut.
" BOOM!!" Remaja tersebut menyerang balik dengan tendangan backflip.
" Memukulku entah dari mana?"
" Apa? Paman"
" Apa kau kaya?"
" Jika tidak, kau harus bersiap.."
" Aku meninjam baju ini, dari seorang bajingan pemarah" Ucap remaja tersebut sambil membenarkan kaca matanya.
" Tapi... Kalian berdua bukanlah targetnya kan?" Tanya remaja tersebut setelah milihat informasi di handphonenya.
" Kalian bukanlah pasukan white tiger ataupun target"
" Apakah kalian datang setelah mencium aroma uang dariku?"
" Dan kau paman, anggap saja hari ini adalah hari keberuntunganmu"
" Saat ini aku tidak membawa senjata apa pun"
" Ahh... tapi yang tadi lumayan menyakitkan kan?" Ucap remaja tersebut.
" Senjata?"
" Menurutku, entah kau membawa senjata atau tidak"
" Tak ada bedanya"
" Tong kosong memang nyaring bunyinya" Ucap jincheol sambil tersenyum dan berjalan kearah remaja tersebut.
" ...Menarik sekali"
" Kau tahu cara memancing orang lain" Jawab kesal remaja tersebut, sambil melepas jam tangannya.
" Apa kau akan baik-baik saja kalau aku punya senjata?"
" Paman, kau jadi seperti ini karna ingin dikeluarkan akibat cacat, kan?" Ucap remaja tersebut sambil memegang jam tangannya seakan itu adalah pisau.
Pada saat ini, jincheol merasakannya, Bahwa ini bukanlah sekedar jam tangan.
Di saat dia memegangnya, jam itu berubah menjadi belati tajam.
Tiba-tiba remaja tersebut bergegas kearah jincheol.
Remaja tersebut menyerang menggunakan jam tangan dan dihindari oleh jincheol, tapi jejak tebasanya yang tertinggal ditembok menandakan seberapa berbahayanya remaja tersebut.
Remaja tersebut terus mengayunkan jam tangannya kearah jincheol, yang dihindari dengan sempurna.
Saat berhasil mengambil sedikit jarak jincheol mengeluarkan pistol dari sakunya, dan mengarahkan pistol tersebut tepat didepan kepala remaja tersebut.
Saat pelatuk pistol ingin ditekan, tiba-tiba remaja tersebut menebas moncong pistol hingga terpotong menjadi dua.
Jincheol pun melangkah mundur dan sedikit kaget, memeriksa kondisi pistolnya terpotong.
" Paman!"
" Aku mau tanya satu hal terakhir!"
" Apa benar-benar tidak ada yang berubah? Meski aku memegang senjata" Tanya remaja tersebut dengan pose santai, dan satu tangan di kantong celananya.
" Uhmm.... benar"
" Karena kau memegang senjata, sudah pasti kau orang yang berbahaya"
" Harus kuakui, kau itu berbahaya" ucap jincheol sambil tersenyum.
" Jadi-"
" Paman, lebih baik serahkan orang ini kepadaku" Sela jong il tiba-tiba, sebelum jincheol selesai mengucapkan kalimatnya.
" Aku cukup tertarik dengan gaya bertarung orang ini, karena mirip denganku"
" Bagaimana paman? Kau pergi saja dan bantu paman kim, kita tidak tahu situasi seperti apa yang mereka hadapi sekarang"
" Jadi lebih baik serahkan orang ini kepadaku, dan paman pergi membantu mereka" Ucap jong il.
"...."
" Tapi aku cukup menyukainya, dan ingin memindahkannya ke unitku" ucap jincheol.
" Bagaimana? Apa kau ingin menjadi tentara nak?" Tanya jincheol kearah remaja tersebut.