"Enak ya rumah kamu Tam? Halamannya luas dan asri, jadi sejuk rasanya meskipun di tengah kota."
"Bisa dibilang rumah ini adalah rumah impian Mimi, Pram. Aku hanya mencoba mewujudkan yang dia mau."
"Wah, hebat kamu. Aku bersyukur Mimi nikahnya sama kamu. Karena aku yakin kamu pasti akan membahagiakan dia."
Tama menatap Pram sebelum akhirnya berkata, "Pram, kamu benar-benar sudah ikhlas kan?"
Pram menolehkan wajahnya kearah Tama, lalu tersenyum sambil menepuk bahu Tama. "Kamu kenapa?" tanyanya.
"Aku masih merasa ngga enak sama kamu Pram."
"Jangan khawatir, seiring berjalannya waktu semua pasti pulih. Dan aku Insya Allah ikhlas."
"Sebenarnya aku juga merasa canggung sama yang lain, karena seperti yang kamu tahu laki-laki yang ada disini semuanya pernah punya harapan sama Mimi. Aku khawatir kalau sikap aku ke Mimi dianggap sebagai upaya aku membuat mereka cemburu. Kamu tadi dengar sendiri kan Rio bilang apa? Belum lagi aku lihat tatapan Irfan ke Mimi, rasanya tuh serba salah."
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者