Tembok di depan mereka adalah bagian dari Akademi Laut Timur. Tidak terlalu jauh dari gerbang akademi terdapat batu besar yang memberikan perasaan yang mengesankan.
Akademi Laut Timur adalah akademi besar yang sebenarnya terdiri dari akademi menengah dan akademi tingkat lanjut. Liu Yuxin adalah seorang murid tingkat lanjut.
Seseorang tidak boleh berasumsi bahwa akademi menengah hanya selangkah dari akademi tingkat lanjut. Pada kenyataannya, mereka memiliki segudang perbedaan antara satu dengan yang lain.
Akademi menengah masih termasuk dalam pendidikan wajib, jadi tidak memerlukan untuk membayar biaya akademi. Akademi Laut Timur adalah akademi Soul Master menengah dan menempati dua pertiga dari area akademi keseluruhan. Di sisi lain, akademi tingkat lanjut yang hanya menempati sepertiga dari area akademi yang merupakan bagian terpenting dari akademi.
Selama seseorang adalah Soul Master dan tinggal di wilayah yang lebih luas di Kota Laut Timur atau memiliki surat rekomendasi, mereka dapat memasuki akademi menengah dan menerima pendidikan Soul Master. Mereka akan belajar di akademi menengah selama enam tahun. Setelah lulus, murid-murid kemudian dapat mengikuti ujian masuk Akademi Soul Master tingkat lanjut, tetapi biasanya tidak lebih dari sepersepuluh pendaftar yang akan diterima.
Akademi lanjutan bukan bagian dari pendidikan wajib, jadi serangkaian ujian ketat akan digunakan untuk menguji pendaftar. Siapa pun yang diterima di akademi lanjut pasti akan dianggap sebagai orang-orang elit.
Jika dikatakan bahwa di akademi dasar mengajarkan tentang dasar-dasar Soul Master dan pengetahuan Martial Soul, maka akademi menengah mengajari tentang bagaimana menggunakan pengetahuan ini dan arah yang akan mereka ambil untuk mengembangkan Martial Soul milik mereka. Pendidikan mereka belum benar-benar dimulai sampai mereka memasuki akademi lanjutan.
Tang Wulin melewati gerbang dan mulai berjalan di jalan lebar dengan deretan pohon yang memenuhi halaman. Jalannya di lapisi dengan batu kapur, yang membuatnya tampak sederhana tanpa hiasan.
Liu Yuxin tersenyum melihat Tang Wulin memandang dengan kagum. "Demi keselamatan semua orang, akademi tidak mengizinkan menggunakan kendaraan di dalam pekarangannya. Jika ada kendaraan yang memasuki halaman akademi, mereka harus segera pergi ke samping dan memasuki tempat parkir bawah tanah. Akademi lanjutan berada di sisi barat, sedangkan bagian akademi lainnya adalah bagian dari akademi menengah."
Berkat pengenalan yang dilakukan kakak senior ini, Tang Wulin dengan cepat memahami bahwa akademi tidak sesederhana seperti yang dia pikirkan.
Gedung akademi menengah terletak di sisi timur halaman akademi. Itu adalah bangunan besar dengan total dua belas lantai. Para senior akan berada di lantai yang lebih tinggi sedangkan murid baru akan berada di lantai bawah. Menjadi murid kelas satu, Tang Wulin akan menghadiri kelas di lantai satu dan dua.
"Di sana adalah kantor adaministrasi. Pergilah dan melapor ke sana. Asrama yang akan kamu tempati berada di belakang gedung akademi. Jika kamu membutuhkan sesuatu di masa depan, kamu bisa menemuiku di akademi lanjutan, aku adalah murid kelas satu di akademi lanjutan."
"Terima kasih kakak senior."
Saat melihat adik laki-laki yang telah berterima kasih berkali-kali padanya, Liu Yuxin tidak bisa menahan tawa. "Tidak perlu terlalu kaku. Suasana akademi sangat bagus. Semoga beruntung. Kamu akan diberi jadwal kelas setelah kamu melapor ke ruang administrasi. Dan setelahnya kamu akan di uji. Kamu akan mendapatkan beberapa keuntungan jika kamu berhasil dalam ujian ini."
Mata Tang Wulin terus mengikuti sosok Liu Yuxin yang pergi sampai tidak bisa melihatnya lagi. Baru setelah itu Tang Wulin memasuki ruang administrasi.
Berkat surat rekomendasi dan plakat yang di berikan Liu Yuxin padanya, prosedur pendaftaran selesai dengan cepat tanpa hambatan.
Dua setel seragam akademi di berikan secara gratis, serta kunci asrama. Tang Wulin tidak akan menerima materi pembelajaran apa pun sebelum kelas pertamanya di mulai.
Tang Wulin telah ditempatkan di kelas ke lima murid kelas satu. Mulai saat ini, dia adalah murid baru di Akademi Laut Timur.
Tang Wulin terus menyapa setiap orang yang dia temui saat berjalan melewati gedung akademi. Dia kemudian tiba di asrama yang hampir setinggi gedung akademi karena juga memiliki dua belas lantai. Kamar asramanya berada di lantai dua, kamar nomor 205.
Koridor itu sangat berisik dan berantakan karena selama beberapa hari terakhir, murid baru yang tak terhitung jumlahnya datang melapor ke akademi. Keributan juga tidak terbatas hanya pada murid baru saja, tetapi juga pada orang tua yang mendampingi anak-anaknya juga turut andil dalam kekacauan tersebut.
Setelah beberapa saat mencari, Tang Wulin akhirnya menemukan kamar asramanya. Pintunya telah terbuka dan sudah ada murid lain di dalamnya.
Di dalam kamar terdapat dua tempat tidur susun, cukup untuk menampung empat orang. Selain itu, ada juga dua meja persegi, empat kursi, dua lemari, dan satu lampu. Ini semua adalah perlengkapan dalam kamar.
Dua ranjang bagian bawah telah di tempati dan mereka sedang mengarahkan pandangan mereka pada Tang Wulin saat berjalan masuk.
Yang di ranjang sebelah kiri lebih tinggi dari Tang Wulin. Setidaknya, dia lebih tinggi setengah kepala dari Tang Wulin dan memiliki tubuh yang lebih besar. Dia memiliki rambut pendek dan mata yang agak menonjol keluar. Bahkan pada usia muda, dia memiliki aura keganasan di sekelilingnya.
Sebagai perbandingan, murid di sisi kanan lebih kurus dan lebih terlihat lemah. Hidung mudanya telah menopang kacamata memberinya penampilan terpelajar. Bahkan pada saat itu dia sedang memegang buku.
"Halo, namaku Tang Wulin. Aku baru saja tiba." Tang Wulin memandangi dua penghuni di ranjang kiri dan kanan, menyapa mereka sambil memperkenalkan diri.
Murid yang tampak lemah itu mengangguk dan memperkenalkan diri. "Aku Yun Xiao. Yun dari awan dan Xiao dari besar dan kecil."
Tang Wulin tersenyum saat mengangguk pada Yun Xiao. Murid baru di sebelah kanan memutar matanya dan berkata. "Pendatang baru. Bersihkan ruangan ini terlebih dahulu."
Tang Wulin adalah pendatang baru jadi dia tidak begitu tahu tentang situasi saat ini dan hanya bisa mengangguk. "Baik."
Di sudut ruangan terdapat sapu dan lap pembersih bersama dengan baskom di atas meja. Tang Wulin mengambil baskom itu dan berjalan keluar untuk mengisinya dengan air.
Yun Xiao memandang murid jangkung itu. "Zhou Zhangxi, untuk apa kamu berpura-pura?"
Zhou Zhangxi tertawa nakal dan turun dari atas tempat tidur. "Kamu adalah dalangnya jadi kamu tidak usah ikut campur. Aku tidak suka melihat betapa cantiknya penampilan pendatang baru itu. Jadi, jika kita akan tinggal di ruangan yang sama mulai sekarang, aku perlu menunjukkan siapa yang berkuasa padanya. Mulai dari sekarang, tugas-tugas ini harus dikerjakan olehnya. Selama aku memerintahkan untuk melakukannya, dia harus melakukannya. Dia jelas anak yang lembut. Jika aku tidak menindas orang seperti dia, lalu siapa lagi yang akan aku permainkan?"
Yun Xiao menghela napas. "Berhati-hatilah agar kamu tidak mendapatkan balasan."
Zhou Zhangxi mendengus jijik. "Di balas olehnya?" Saat dia mengatakan ini, dia mengambil barang-barang yang diletakkan Tang Wulin di ranjang atas.
Dia membuka tas kain milik Tang Wulin dan menumpahkan isinya ke lantai. Ada beberapa pakaian biasa, beberapa barang untuk keperluan pribadi, dan selimut berserakan di lantai.
Yun Xiao menatap tidak percaya. "Kamu sudah melewati batas."
Zhou Zhangxi tertawa. "Lihat! Lihat! Mainan apa ini? Mungkinkah bocah itu pengemis? Selimut ini bahkan dijahit dengan pola bunga. Konyol sekali."
Tepat pada saat itu, Tang Wulin kembali dengan sebaskom air di tangannya. Dia sangat terkejut saat memasuki ruangan. Di bawah lantai telah berserakan barang-barang miliknya dan Zhou Zhangxi memegang tasnya.
Selimut, pakaian, dan barang-barang pribadi miliknya ada di lantai. Bahkan kedua seragam yang dia terima dari ruang administrasi juga ada di bawah lantai.
Lantai itu sangat berdebu dan tentu saja semua barang-barangnya terkena debu.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Tang Wulin meletakkan baskom air dan bertanya dengan marah.
Zhou Zhangxi mendengus. "Aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya ingin melihat apa yang di bawa oleh anak kampung sepertimu ke sini."
"Ambil!" Suara Tang Wulin menjadi dingin saat memerintah.
Zhou Zhangxi mengangkat alis dan menyipitkan matanya, sehingga dia terlihat lebih galak. "Menurutmu, dengan siapa kamu sedang bicara?"
"Ambil." Kali ini suara Tang Wulin terdengar menakutkan.
Zhou Zhangxi mengerutkan kening saat menatap Tang Wulin. Dia kemudian menginjak selimut dan menggosoknya ke lantai. Dia menginjak tepat di atas jahitan pola bunga di atas selimut.
Tang Wulin mematung saat melihatnya dan bergumam. "Itu dibuat oleh adik perempuanku."